Pesona alam Kabupaten Tasikmalaya seakan tak ada habisnya untuk dijelajahi. Daerah yang satu ini memiliki kekayaan alam yang dapat dikatakan komplit, mulai dari pesisir pantai, pesawahan, perkebunan, perbukitan hingga pegunungan ada di Kabupaten Tasikmalaya. Tak heran jika potensi alam Kabupaten Tasikmalaya ini memiliki daya tarik untuk menjadi tujuan wisata.
Jika ingin mengeksplorasi wisata alam Kabupaten Tasikmalaya ada satu destinasi menawan yang selama ini kerap disinggahi banyak wisawatan dari berbagai daerah. Bukit Kacapi, demikian nama objek wisata tersebut. Lokasinya berada di perbukitan kawasan perkebunan teh yang berada di wilayah perbatasan antara Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten Garut. Secara administratif, objek wisata Bukit Kacapi berada di wilayah Desa Tanjungkarang Kecamatan Cigalontang Kabupaten Tasikmalaya.
Daya tarik Bukit Kacapi ini, adalah keindahan panorama alam pegunungan berupa hamparan kebun teh. Hijau vegetasi dan langit biru seakan meredam lelah indra penglihatan. Hembusan udara segar tanpa polusi seakan memanjakan organ pernafasan. Sajian keindahan alam ini pun jelas menjadi latar belakang keren untuk berfoto.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di wahana Bukit Kacapi terdapat kolam renang. Airnya segar karena dialirkan langsung dari sumber mata air pegunungan. Berenang di kolam ini memiliki sensasi kesegaran yang berlipat-lipat. Berenang di puncak bukit dengan latar pegunungan alam bebas, ternyata memberikan sensasi yang berbeda ketimbang di kolam renang biasa.
"Air kolam renang ini dialirkan langsung dari sumber mata air Kacapi, jadi kami tidak menggunakan bahan kimia seperti kaporit atau sejenisnya," kata Apin Ahmad Saefin, pemilik objek wisata Bukit Kacapi, Selasa (6/2/2024).
Dia sempat mengisahkan perjuangannya menyalurkan air ketika membangun kolam renang ini. Jarak sumber air dengan kolam renang Bukit Kacapi jauhnya sekitar 5 kilometer, Apin saat itu membentangkan pipa yang dikubur di dalam tanah. "Lumayan jauh, saya ingat belanja pipa airnya saja lebih dari Rp 100 juta, sementara proses pengerjaannya lebih dari satu bulan. Itu di tahun 2015 ketika saya membangun kolam renang ini," kata Apin.
Ada dua kolam renang yang disediakan di Bukit Kacapi, satu untuk anak-anak dan satu untuk dewasa. Di kolam anak-anak ada luncuran atau perosotan, selain itu dilengkapi pula dengan wahana ember tumpah. Fasilitas ini cukup membuat anak-anak betah berlama-lama bermain air.
Selain kolam renang, objek wisata Bukit Kacapi dilengkapi pula oleh deretan saung atau gazebo tempat beristirahat dan menikmati panorama dari ketinggian. Gazebo ini juga bisa dimanfaatkan oleh pengunjung untuk membuka bekal dan makan bersama, botram demikian istilah masyarakat Sunda.
"Kebanyakan pengunjung memang membawa bekal, sehingga mereka bisa botram di gazebo-gazebo yang kami sediakan," kata Apin. Bagi pengunjung yang tak membawa bekal, tak usah khawatir di sekitar Bukit Kacapi ada beberapa pedagang yang menawarkan aneka makanan, termasuk makanan berat seperti paket nasi liwet. Satu hal yang khas, jika jajan di warung sekitar Bukit Kacapi kita akan disuguhi air teh panas. Teh yang disajikan itu merupakan teh hasil dari perkebunan teh yang ada di hadapan kita.
Fasilitas lain yang tak kalah menarik adalah keberadaan dua menara pandang yang disediakan oleh pengelola. Menaiki menara pandang ini menempatkan kita di satu spot yang memiliki pandangan langsung ke panorama perbukitan tanpa terhalang. Di menara pandang ini juga, banyak pengunjung yang berfoto dengan latar panorama alam yang cantik.
Meski dapat dikatakan "sederhana" atau hanya terdiri dari kolam renang dan area taman dan gazebo, tapi karena posisinya di puncak bukit dengan panorama yang indah, berwisata ke Bukit Kacapi cukup berkesan dan memberikan pengalaman yang cukup asyik.
Harga tiket masuk objek wisata Bukit Kacapi relatif murah, pengunjung dewasa tarifnya Rp 8 ribu per orang, sementara anak-anak Rp 6 ribu. Hari kerja dan hari libur, tak ada perbedaan. Bukit Kacapi beroperasi sejak pukul 08.00 WIB sampai pukul 17.00 WIB.
Untuk menjangkau objek wisata Bukit Kecapi ini memang tak mudah, karena lokasinya berada di puncak perbukitan perbatasan Tasikmalaya dan Garut. Ada dua jalur yang bisa dilalui untuk menuju Bukit Kacapi.
Jika dari arah Garut, persis sebelum tugu perbatasan Garut-Tasikmalaya yang ditandai pula oleh adanya jembatan, kita belok kiri menuju perkampungan warga. Titik ini dikenal warga dengan sebutan Kampung Cikuray. Jalannya tidak terlalu lebar, hanya cukup dilalui satu mobil, meski detikJabar sempat melihat dua mobil berpapasan di titik-titik tertentu.
Jarak tempuh dari jalan utama Garut-Tasik ke Bukit Kacapai sekitar 20 menit, namun pengendara dituntut ekstra waspada karena kontur jalannya cukup menantang. Ada turunan dan tanjakan curam dengan kondisi jalan yang sempit, khas jalur pegunungan. Namun karena kondisi jalannya relatif bagus, sehingga mobil-mobil dengan dua roda penggerak pun masih mumpuni untuk melibas jalur tersebut.
Sementara akses kedua adalah bagi pengunjung yang datang dari arah Kota Tasikmalaya. Panduan jalurnya, selepas melewati Alun-alun Singaparna, di Simpang Tiga kita ambil arah lurus menuju wilayah Kecamatan Cigalontang. Dari sini kita menyusuri perkampungan dan perdesaan Cigalontang selama kurang lebih 40 menit. Jalannya relatif bagus, meski beberapa kilometer ada yang mulai rusak. Namun sepanjang perjalanan kita akan berkali-kali disuguhi panorama alam pedesaan yang menawan. Sawah, sungai, perkebunan, suasana perkampungan dan tentu saja udara sejuknya yang membuat perjalanan jadi tak membosankan. Berbeda dengan jalur dari arah Garut, jalur via Cigalontang ini relatif tak terlalu banyak tanjakan atau turunan curam.
"Ya namanya berwisata ke puncak gunung tentu perjalanannya ada tantangan, tapi sejauh ini tidak ada keluhan. Pengunjung dari Jakarta, Bandung bahkan dari Jogja pun banyak yang datang ke sini, bahkan beberapa ada yang menumpang kendaraan travel. Memang kalau bus tidak bisa masuk ke sini," kata Apin.
(mso/mso)