Di era tahun 80-an, nama pelawak Gepeng begitu terkenal di tanah air. Bahkan popularitas pelawak yang dibesarkan oleh grup lawak Srimulat itu mengalahkan pelawak lainnya.
Film layar lebar berjudul 'Untung Ada Saya' yang dengan cepat melambungkan namanya. Berikut kisah hidup Gepeng, dari penuturan sang anak, Kris Tatang Mareta Aji.
Tatang menyampaikan, sebelum begitu terkenal, pelawak bernama asli Rismanto itu hanyalah pemain ketoprak keliling.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Awal karir bapak, saat usia 15 tahun beliau sudah bisa pegang wayang, karawitan dan belum masuk lawak," terang Tatang saat ditemui detikJateng, Jumat (18/3/2022).
Tatang menuturkan pada tahun 1976-1977 dari Muntilan, Gepeng nekat hijrah ke Solo. Saat itu perekonomian keluarga Gepeng hanya pas-pasan, sehingga dirinya pun berani memilih jalan untuk merantau ke Solo dengan harapan bisa mengubah perekonomian keluarganya.
"Saat itu ekonomi seret kemudian memberanikan diri dengan meninggalkan ketoprak keliling, tobong-tobong ingin menaikkan ekonomi keluarga," paparnya.
"Saat itu saya masih kecil, dibawa ke tempat kakek nenek ikut ketoprak. Yang diajak ke Solo adik saya, di Solo tidak langsung masuk Srimulat, melainkan ikut ketoprak di grup Cokro Jio," sambungnya.
Ketoprak itu, lanjut Tatang, di bawah pengelolaan Srimulat. Di ketoprak itu pun, Gepeng tidak langsung menjadi pemain, melainkan hanya sebagai pengrawit. Kemudian, Gepeng dites kembali dengan berbagai alat karawitan dan lulus.
"Dites dari kendang, rebab, bonang, slenthem sampai gong bisa. Baru di tahun 1979 akhir bapak dites masuk ke Srimulat dan lolos," katanya.
Sebelum Gepeng masuk televisi, istrinya, Supiah, yang merupakan penari justru lebih dulu tampil televisi. Sopiah pun rela mengundurkan diri untuk mendorong sang suami agar bisa eksis di televisi.
"Ibu saya seorang penari, duluan masuk televisi, beliau mengundurkan diri untuk mendorong bapak agar bisa masuk. Tahun 1981 bapak tampil di Srimulat," terangnya.
Saat manggung di Srimulat, bapaknya tak langsung menggunakan nama panggung Gepeng, melainkan Fredy. Nama itu pun diprotes oleh sang istri lantaran dinilai tidak sesuai dengan karakter dan pembawaannya.
"Ibu komplain, awak (badan) kerempeng, botak, tidak cocok namanya Fredy. Fredy itu ganteng tinggi besar, kaya sehingga bertolak belakang. Setelah itu bapak balik ke Jogja dan minta nama ke Mbah Basio," ceritanya.
Ada dua nama yang disodorkan untuk Rismanto yakni Gepeng dan Penyet. Kemudian pelawak dengan karakter suara cempreng itu memilih nama Gepeng.
"Bapak itu dipadukan dengan pelawak lain bisa nyambung, seperti dengan almarhum Benyamin, Subagio, Kang Ibing bisa masuk semua. Bapak ini belum keluar saja sudah lucu, ini yang membuat saya penasaran sampai sekarang," katanya.
Sukses di Srimulat, lanjut Tatang, Gepeng merambah ke dunia film. Film pertama yang dibintangi ayahnya berjudul Gaya Merayu. Sayangnya film itu tidak begitu laku di pasaran.
"Kemudian Srimulat kembali membuat film dengan judul 'Untung Ada Saya' baru meledak di pasaran. Untung ada saya, meledak dan mengalahkan hampir seluruh film yang ada," urainya.
Hal itulah yang membuat kehidupan Gepeng berubah total. Ketenaran dan kemewahan yang didapatkan Gepeng menjadikannya seseorang yang kemudian berubah total dalam penampilanya.
Kehidupan baru itu pun mendorong Gepeng sekeluarga hijrah ke Ibu Kota kisaran tahun 1984. Gepeng tinggal di wilayah Slipi Raya dan banyak tampil di stasiun televisi.
Kontroversi Gepeng: Dipenjara Gegara Senpi Ilegal-Hobi Alkohol
Ketenaran yang didapatkan Gepeng membuatnya dengan mudah mendapatkan apa yang diinginkan, termasuk senjata api. Pada 1983 Gepeng ditangkap karena kepemilikan senjata api ilegal itu.
"Pada saat itu bapak satu-satunya pelawak yang punya senjata api, akhirnya dikasuskan dan masuk (penjara)," ungkap Tatang. Sekeluarnya dari penjara, Gepeng pun kembali berkarya dengan berbagai banyolannya yang khas.
Kehidupan glamor dijalani Gepeng dengan ketenaran yang didapatkannya. Gepeng pun terbuai dengan kesenangan duniawi termasuk meneruskan hobinya minum-minuman beralkohol.
Tatang menceritakan, kegemaran Gepeng mengonsumsi minuman beralkohol itu cukup parah. Bahkan, bangun tidur saja Gepeng sudah mulai minuman beralkohol.
"Ciu itu nomor satu buat dia, bangun tidur saja sudah minum. Karena apa yang diinginkan itu terpenuhi dia (seolah) menjadi raja, karena apa yang dimau pasti tercapai termasuk anak-anaknya dapat semua yang diinginkan," kenang Tatang.
Tatang juga tidak memungkiri, kehidupan wah yang dijalani ayahnya itu membuatnya jarang pulang. Meski begitu, Tatang menampik jika ayahnya melupakan tanggung jawab kepada anak istrinya.
Menurutnya, Gepeng tetap memperhatikan kondisi keluarganya. Termasuk memenuhi semua keperluan yang dibutuhkannya.
"Bapak itu jarang pulang, walaupun begitu bapak selalu memperhatikan keluarga. Semangatnya hidup adalah anak istri agar bahagia," bebernya.
Sempat Diantar Presiden Suharto Berobat ke Australia
Hobinya mengkonsumsi alkohol membuat Gepeng akhirnya divonis menderita liver. Dia terus mengkonsumsinya bahkan setelah diantar berobat ke Australia oleh Presiden Soeharto dan Ibu Tien.
"Pada tahun 1984 bapak dibawa Ibu Tien dan Pak Harto naik pesawat pribadi ke Australia. Baru turun dari pesawat dokter sudah memvonis bahwa bapak mengalami liver bengkak, karena kurang tidur banyak minum," ucapnya.
Meski sudah divonis terancam tak berumur panjang, Gepeng tetap sulit menghentikan kebiasaannya minum minuman beralkohol. Di sisi lain sederet kontroversinya itu membuat, Gepeng akhirnya dipecat dari Srimulat.
Gepeng pun terpaksa kembali ke Solo dan tinggal di kawasan Gremet, Banjarsari. Usai dipecat Srimulat, Gepeng mendirikan grup lawak sendiri bernama Sukarya Gepeng CS.
Tatang menuturkan Gepeng meninggal dalam perjalanannya ke Temanggung pada 1988. Kala itu, Gepeng mengalami muntah darah dan tidak bisa berbicara.
"Saat perjalanan itu bapak tidak bisa bicara dan muntah darah. Kemudian dilarikan ke rumah sakit Panti Waluyo, dan meninggal dunia," paparnya.
Gepeng pun dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Bonoloyo.
(ams/ams)