Bus wisata pengangkut rombongan siswa asal Kudus menabrak tebing gegara rem blong di turunan Bayeman Karangrejo, Purbalingga. Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan MTI Pusat Djoko Setijowarno membeberkan sejumlah analisanya terkait kecelakaan tersebut.
"Kecelakaan rombongan bus pariwisata biasanya Pengemudi tidak paham dengan rute yang akan dilalui karena bukan pramudi tetap atau pegawai di PO Bus Pariwisata tersebut melainkan pramudi siapapun yang penting punya SIM B1/B2, walaupun tidak memiliki pengalaman cukup di rute tersebut," kata Djoko kepada detikJateng, Kamis (3/3/2022).
Djoko juga menyoroti dugaan PO bus tersebut tidak memberikan panduan perjalanan bagi sopir. Sehingga sopir yang tidak memiliki pengalaman dengan rute tersebut rawan kecelakaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"PO Bus Pariwisata tidak memilki risk journey yang dijadikan panduan pramudi ketika akan berangkat ke suatu tujuan. Hal ini mengakibatkan pengemudi tidak paham road hazard mapping pada rute yang akan dilalui," terangnya.
"Tidak ada tata cara mengemudi bus konvoi atau rombongan di jalan, sehingga pramudi cenderung selalu ingin lebih cepat sampai tujuan tanpa memperhatikan keselamatan. Hal ini akan diperparah lagi jika penumpang juga meminta pengemudi agar bus mereka paling duluan sampai di tujuan," sambung dia.
Menurutnya turunan Bayaman Karangrejo, Purbalingga merupakan salah satu rute yang memiliki tikungan kecil. Sehingga rute tersebut berbahaya jika dilalui kendaraan berukuran besar.
"Ini jalur bukan untuk kendaraan besar, tikungannya 'r' nya kecil-kecil, sehingga menciptakan gaya sentrifugal yang besar cukup berbahaya bagi kendaraan besar dengan kecepatan tinggi," ucap Djoko.
"Gaya sentrifugal yang menarik kendaraan ke arah jurang/tebing besarnya berbanding lurus dengan massa kendaraan dan kecepatannya dan berbanding terbalik dengan jari-jari tikungan. Artinya di sini kendaraan besar dengan kecepatan tinggi berisiko masuk jurang karena tertarik gaya sentrifugal," jelas dia.
Baca juga: Jangan Salah! Solobaru Bukan di Solo Lho |
Di sisi lain, Djoko juga menyoroti soal uji KIR yang dilakukan terhadap kendaraan tersebut. Sebab Kartu Pengawasan (KPS) bus tersebut aktif, namun data uji KIR belum diperbaharui PO bus tersebut.
"KPS aktif uji KIR belum diupdate sama perusahaan. Harusnya aktif juga saat perpanjangan KPS, perusahaan suka malas update data di spionam," ucapnya.
Sebelumnya diberitakan, bus wisata rombongan siswa MI Mihtaful Arif Kudus mengalami kecelakaan di Bayeman, Kecamatan Karangreja, Purbalingga. Kecelakaan itu terjadi pada Kamis (3/3) sekitar pukul 04.00 WIB. Akibat peristiwa itu 29 siswa luka-luka, dan seorang kondektur tewas.
(ams/aku)