Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Serayu Opak menjelaskan terkait penambangan batu andesit Desa Wadas untuk pembangunan Bendungan Bener, Purworejo, Jawa Tengah. Berikut ini penjelasannya.
Pejabat Pembuat Komitmen Bendungan I BBWS Serayu Opak, M Yushar Yahya Alfarobi, menjelaskan kebutuhan penambangan kuari (quarry) di Desa Wadas sesuai dengan penetapan lokasi (penlok) ada di 617 bidang atau sekitar 114 hektare. Namun ia menjelaskan tidak semua digali material andesitnya karena ada yang difungsikan untuk sabuk hijau.
"Jadi total kebutuhan di kuari di Desa Wadas itu 617 bidang sesuai penlok dari Jateng. itu setara 114 hektare, total penlok, penetapan lokasi. Hanya saja estimasi yang kita gali material andesitnya sekitar 60 hektare. Sisanya untuk daerah sabuk hijau, sabuk hijau ini fungsinya untuk taman. Dari total 114 hektare tidak kita gali semua, hanya 60 hektare saja yang kita manfaatkan untuk material kuari di Bendungan Bener," kata Yushar saat dihubungi wartawan, Jumat (11/2/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk kebutuhan konstruksi bangunan Bendungan Bener dibutuhkan 8,5 juta meter kubik andesit. Namun ada estimasi bisa mencapai 15 juta meter kubik. Sedangkan dari perhitungan pada perencanaan awal atau estimasi yang dilakukan dengan studi, di 114 hektare yang sudah ditetapkan itu terkandung total 40 juta meter kubik andesit.
"Tapi untuk tubuh bendungan secara desain 8,5 juta meter kubik," jelas Yushar
"Dari perencanaan awal, estimasi, studi terdahulu itu, di Wadas, dari 114 hektare itu terkandung di dalamnya itu 40 juta meter kubik (andesit). Yang kita manfaatkan untuk Bendungan Bener itu sekitar 15 juta meter kubik saja. Jadi kalau ada isu yang mengatakan Wadas habis ditambang semua itu isu yang tidak benar, itu keliru, kita manfaatkan batu yang di Desa Wadas itu tidak sampai setengahnya," imbuhnya.
Yushar menjelaskan ada beberapa alasan antara lain lokasi yang cocok karena memiliki volume andesit yang mencukupi untuk Bendungan Bener. Kemudian spesifikasi batuan yang paling cocok memang ada di Wadas. Selanjutnya, Yushar bicara soal jaraknya dari proyek Bendungan Bener.
Hingga bendungan selesai, lanjut Yushar, butuh waktu sekitar 2-3 tahun. Ia menegaskan setelah Bendungan Bener selesai maka tidak ada lagi penambangan andesit di Desa Wadas. Lahan yang ditambang akan kembali direklamasi dan bisa dimanfaatkan oleh warga.
"Penambangannya itu sekitar 2-3 tahun saja. Setelah itu selesai, minimal sampai proyek Bendungan Bener selesai, kalau proyek selesai, berarti penambangan selesai, kita reklamasi lagi," jelas Yushar.
Ia menerangkan ketika penggalian dimulai di Desa Wadas, tanah humus atau top soil di sana diambil dahulu untuk disingkirkan. Ketika penambangan rampung, tanah humus tersebut akan dikembalikan dan lahan bisa kembali dimanfaatkan. Akan ada skema serah kelola yang akan dilakukan sehingga bisa bermanfaat untuk masyarakat.
"Selama proses konstruksi, pekerjaan galian di Desa Wadas kan berlangsung, pascagalian, setelah selesai akan direklamasi. Jadi secara metode, tanah humus, top soil itu kita ambil dulu, kita singkirkan, kita ambil batunya, yang 60 hektare itu. Setelah pasca tambang selesai penggalian, tanah humus itu kita kembalikan lagi.
Fungsinya untuk reklamasi kembali, contohnya ditanami tumbuhan penyangga di situ.
"Di sini nanti skema kami itu ada skema serah kelola, jadi setelah tanah itu kita bebaskan, setelah tanah itu kita ambil batunya, ditambang, digali, tanah itu ada sistem mekanisme serah kelola ke masyarakat," terang Yushar.
"Jadi masyarakat bisa mengelola kembali tanahnya. Humusnya nanti dikembalikan karena humus itu kan yang fungsinya menyuburkan tanaman, itu nanti kita kembalikan, kita reklamasi. Sesuai keinginan masyarakat nanti, akan ditanami tumbuhan atau apa, nanti kita diskusikan lagi skemakan lagi," imbuhnya.
Sementara itu dikutip dari laman Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP), dalam deskripsi proyek disebutkan Bendungan Bener direncanakan akan memiliki kapasitas sebesar 100.94MΒ³, diharapkan dapat mengairi lahan seluas 15.069 Ha, mengurangi debit banjir sebesar 210 MΒ³/detik, menyediakan pasokan air baku sebesar 1,60 MΒ³/detik, dan menghasilkan listrik sebesar 6,00 MW. Total investasi Waduk Bener mencapai Rp 2,06 triliun dan dengan kucuran dana dari APBN-APBD.
(alg/sip)