Jalan berlubang di ruas Tireman-Japerejo yang merupakan penghubung Kecamatan Rembang dengan Kecamatan Pancur dan Pamotan, Kabupaten Rembang kini diuruk gosrok (campuran tanah dan batu). Ruas jalan ini sempat dikeluhkan warga karena banyak lubang dan secara swadaya dipasangi karung berisi material pasir.
Pantauan di lokasi, sekitar pukul 10.00 WIB tadi, penanganan jalan berlubang ini dilakukan dengan cara diuruk menggunakan material pasir. Ruas jalan ini terbilang rusak parah karena ada puluhan lubang menganga di jalan penghubung dua kecamatan ini.
Ada yang diameter lubangnya sekitar 30 sentimeter dengan kedalaman sekitar 10 sentimeter, dan tersebar di sepanjang jalan. Warga setempat, Dewi Febrina, menyebut ada beberapa pekerja yang menguruk lubang di jalan depan rumahnya.
"Iya, pagi ini sudah ditambal. Kata bapak yang nambal, ini tambalan darurat untuk sepanjang jalan (Tireman-Japerejo). Aspalnya baru mungkin Lebaran," kata Dewi kepada detikJateng, Sabtu (2/4/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dihubungi terpisah, Kepala Bidang Bina Marga pada Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTARU) Kabupaten Rembang Nugroho Tri Hutomo membenarkan, pihaknya sudah melakukan penanganan untuk Jalan Tireman-Japerejo yang rusak. Dia menyebut penanganan jalan rusak itu menghabiskan tiga rit material gosrok.
"Iya sudah dilakukan pengurukan. Sudah selesai (pengerjaannya), menghabiskan sekitar tiga rit (grosok)," jelas Nugroho, saat dimintai konfirmasi melalui pesan singkat.
Dia menyebut penanganan ini bersifat sementara. Untuk rencana penambalan sedang proses tender.
"Ada anggaran 1.5 m untuk peningkatan jalan Tireman Japerejo, ini masih proses perencanaan. Perencanaan 1 bulan, tender 1 bulan, jadi sekitar 2 bulan lagi mulai pelaksanaan di lapangan," terangnya.
Sebelumnya diberitakan, ruas jalan Tireman-Japereojo rusak parah. Warga sekitar memasang karung berisi material tanah di salah satu lubang jalan sebagai penanda.
Warga menyebut banyak pengendara yang terjatuh akibat melintasi lubang di jalan itu. Tak hanya motor, mobil, dan kendaraan besar juga banyak yang melindas jalan tersebut sehingga timbul suara cukup berisik.
Hal itu membuat warga memilih memasang karung di jalan yang berlubang itu. Selain agar kendaraan bisa menghindar lubang, pemasangan karung itu juga sebagai bentuk protes karena jalan itu tidak kunjung diperbaiki.
"Dipasang semalam, jam 20.30 WIB. Adik ipar yang masang, soale banyak yang terjebak lubang itu. Saya dengar suara agak trauma," terang Dewi, Jumat (1/4).
(ams/aku)