Sekitar 400 ribu pemudik diprediksi akan masuk ke Lamongan saat masa mudik lebaran tahun ini. Untuk mengantisipasi tingginya pemudik ini, jajaran kepolisian bersama TNI, pemerintah daerah dan instansi terkait telah menyiapkan skema pengamanan selama 17 hari, mulai 23 Maret hingga 8 April 2025.
Wakil Bupati Lamongan Dirham Akbar Aksara menekankan sinergi lintas sektor menjadi faktor kunci dalam mensukseskan pengamanan mudik Lebaran 2025 dan mencapai target zero accident.
"Prediksi puncak arus mudik akan terjadi pada 28-30 Maret, sementara arus balik diperkirakan memuncak pada 5-7 April. Angka pemudik tahun ini terbilang tinggi, yakni sekitar 400 ribu orang yang diprediksi masuk ke Lamongan," kata Dirham Akbar Aksara, Kamis (20/3/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk mengantisipasi tingginya pemudik, jajaran kepolisian bersama TNI, Pemerintah Daerah dan instansi terkait telah menyiapkan skema pengamanan selama 17 hari, mulai 23 Maret hingga 8 April 2025. Sebanyak 269 personel gabungan akan dikerahkan, mulai dari 163 anggota Polri, 12 TNI, serta dukungan dari Satpol PP, tenaga kesehatan, perhubungan, hingga pemadam kebakaran.
"Lonjakan mobilitas di jalur Pantura dan destinasi wisata seperti Wisata Bahari Lamongan (WBL) menjadi perhatian utama," tuturnya.
Untuk mengantisipasi kemacetan, kata Dirham, Jalan Lingkar Utara (JLU) akan dibuka sementara mulai 21 Maret guna mengurai kepadatan. Pos pengamanan dan pos pelayanan, lanjut Dirham, juga disiapkan di titik strategis seperti Pasar Babat, Alun-Alun, dan WBL.
"Pemerintah juga mendukung mudik gratis dengan menyediakan tiga bus hasil kolaborasi dengan Dishub Provinsi Jawa Timur. Satu dari ketiga bus tersebut merupakan bantuan dari Pemkab Lamongan,' ujarnya.
Keberhasilan menekan angka kecelakaan lalu lintas di Lamongan saat Lebaran tahun lalu menjadi pijakan optimisme tahun ini. Pada 2023, terjadi 48 kasus kecelakaan saat mudik Lebaran, sedangkan pada 2024 turun drastis menjadi 15 kasus.
(abq/iwd)