Pengawas Utama Bendungan Bagong, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas, Sri Wahyudi membenarkan adanya kejadian itu. Longsor terjadi pada bagian tebing yang dilapisi cor semen (shotcrete) antara bangunan spilway dan main dam.
"Kejadiannya hari Jumat (21/2) dengan luasan antara 1.500-2.000 meter persegi," kata Sri Wahyudi, Senin (24/2/025).
Menurutnya peristiwa di pekerjaan PT PP (Persero)-KSO PT Jatiwangi akibat intensitas curah hujan tinggi serta dipengaruhi oleh struktur tanah yang mudah longsor.
Meski demikian BBWS memastikan kejadian longsor tidak mengganggu aktivitas pembangunan PSN Bendungan Bagong, sebab titik longsor merupakan bagian aksesoris dan bukan bagian utama dari konstruksi bendungan.
"Ini tidak mengganggu (pembangunan) sama sekali," jelasnya.
Yudi menambahkan terkait kejadian itu saat ini masih dalam proses investigasi. Hasil investigasi akan digunakan sebagai landasan untuk strategi penanganan selanjutnya.
"Memang itu perlu untuk kajian ulang terkait masalah tanahnya, sampai kedalaman mana yang sekiranya perlu penanganan kembali. Mungkin penanganan selanjutnya akan dikupas (material tanahnya)," imbuhnya.
Sebelumnya tanah longsor juga sempat terjadi pada awal Juli 2022. Kala itu titik longsor mengakibatkan terputusnya akses transportasi kendaraan proyek.
(dpe/iwd)