Tak Hanya di Keppres 1 Maret, Nama Soeharto Juga Tak Ada di Monumen SU Jogja

Tak Hanya di Keppres 1 Maret, Nama Soeharto Juga Tak Ada di Monumen SU Jogja

Heri Susanto - detikJateng
Jumat, 04 Mar 2022 17:43 WIB
Tetenger Serangan Umum 1 Maret 1949.
Tetenger Serangan Umum 1 Maret 1949. (Foto: Heri Susanto/detikJateng)
Yogyakarta -

Ramai di media sosial soal nama Letkol Soeharto yang hilang dalam Keputusan Presiden (Keppres) No 2 Tahun 2022 tentang Hari Penegakan Kedaulatan Negara. Ternyata, di tetenger (monumen) Serangan Umum 1 Maret 1949 di Keben, Keraton, nama Letkol Soeharto juga tak ada.

Tetenger yang berada di Jalan Rotowijayan, Keben, Keraton tersebut tak menuliskan nama Letkol Soeharto. Di tetenger berbentuk batu itu, hanya tertulis, 'Sri Sultan Hamengku Buwono IX mengambil prakarsa Serangan Oemoem 1 Maret 1949 dan disetujui Panglima Besar Jenderal Sudirman'. Kemudian di bawahnya ada tulisan penunjuk lokasi 'Pertemuan Sri Sultan Hamengku Buwono IX dengan Komandan WE III' disertai tanda panah tanpa menyebut nama.

WE III sendiri merujuk pada Wehrkreis III, sistem daerah pertahanan yang digunakan TNI saat Belanda melancarkan agresi militer. Pada saat itu, Komandan Wehrkreis III dijabat oleh Letkol Soeharto.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dimintai tanggapan terkait hal itu, Ketua Paguyuban Wehrkreis III Jogja S Soedjono menjelaskan, sepengetahuan dirinya dengan penulisan jabatan Komandan Wehrkreis III sudah cukup.

"Untuk nama pejabat Komandan Wehrkeis III pasti Letkol Soeharto. Tapi, tanpa penulisan nama, saya kira sudah cukup. Sudah ada penulisan nama jabatan," kata S Soedjono saat dihubungi detikJateng, Jumat (4/3/2022).

ADVERTISEMENT

Ia mengungkapkan, tanpa ada penulisan nama, bukan berarti melupakan jasa sosok Letkol Soeharto. Semua anggota Wehrkreis maupun masyarakat sudah mengetahui peran dari Letkol Soeharto maupun Sri Sultan Hamengku Buwono IX yang disebutkan memprakarsai Serangan Umum 1 Maret.

"Peran masing-masing sangat besar. Semua tahu, masyarakat dan anggota Wehrkreis atas peran Letkol Soeharto dan Sri Sultan Hamengku Buwono IX," katanya.

Ia menambahkan, selama ini pihaknya biasa saja dengan penulisan nama tersebut. Tak pernah mempermasalahkan maupun menanyakan, baik ke Keraton maupun Pemerintah Daerah (Pemda) DIY terhadap penulisan papan penunjuk di tetenger tersebut.

"Kami anggap biasa saja. Kami juga tidak pernah menanyakan dan ada yang menanyakan," katanya.

Tetenger Serangan Umum 1 Maret 1949.Tetenger Serangan Umum 1 Maret 1949. Foto: Heri Susanto/detikJateng

Terhadap perbaikan penulisan di tetenger tersebut, lanjut Soedjono, sampai saat ini Paguyuban Wehrkreis III Jogja belum memiliki rencana untuk menuliskan jabatan dan nama lengkap.

"Kami belum ada rencana," jelasnya.

Menurut penjelasan Pengageng Tepas Dwarapura Kraton Ngayogyakarta KRT Jatiningrat tetenger tersebut diresmikan pada Juni 2000 oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X bersamaan dengan peringatan Jogja Kembali.




(aku/ahr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads