7 Fakta Laka Maut Bus Wisata Siswa MI Kudus di Bayeman Purbalingga

Round-Up

7 Fakta Laka Maut Bus Wisata Siswa MI Kudus di Bayeman Purbalingga

Tim detikJateng - detikJateng
Kamis, 03 Mar 2022 19:38 WIB
Kecelakaan bus tabrak tebing di Purbalingga
Kecelakaan bus tabrak tebing di Purbalingga. (Foto: dok. SAR Purbalingga)
Solo -

Bus pariwisata Kalingga Jaya bernomor polisi B 7084 KAA yang membawa rombongan Siswa MI Mihtaful Arif Kudus mengalami kecelakaan di Bayeman, Kecamatan Karangreja, Purbalingga, pagi tadi. Satu orang yakni kondektur meninggal dalam peristiwa itu. Sementara belasan korban lain dilarikan ke beberapa fasilitas kesehatan akibat mengalami luka.

Berikut fakta yang dirangkum detikJateng seputar kecelakaan tersebut.

1. Korban meninggal kondektur bus

"Korban meninggal di tempat kondektur bernama Lukman (20) alamatnya di Desa Ndaren Kecamatan Nalumsari Kabupaten Jepara," kata Kasat Lantas Polres Purbalingga AKP Rizky Widyo Pratomo saat dihubungi, Kamis (3/3/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rizky mengatakan kecelakaan itu terjadi sekitar pukul 04.00 WIB tadi. Bus pariwisata Kalingga Jayaitu membawa rombongan siswa MI Mihtaful Arif Kudus sebanyak 53 orang termasuk guru pendamping.

2. Rombongan wisata siswa MI Mihtaful Arif Kudus

"Rombongan membawa 53 orang akan liburan di Baturaden Banyumas, kecelakaan karena rem blong di turunan Bayeman 50 meter sebelum jalur penyelamat menabrak tebing sisi kiri jalan," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Rizky menjelaskan berdasarkan keterangan saksi sebelum kejadian rombongan berangkat dari Kudus pukul 21.00 WIB. Rombongan ini hendak ziarah ke makam Sunan Kalijaga lalu melanjutkan ziarah ke makam Sakuro.

"Pukul 01.00 WIB dari Pekalongan rombongan berangkat ke Baturaden via Pemalang Purbalingga. Pukul 04.00 WIB kejadian laka lantas," tuturnya.

3. Korban luka capai belasan orang

Rizky menyampaikan korban meninggal satu orang, dan enam orang lainnya mengalami patah tulang. Korban dibawa ke RSUD Goeteng Taroenadibrata Purbalingga.

Lalu 4 orang luka-luka dilarikan ke RSUD Goeteng Taroenadibrata, sedangkan 4 orang dilarikan ke PKU Muhammadiyah Bobotsari yang mengalami luka lecet dan memar. Sementara 15 korban dilarikan ke Puskesmas Karangreja dan selebihnya dievakuasi ke Jalan Anyar Desa Tlahab Lor.

4. Pakar soroti pengemudi tak paham rute

"Kecelakaan rombongan bus pariwisata biasanya Pengemudi tidak paham dengan rute yang akan dilalui karena bukan pramudi tetap atau pegawai di PO Bus Pariwisata tersebut melainkan pramudi siapapun yang penting punya SIM B1/B2, walaupun tidak memiliki pengalaman cukup di rute tersebut," kata Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan MTI Pusat Djoko Setijowarno kepada detikJateng, Kamis (3/3/2022).

Djoko juga menyoroti dugaan PO bus tersebut tidak memberikan panduan perjalanan bagi sopir. Sehingga sopir yang tidak memiliki pengalaman dengan rute tersebut rawan kecelakaan.

"PO Bus Pariwisata tidak memilki risk journey yang dijadikan panduan pramudi ketika akan berangkat ke suatu tujuan. Hal ini mengakibatkan pengemudi tidak paham road hazard mapping pada rute yang akan dilalui," terangnya.

"Tidak ada tata cara mengemudi bus konvoi atau rombongan di jalan, sehingga pramudi cenderung selalu ingin lebih cepat sampai tujuan tanpa memperhatikan keselamatan. Hal ini akan diperparah lagi jika penumpang juga meminta pengemudi agar bus mereka paling duluan sampai di tujuan," sambung dia.

5. Turunan Bayeman berbahaya untuk kendaraan besar

Menurutnya turunan Bayeman Karangrejo, Purbalingga merupakan salah satu rute yang memiliki tikungan kecil. Sehingga rute tersebut berbahaya jika dilalui kendaraan berukuran besar.

"Ini jalur bukan untuk kendaraan besar, tikungannya 'r' nya kecil-kecil, sehingga menciptakan gaya sentrifugal yang besar cukup berbahaya bagi kendaraan besar dengan kecepatan tinggi," ucap Djoko.

"Gaya sentrifugal yang menarik kendaraan ke arah jurang/tebing besarnya berbanding lurus dengan massa kendaraan dan kecepatannya dan berbanding terbalik dengan jari-jari tikungan. Artinya di sini kendaraan besar dengan kecepatan tinggi berisiko masuk jurang karena tertarik gaya sentrifugal," jelas dia.

Di sisi lain, Djoko juga menyoroti soal uji KIR yang dilakukan terhadap kendaraan tersebut. Sebab Kartu Pengawasan (KPS) bus tersebut aktif, namun data uji KIR belum diperbaharui PO bus tersebut.

"KPS aktif uji KIR belum diupdate sama perusahaan. Harusnya aktif juga saat perpanjangan KPS, perusahaan suka malas update data di spionam," ucapnya.

6. Sopir syok, belum bisa dimintai keterangan

Satlantas Polres Purbalingga melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di lokasi kecelakaan. Menurutnya polisi, penyebab pasti kecelakaan masih menunggu hasil pemeriksaan terhadap pengemudi bus.

"Kami masih olah TKP, pengemudi masih mendapatkan perawatan karena luka dan masih dalam kondisi syok," kata Kasat Lantas Polres Purbalingga AKP Rizky Widyo Pratomo, Kamis (3/3/2022).

Menurut Rizky, identitas pengemudi bus bernama Bambang Listyono (38), warga Desa Mbandengan, Kabupaten Kudus. Sementara kondektur bus yang meninggal bernama Lukman (20), warga Desa Ndaren, Kecamatan Nalumsari, Kabupaten Jepara.

7. Polisi ungkap dugaan penyebab kecelakaan

"Dugaan kami ada dua penyebab kecelakaan. Yang pertama bisa jadi rem bus blong sehingga pengemudi tidak bisa mengendalikan laju kendaraan. Apalagi jalannya curam," ungkap Kasat Lantas Polres Purbalingga AKP Rizky Widyo Pratomo.

Rizky juga mengungkap kemungkinan kedua yaitu dimungkinkan pengemudi belum hafal medan. Karena kejadian sekitar pukul 04.00 WIB, sehingga kondisi jalan masih gelap.

"Kemungkinan kedua, pengemudi belum hafal medan," imbuhnya.




(aku/aku)


Hide Ads