Kisah Beratnya Eks Napi Terorisme Usai Taubat-Kembali ke NKRI

Kisah Beratnya Eks Napi Terorisme Usai Taubat-Kembali ke NKRI

Febrian Chandra - detikJateng
Kamis, 17 Mar 2022 05:26 WIB
Sufyan Tsauri, eks napi terorisme usai mengaji bareng Gus Baha, Rabu (16/3/2022).
Eks napi terorisme, Sufyan Tsauri, usai mengaji bareng Gus Baha, Rabu (16/3/2022). Foto: Febrian Chandra/detikJateng.
Rembang -

Setelah menjalani masa hukuman bertahun-tahun di penjara, Sufyan Tsauri kini aktif mengedukasi bahaya paham-paham ekstremis kepada masyarakat. Sufyan Tsauri adalah mantan narapidana terorisme (napiter). Dia dulu merupakan anggota polisi yang terseret paham ekstremis dan bergabung dengan jaringan terorisme jaringan Al Qaida Asia Tenggara.

Kini Sufyan Tsauri aktif menjadi koordinator lapangan (korlap) Persatuan Alumni Napiter NKRI Seluruh Indonesia (PANNSI). Usai mengikuti pengajian bareng KH Ahmad Bahauddin yang akrab disapa Gus Baha, Syufan membagikan cerita betapa sulitnya terbebas dari paham terorisme.

"Kalau sudah terkena doktrin, kalau mau mengubah mindset susah. Jadi kadang mereka ini perlu waktu, maka jangan pernah ikutan-ikutan masuk ke kelompok ini," ucap Sufyan Tsauri saat ditemui detikJateng di Pondok Pesantren (Ponpes) Tahfizrul Qur'an Rembang, Kecamatan Kragan, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, Rabu (16/03/2022).

Silaturahmi dan pengajian para eks napiter bersama Gus Baha di Rembang, Rabu 16/3/2022).Silaturahmi dan pengajian para eks napiter bersama Gus Baha di Rembang, Rabu 16/3/2022). Foto: Febrian Chandra/detikJateng

Sufyan mengatakan, seseorang yang sudah masuk ke kelompok teroris akan sulit untuk keluar dari pemikiran-pemikiran radikal.

"Sehingga nanti dia akan susah tobatnya, karena terkait dia akan dibully, dia akan diintimidasi, dan tidak mustahil ancaman-ancaman pembunuhan dari kelompok-kelompok lamanya. Makanya jangan pernah coba-coba, cukup kami yang menjadi contoh pelajaran," terang dia.

Selain itu, Sufyan mengaku sempat kesulitan untuk kembali ke masyarakat karena stigma paham radikal. Padahal saat itu, dia sudah bertaubat dan kembali kepada NKRI.

"Untuk membunuh stigmatisasi bahwa kita teroris itu sulit. Maka butuh waktu, butuh kepercayaan dari masyarakat, dan mereka juga berhati-hati. Maka kemudian teman-teman yang sudah tobat harus kita ikrarkan, tunjukkan bahwa kita sudah steril, sudah move on dari pemikiran-pemikiran tersebut," jelas dia.

Apabila dapat keluar dari paham terorisme, Sufyan menambahkan, mereka juga akan diperlakukan tidak baik oleh kelompok yang masih terjebak dalam paham tersebut.

"Kami banyak dikecam, dituduh jadi antek-antek BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme), antek-antek taghut NKRI, tapi itu tidak pernah menyurutkan kami untuk kembali ke NKRI. Karena kami menganggap rujuk dari pemahaman lama itu jauh lebih baik," ujar dia.

Meskipun begitu, Sufyan Tsauri bersama dengan eks napiter lainnya bertekad untuk memberikan penndidikan kepada masyarakat agar tidak terjerembab dalam paham terorisme.

"Insya Allah kita akan terus mengedukasi masyarakat terkait kelompok-kelompok radikal yang mengancam bangsa dan negara ini, mengancam perpecahan dan kesatuan bangsa," kata dia.




(dil/dil)


Hide Ads