Aktivitas Gunung Merapi meningkat kemarin hingga memuntahkan awan panas sejauh 5 kilometer. Guguran awan panas terpantau mulai dari Rabu (9/3) tengah malam hingga dini hari tadi.
Berikut ini sejumlah dampak dari erupsi Gunung Merapi sejauh ini:
Ratusan Warga Sempat Mengungsi
Seratusan warga Dusun Kalitengah Lor, Glagaharjo, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) melakukan evakuasi mandiri pada kemarin pukul 23.30 WIB. Ketua Komunitas Siaga Merapi (KSM), Rambat Wahyudi, mengungkap total ada 193 orang warga yang sempat mengungsi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mayoritas warga yang mengungsi merupakan wanita, lansia, dan balita. Mereka mengungsi di barak pengungsian Balai Kalurahan Glagaharjo. Warga akhirnya kembali ke rumah pada pagi hari tadi setelah kondisi aman.
Tak hanya di Sleman, warga di kawasan rawan bencana (KRB) III Desa Balerante, Kecamatan Kemalang Klaten Jawa Tengah juga mengevakuasi diri secara mandiri. Kepala Pelaksana BPBD Klaten Sri Winoto mencatat ada sekitar 50 orang warga yang turun ke Balai Desa Balerante.
Puluhan warga itu berasal dari Dusun Sambungrejo, Sukorejo, dan Ngipiksari. Setelah dipastikan aman, warga kembali pulang dan beraktivitas normal pada sekitar pukul 06.00 WIB pagi tadi.
Hujan abu mengguyur Jawa Tengah
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) melaporkan hujan abu terpantau di sejumlah wilayah di Kabupaten Magelang, yakni di Kecamatan Sawangan yang meliputi Pos Pengamatan Gunungapi Babadan, Desa Tlogolele, Desa Ketep, Desa Jati, Desa Soronalan, dan Desa Gantang.
Selain itu, hujan abu terjadi di Desa Paten, Desa Sengi, dan Desa Krinjing, semuanya berada di Kecamatan Dukun, Magelang. Untuk di Kabupaten Klaten hujan, abu vulkanik hanya mengguyur satu desa, yakni Balerante yang berada di Kecamatan Kemalang.
Petani terancam gagal panen
Lahan pertanian milik warga di lereng Merapi, wilayah Kabupaten Magelang, terdampak hujan abu. Kondisi ini mengancam panenan petani karena banyak tanamannya ambruk terkena abu vulkanik.
Berdasarkan pantauan detikJateng, hujan abu dari Gunung Merapi terjadi di wilayah Desa Paten dan Krinjing, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang. Untuk wilayah ini diperkirakan jaraknya sekitar 5 km dari puncak Gunung Merapi.
Di Desa Paten ini, jalanan aspal yang berwarna hitam menjadi keputihan karena abu vulkanik. Demikian halnya atap rumah milik warga.
Selain itu, abu vulkanik juga mengguyur tanaman milik warga. Petani yang memetik cabai terpaksa harus mencuci panenannya. Demikian juga tanaman sayuran yang sedang tumbuh harus dibersihkan.
Bahkan cabai maupun tomat yang siap panen sebulan lagi juga terkena abu vulkanik. Abu menempel baik di buah maupun dedaunan. Untuk itu, petani hanya pasrah dan terancam gagal panen.
Nur Yamni, warga Dusun Babadan 1, Desa Paten, Kecamatan Dukun, mengatakan tanaman cabai miliknya ditanam di lahan sekitar patang kesuk atau sekitar 10.000 meter persegi. Cabai tersebut sudah mulai berbuah dan diperkirakan sebulan lagi panen. Namun karena terkena hujan abu, tanaman cabai banyak yang ambruk tidak kuat menahan tebalnya abu.
"Tanaman itu pada ambruk. Buahnya banyak, terus terkena abu, tanaman nggak kuat," katanya.
Hal berbeda dilakukan petani Eni, warga Desa Krinjing. Ia terlihat tengah membersihkan abu di tanaman kol dan cabai. Demikian juga di tanaman tomat, abu vulkanik juga menempel di dedaunan. Bahkan, tanaman terlihat memutih.
"Kami berharap segera turun hujan agar abu bersih," tuturnya.
Warga cuci tanaman jagung untuk pakan ternak
Hujan abu dampak erupsi Gunung Merapi melanda 10 desa di Kecamatan Dukun dan Sawangan, Kabupaten Magelang. Hujan abu berdampak kepada warga yang terpaksa mencuci rumput untuk pakan ternak akibat terkena abu vulkanik.
"Rumput ini (terkena abu) jika langsung dikasih hewan sapi bisa berbahaya. Karena makannya kurang lahap jadi mau nggak mau harus dicuci," kata salah satu peternak sapi warga Jombong, Desa Paten, Suparjo (35) kepada wartawan, hari ini.
Tempat wisata ditutup
Objek wisata di lereng Gunung Merapi yakni Bunker Kaliadem dan Bukit Klangon, Sleman ditutup dampak erupsi Gunung Merapi semalam. Kepala Pelaksana BPBD Sleman, Makwan, menjelaskan keputusan ini diambil karena jarak luncur awan panas Gunung Merapi mencapai 5 kilometer ke arah Kali Gendol.
Dengan penutupan ini maka akses ke Bunker Kaliadem juga ditutup. Sehingga jip wisata diimbau untuk tidak memasuki kawasan itu.
(sip/aku)