Insiden kericuhan hingga penangkapan warga Desa Wadas, Kecamatan Bener, Purworejo beberapa hari yang lalu menyisakan trauma masyarakat. Pasca-insiden, kemunculan aparat yang keluar-masuk desa membuat warga tak nyaman.
Warga Dusun Winongsari, Wadas, Himan, mengaku sampai tak berani ke lahan pertanian dalam beberapa hari ini.
"Ketakutan, nggak berani cari makan ternak, nggak berani kerja (bertani)," kata Himan kepada detikJateng, Sabtu (12/2/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kejadian penangkapan pada Selasa (8/2) lalu itu juga membuatnya takut. Dia yang saat itu mengikuti kegiatan istigasah merasa beruntung tidak ikut ditangkap polisi.
"Saya juga di situ, langsung lari ke dalam masjid. Kalau masih di luar mungkin saya ditangkap juga," ujarnya.
Dia meyakini tak ada yang berusaha menyerang petugas dengan senjata tajam. Menurutnya, senjata tajam yang dilihat polisi adalah alat kerja masyarakat.
"Kalau warga ke ladang ya pasti bawa arit, biasa, bukan untuk menyerang," kata dia.
Pengakuan yang sama disampaikan pemilik warung di Dusun Winongsari. Dia mengaku trauma karena adiknya sempat ikut ditangkap polisi.
"Saya lihat di depan mata, adik saya ditangkap. Tahu-tahu dibawa," ujar wanita yang enggan disebutkan namanya.
Dia heran dengan keberadaan aparat yang masih berada di desanya hingga hari ini. Menurutnya, warga merasa tak nyaman.
"Kemarin katanya sudah selesai, tapi ini kok datang lagi, nggak tahu ngapain. Nggak nyaman, penginnya seperti hari biasanya," tutupnya.
(rih/dil)