"Jadi 23 santri yang saya periksa, dari situ PCR yang positif ada 19 orang. Data keluar 30 Januari 2022," kata Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Dinas Kesehatan Kabupaten Jepara, Eko Cahyo P kepada detikJateng lewat sambungan telepon, Senin (31/1).
Eko mengatakan saat itu belasan santri yang sedang menjalani isolasi terpusat di BLK Pecangaan setelah empat hari kondisinya membaik. Rata-rata kata dia belasan santri tersebut tanpa ada gejala.
"Kebanyakan tidak bergejala, sedang ringan," kata Eko pada beberapa hari kemudian, Kamis (3/2).
Dia menjelaskan temuan kasus ini bermula ada salah seorang putra pengasuh ponpes di Kecamatan Bangsri tersebut terkonfirmasi positif Corona. Menurutnya dari hasil penelusuran diketahui ibunya sempat memiliki riwayat perjalanan dari Jakarta.
"Itu ada di salah satu pondok pesantren, jadi awal mulanya dari salah satu putranya pengasuh yang terkonfirmasi (terkonfirmasi COVID-19). Putra pengasuh yang terkonfirmasi, ya mana ibunya sudah ada riwayat perjalanan ke Jakarta, intinya itu," terang Eko.
Eko mengatakan dari temuan itu kemudian ada 140-an santri dites rapid antigen. Dari tes itu diketahui ada 17 santri reaktif Corona.
Kemudian ditindaklanjuti untuk dites PCR bersama enam santri lainnya yang kontak erat. Diketahui ada 19 santri terkonfirmasi positif Corona.
"Habis itu besoknya di PCR semuanya ada 23 orang, enam kontak erat dan 17 orang yang suspek yang dirapid antigen positif, dari situ PCR yang positif ada 19 orang," sambung dia.
Eko menambahkan Dinas Kesehatan Jepara berencana mengirim sampel belasan santri terpapar Corona untuk dites WGS guna mengetahui kemungkinan tertular Omicron. Dinkes juga melakukan penyemprotan hingga penghentian sementara aktivitas belajar di ponpes tersebut.
(sip/sip)