Perselisihan antartetangga di Desa Mejobo, Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah berujung penutupan akses masuk ke rumah warga. Akibatnya jalan keluar masuk rumah seorang wanita yang hidup seorang diri, Sutikah (55), tidak bisa dilewati karena ditutup tembok.
Gara-gara akses masuk ke rumahnya ditutup, Sutikah pun harus pindah ke rumah saudara. Dari pantauan detikJateng di lokasi, terlihat tembok tinggi menutup rapat akses rumah Sutikah.
Namun hari ini tembok yang menghalangi rumahnya dibongkar sementara. Pembongkaran ini hanya dilakukan selama dua hari saja. Setelah itu akan ditutup lagi oleh pemiliknya yang tidak lain adalah seorang tetangganya sendiri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tampak semua barang milik Sutikah diangkut di mobil menuju Kecamatan Mejobo. Polisi, TNI dan pegawai kecamatan turut membantu evakuasi barang milik Sutikah tersebut.
Sutikah mengaku tinggal di rumah sederhana itu sejak puluhan tahun silam. Dia mengaku selama ini teraniaya oleh ulah tetangganya itu hingga puncaknya akses jalan menuju rumahnya ditutup tembok.
"Tinggal di sini tidak cuma tahunan, ini mbah buyut sudah tinggal di sini, waktu ditinggal bapak masih umur kecil kok, tidak terima tahunan," kata Sutikah kepada wartawan ditemui di lokasi, Selasa (8/3/2022).
"Saya di sini teraniaya terus, tidak pernah dapat bantuan, saya dapat bedah rumah yang layak malah tidak membantu. Jadi sedesa selalu memojokkan saya," ujar dia.
Sutikah yang tinggal seorang diri mengaku sudah diajak mediasi dengan tetangganya. Dari hasil mediasi yang difasilitasi pemerintah kecamatan itu, Sutikah harus pindah ke rumah saudara.
"Mediasi saya jelek, saya yang (dianggap) maki, saya ngomong tidak begitu tapi ditambah-tambahi. Saya bilang dilebih-lebihkan," ungkap dia.
"Pokoknya saya dipojokkan seakan-akan saya buruk, ya sudah sudah tidak apa-apa, Tuhan yang maha tahu. Saya tidak tahu, saya janda, sudah tidak kerja," sambung Sutikah.
Pada kesempatan yang sama, Kasi Trantib Kecamatan Mejobo, Wiyoto mengatakan konflik antartetangga ini adalah kesalahpahaman. Sehingga timbul permasalahan. Menurutnya, konflik antartetangga ini sudah berlangsung lama.
"Ini adalah biasa antartetangga miskomunikasi, kemungkinan sehingga timbul permasalahan, ini sejak lama sebenarnya," jelas Wiyoto kepada wartawan ditemui di lokasi.
Hanya saja Wiyoto enggan menjelaskan secara detail pemicu kedua tetangga ini berkonflik berujung tembok setinggi 2 meter tersebut. Wiyoto menilai jika Sutikah tetap tinggal di rumahnya itu perselisihan tidak kunjung selesai. Terlebih akses menuju rumah janda yang tinggal seorang diri ditutup tembok.
"Kami juga masuk ke sana, kami nilai saja berarti sudah tidak bisa jadi tetangga lagi. Sehingga harus dicarikan jalan keluar bagaimana masalah bisa selesai, kalau di sini masalah tidak akan selesai," sambungnya.
Wiyoto menambahkan, konflik ini memuncak setelah ada tembok yang menghadangi rumah Sutikah seminggu ini. Pemerintah kecamatan kata dia juga telah melakukan mediasi. Hasilnya, lanjutnya bahwa Sutikah dicarikan tempat tinggal yang baru dan layak.
"Kita sudah memediasi kemarin bahwa yang punya tanah memberikan kelonggaran untuk dibuka temboknya, tapi nanti setelah sesuai kesepakatan kemarin setelah dua hari nanti mau ditutup," ujar dia.
"Kami berterima kasih, masih diberikan kesempatan ini untuk pindah ke tempat yang lain, karena kita melihat kondisi bu Sutikah ini memprihatinkan kewajiban kami dan masyarakat tetap membantu bagaimana beliau masih bisa menempati yang baru dan layak," sambung dia.
Sutikah berencana akan tinggal di rumah saudaranya yang tak jauh dari tempat tinggalnya. Sedangkan rumah yang dia tinggalkan rencananya akan dijual.
(sip/sip)