Terpisah Gegara Proyek Tol Jogja-Solo, Warga Boyolali Bikin Paguyuban

Terpisah Gegara Proyek Tol Jogja-Solo, Warga Boyolali Bikin Paguyuban

Jarmaji - detikJateng
Sabtu, 26 Mar 2022 20:30 WIB
Warga Dukuh Klinggen, Desa Guwokajen, Kecamatan Sawit, Boyolali, gelar acara perpisahan karena terdampak proyek Tol Jogja-Solo, Sabtu (26/3/2022).
Warga Dukuh Klinggen, Desa Guwokajen, Kecamatan Sawit, Boyolali, gelar acara perpisahan karena terdampak proyek Tol Jogja-Solo, Sabtu (26/3/2022). Foto: Jarmaji/detikJateng
Boyolali -

Para warga di Boyolali ini terpisah gegara kampungnya terdampak proyek tol Jogja-Solo. Agar tetap bisa menjalin silaturahmi, mereka pun sepakat membentuk paguyuban.

Mereka adalah warga Dukuh Klinggen RT 06 RW 02 Desa Guwokajen, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali.

"Supaya tetap menyatu dan silaturahmi tetap terjalin," kata Sartono, Ketua Paguyuban Warga RT 06 RT 02 Dukuh Klinggen terdampak tol Yogya-Solo, di sela-sela acara perpisahan warga, Sabtu (26/3/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, kenangan para warga di dusun yang berada di sebelah selatan Balai Desa Guwokajen ini sangat banyak. Sebab, mereka lahir dan besar di situ. Suka duka dan guyub rukun dalam satu lingkungan gotong royong pastinya juga meninggalkan kisah tersendiri di antara warga.

Sartono mengatakan, pihaknya tidak kecewa kampung halamannya terkena proyek Tol Jogja-Solo. Pasalnya, mereka mendapatkan ganti rugi yang besar dan malah untung.

ADVERTISEMENT

"Tetapi selain itu, kita kecewa terpisah dengan warga yang sudah lama bergabung dalam satu RT ini dan guyub rukun," ucap dia.

Senada diutarakan warga lainnya, Gunawan Djoko Hariyanto, yang mengaku berat meninggalkan tanah kelahirannya tersebut.

"Anak-anak saya itu sangat berat dan menangis saat kemarin rumahnya pada dirobohkan. Lahir di sini, sekolah di sini, besar di sini, kerja di sini, akhirnya berpisah semua," kata Gunawan di lokasi yang sama.

"Namun dengan adanya paguyuban ini Insya Allah masih bisa menyatu. Kita sudah ada grup di WA, Paguyuban Warga Dukuh Klinggen, itu setiap event apa pun, misalnya ada hajatan, kematian, akan tersiarkan di paguyuban," tambah dia.

Menurut Gunawan, program dari paguyuban warga Dukuh Klinggen terdampak jalan tol Yogya-Solo tersebut ke depannya juga akan menggelar pertemuan rutin. Sehingga silaturahmi warga yang sudah puluhan tahun hidup bersama itu tetap terjalin.

"Rencananya setiap bulan ganjil diadakan arisan pertemuan warga. Di sini juga ada paguyuban ahli waris makam Mondoroko. Tiap bulan Ruwah kita rencanakan bisa bertemu, berkumpul, mendoakan ahli waris saat Ruwahan, memelihara adat istiadat warga di sini," jelas Gunawan.

Diberitakan sebelumnya, karena terdampak proyek Tol Jogja-Solo, Dukuh Klinggen yang semula didiami 58 keluarga itu kini hanya menyisakan 8 KK. Warga yang terkena proyek tol harus pindah rumah dan terpencar. Sebagian di antaranya keluar dari Boyolali.




(rih/dil)


Hide Ads