Anggota Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Beka Ulung Hapsara, mendatangi Desa Wadas, Purworejo, usai insiden penangkapan warga beberapa hari yang lalu. Dia menyoroti peristiwa traumatik hingga adanya warga yang tak pulang ke rumahnya.
"Kami sudah berkomunikasi dengan Komisi Perlindungan Anak. Mereka punya kompetensi untuk itu, juga punya pengalaman bagaimana memulihkan trauma anak-anak dan tentu saja dengan orang dewasa," kata Beka usai bertemu sejumlah warga Wadas, Sabtu (12/2/2022).
Dia juga mendapatkan informasi bahwa sebagian warga Wadas tidak pulang ke rumah dalam beberapa hari ini. Informasi yang dihimpun detikJateng, beberapa warga memilih tinggal di rumah saudara mereka untuk sementara waktu hingga situasi kondusif.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya ingin kepolisian dan Pemprov (Jateng) memastikan tidak ada upaya pemaksaan lagi. Bagaimana pun mereka harus pulang ke rumah sehingga bisa bekerja kembali," ujarnya.
Beka juga meminta kepolisian dan TNI untuk mengurangi kegiatan di Wadas. Sebab sejumlah penduduk mengaku tidak nyaman dengan keberadaan aparat pasca-insiden penangkapan warga.
"Kemarin Pak Kapolda menyampaikan akan menarik aparat secara keseluruhan. Dan saya kira Pak Kapolda harus mengevaluasi bagaimana pendekatan yang harus dilakukan," ujar dia.
Komnas HAM pun turut menyoroti ketidakharmonisan hubungan warga yang pro dengan kontra penambangan di daerahnya. Bahkan menurutnya, hal ini berimbas pada hubungan antarsiswa di sekolah.
"Melalui pendidikan, guru dituntut kreatif sehingga tidak menjadi tempat di mana perundungan anak itu terjadi, saling merundung. Saya dapat informasi seperti itu, makanya pendidikan juga harus diperhatikan, metodenya, isinya seperti apa," kata dia.
(rih/dil)