Pada era tahun 1980-an, nama pelawak Gepeng begitu populer. Pria yang sempat bergabung dengan kelompok Srimulat itu hidup mewah bergelimang harta bersama keluarganya.
Namun, sayang Gepeng tidak berumur panjang. Pelawak yang terkenal dengan jargon 'untung ada saya' itu meninggal tahun 1988. Kehidupan keluarganya juga mulai berubah.
Bagaimana kehidupan Keluarga Gepeng di Solo saat ini?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
detikJateng mencoba menelusurinya dengan menemui istri mendiang Gepeng. Supiah, nama wanita itu, kini tinggal di sebuah rumah kontrakan yang berada di Jalan Samudera Pasai, tepatnya di Sukomulyo RT 1/RW 11, Kadipiro, Banjarsari.
Rumah itu dikontrak sejak enam tahun lalu. Dia tinggal berdesak-desakan dengan keempat anaknya serta beberapa cucu.
Rumah itu menghadap ke timur, tepat di tepi jalan utama di kawasan Kadipiro. Ada beberapa sepeda motor dan kandang burung dara di bagian depan rumah.
Saat ditemui detikJateng, Supiah baru saja selesai menyiapkan barang dagangan berupa makanan yang dijualnya sehari-hari. Seperti sate usus, lele goreng, ayam goreng, kremes dan berbagai lauk lainnya.
"Untuk tetap bertahan, ya sebisanya mencari uang dengan berjualan. Sudah cukup lama berjualan seperti ini, ya dititip-titipkan di warung wedangan. Sing penting kendile ra ngguling (periuk tak terguling)," urai Supiah, Minggu (20/3/2022).
Dia mengakui, keluarganya pernah hidup bergelimang harta di masa lalu. Semua yang diinginkan bisa menjadi kenyataan.
"Dulu saya punya mobil enam, sepeda motor ada lima, rumah-tanah ada di beberapa tempat. Tapi semuanya habis," katanya.
Sepeninggal Gepeng, Supiah yang merupakan seorang penari itu sempat mencoba mendirikan kelompok ketoprak. Sayang, kesenian itu semakin tergerus zaman.
"Dulu sempat jadi juragan ketoprak dengan anggota mencapai 75 orang. Kami sudah pentas ke berbagai kota, tetapi akhirnya tidak bisa bertahan," bebernya.
Kini, cerita kehidupan mewah sebagai keluarga seorang bintang hanya jadi masa lalu.
(ahr/rih)