Tak Ada Penyekatan, Diperkirakan 21,3 Juta Pemudik Masuk Jateng

Tak Ada Penyekatan, Diperkirakan 21,3 Juta Pemudik Masuk Jateng

Angling Adhitya Purbaya - detikJateng
Jumat, 01 Apr 2022 15:50 WIB
Kepala Dinas Perhubungan Jawa Tengah, Henggar Budi Anggoro, Jumat (1/4/2022).
Kepala Dinas Perhubungan Jawa Tengah, Henggar Budi Anggoro, Jumat (1/4/2022). (Foto: Angling Adhitya Purbaya/detikcom)
Semarang -

Pemerintah sudah melonggarkan aturan soal mudik, bahkan tidak ada penyekatan. Sehingga pemudik yang akan masuk ke Provinsi Jawa Tengah diprediksi bakal membludak sampai 21,3 juta orang.

Hal itu disampaikan Kepala Dinas Perhubungan Jawa Tengah, Henggar Budi Anggoro, usai acara bersama Bank Indonesia terkait Internalisasi Penggunaan Transaksi Non Tunai Menggunakan QRIS untuk Trans Jateng di kantor Dishub Jateng, Semarang.

"Sesuai data Balitbang, survei Balitbang Kemenhub, ada kurang lebih 21,3 juta orang yang akan mudik, bergerak ke Jawa Tengah," kata Henggar di kantornya, Jumat (1/4/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari data tersebut, pengguna mobil pribadi menjadi yang terbanyak yaitu sekitar 26,8 persen. Kemudian, ada sepeda motor 18,7 persen, bus 16,3 persen, pesawat 12,1 persen, kapal 1,4 persen, kereta api 9 persen, dan lainnya 15,7 persen.

"Kalau mobil, kita coba angka pendekatan kita, isinya 4 orang. Sedangkan ada yang gunakan sepeda sepeda motor, transportasi umum, ketemunya semua total kurang lebih 21,3 juta orang," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Sedangkan untuk puncak arus mudik diperkirakan bakal terjadi pada H-3 menuju H-2 lebaran. Pemudik yang masuk Jawa Tengah didominasi dari arah barat atau Jakarta. Sejumlah skenario penanganan mudik pun dilakukan.

"Bisa jadi skenario teknisnya di tol akan diterapkan manajemen rekayasa lalulintas berupa one way. Jadi dari Jakarta one way saat arus mudik. Saat itu dari timur pasti semua lewat jalan arteri. Inilah yang harus diantisipasi," katanya.

Jika diketahui ada pemudik yang belum vaksin booster, akan diarahkan agar ketika sampai tujuan segera ke fasilitas kesehatan untuk melakukan vaksin.

"Ada imbauan booster, itu sarana. Tapi kita tidak bisa juga melakukan (vaksinasi). Misalnya di pos pelayanan kita coba cek, kalau belum booster terus kita booster kan nggak boleh. Habis vaksin kan ada dampak ya, nggak mungkin lanjut nyetir. Nah, harapannya nanti arahkan masyarakat ini. Kalau memang belum booster, sampai tujuan segera cari pos kesehatan, puskesmas, agar bisa divaksin booster," tegasnya.

Untuk mengurangi kepadatan pemudik dan menekan jumlah pemudik yang menggunakan motor, Kemenhub sudah menyiapkan 500 bus untuk mudik bareng dengan tujuan Jateng. Enggar juga menyebut pihaknya mempersiapkan penanganan di akses menuju tempat wisata saat masa arus mudik.

"Akan siapkan 500 bus tujuan Jateng. Karena ada sekitar 18 persen pemudik menggunakan motor," ujar pungkasnya.




(sip/dil)


Hide Ads