Kabupaten Tegal Lebih Akrab Disebut Slawi, Begini Ceritanya

Kabupaten Tegal Lebih Akrab Disebut Slawi, Begini Ceritanya

Imam Suripto - detikJateng
Kamis, 03 Mar 2022 10:42 WIB
Gerbang kantor pusat pemerintahan Kabupaten Tegal
Gerbang kantor pusat pemerintahan Kabupaten Tegal (Foto: Imam Suripto/detikcom)
Tegal -

Selama ini Kabupaten Tegal, Jawa Tengah banyak dikenal dengan sebutan Slawi. Padahal Slawi hanya sebuah kota kecamatan yang menjadi ibu kota Kabupaten Tegal. Kenapa ya?

Warga Kabupaten Tegal, dari mana pun asalnya, bila ditanya mayoritas mengaku dari Slawi. Jawaban Slawi ini sebenarnya hanya penegasan dirinya asli dari Kabupaten Tegal, meski tidak tinggal di Slawi.

Sejarawan Pantura, Wijanarto, menjelaskan selama ini Slawi diasumsikan dengan Kabupaten Tegal. Sebab Tegal identik dengan Kota Tegal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi kalau menyebut Tegal asumsinya Kota Tegal, kalau Slawi berarti Kabupaten Tegal," ujar Wijanarto saat berbincang dengan detikJateng, Rabu (2/3/2022).

Wijanarto menerangkan Kabupaten dan Kota Tegal dulu berada dalam satu wilayah pemerintahan yang bernama Regentschaap yang artinya kabupaten. Pemimpin pemerintahan ini disebut regent (bupati).

ADVERTISEMENT

Tahun 1906 tepatnya berdasarkan Staatsblad Nomor 123 tertanggal 21 Februari 1906, dibentuk lagi sebuah pemerintahan kecil, gemeente atau staad (kotapraja) yang dipimpin burgermeisteer (wali kota). Dalam menjalankan pemerintahan, burgermesteer dibantu oleh Dewan Kota (gementeeraad) terdiri dari delapan orang eropa, dua orang timur jauh dan tiga orang pribumi.

"Memang dulunya satu. Tahun 1906 dibentuk lagi pemerintahan kecil yang dipimpin burgermeister. Sehingga terdapat dua pemerintahan, satu yang dipimpin bupati dan satunya lagi wali kota," jelasnya.

Masing masing dari dua pemerintahan itu memiliki pusat pemerintahan sendiri. Pusat pemerintahan stat dewan kota berada di Balai Kota Lama (sekarang DPRD Kota Tegal) sedangkan pemerintahan pribumi di bangunan yang sekarang menjadi Kantor Balai Kota Tegal.

Karena perkembangan administrasi wilayah, maka pada 1984 itu mulai ada wacana untuk pindah ke wilayah selatan. Kecamatan Slawi kemudian dipilih menjadi pusat pemerintahan karena pertimbangan infrastruktur yang cukup lengkap dan letaknya strategis.

Slawi dianggap strategis karena menghubungkan wilayah Brebes, Kota Tegal dan wilayah lain dari bagian selatan. Selain itu Slawi kala itu juga sudah menjadi kota kecil yang berkembang. Ada transportasi yang cukup memadai dan beberapa markas tentara.

"Tahun 1984 wacana pindahan muncul. Kemudian dipilihlah Slawi sebagai pusat pemerintahan karena strategis. Selain itu, di Slawi juga ada markas tentara yakni Batalyon 407 dan Brigif Dewa Ratna," beber Wijanarto.

Setahun setelah munculnya wacana itu, pada 1985 sampai 1986 dimulailah proses pindahan. Proses boyongan itu berlangsung hingga 1989. Lalu akhirnya resmi menjadi pemerintahan Kabupaten Tegal pada 24 Januari 1989 dengan ibu kota Slawi.

Sejurus kemudian, terjadi perubahan tata wilayah. Salah satu di antaranya wilayah Margadana dan Cabawan yang semula ikut Kabupaten Tegal, yang kini masuk ke wilayah Kota Tegal.

Sejak perpindahan itu lah, orang-orang akrab mengatakan Kabupaten Tegal adalah Slawi. Sementara Tegal identik dengan Kota Tegal.




(ams/ams)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads