Terletak di Ngada, Nusa Tenggara Timur (NTT), Puncak Wolobobo menjadi salah satu destinasi wisata alam yang menawarkan pesona eksotis di atas awan. Dengan ketinggian mencapai 1.700 meter di atas permukaan laut (mdpl), puncak ini tidak hanya menyuguhkan panorama yang menakjubkan, tetapi juga menjadi tempat ideal bagi pengunjung yang ingin merasakan ketenangan dan keindahan alam.
Pemandangan dari Puncak Wolobobo sangat memikat. Diapit perbukitan hijau yang rimbun, hamparan kebun kopi yang tertata indah, serta Gunung Inerie yang gagah, pengunjung dapat menikmati panorama yang memanjakan mata.
Salah satu daya tarik utama dari tempat ini adalah lautan awan yang menutupi lembah di bawahnya, menciptakan sensasi seolah-olah berada di negeri di atas awan. Ketika matahari terbit atau terbenam, pemandangan makin memesona dengan warna-warni langit yang menghiasi cakrawala.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk mencapai spot foto utama, pengunjung harus berjalan khaki sekitar 100 meter dari area parkir. Meskipun tergolong singkat, perjalanan ini akan terbayar dengan pemandangan spektakuler yang menanti di puncak.
Pengunjung juga bisa menikmati kopi arabika khas Ngada sambil duduk santai di gazebo yang disediakan, dengan latar belakang Gunung Inerie dan Laut Sawu. Fasilitas lain yang tersedia di Puncak Wolobobo termasuk area parkir, kantin, toilet, dan tempat istirahat, memastikan kenyamanan pengunjung selama berwisata.
Udara di sekitar Puncak Wolobobo sangat sejuk dan bersih, dengan hembusan angin segar yang menyapu tubuh. Tempat ini sangat cocok bagi wisatawan yang ingin melarikan diri dari hiruk-pikuk kota dan menikmati keheningan alam. Waktu terbaik untuk berkunjung adalah pagi hari atau menjelang senja, ketika awan mulai memudar dan panorama di sekitar terlihat lebih jelas.
Dengan pesonanya yang eksotis, Puncak Wolobobo menjadi salah satu destinasi yang wajib dikunjungi saat berada di Bajawa, NTT. Dari pemandangan alamnya yang spektakuler hingga pengalaman spiritual yang mendalam, tempat ini memberikan pengalaman yang tak terlupakan bagi para wisatawan.
Artikel ini ditulis oleh Vincencia Januaria Molo, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom
(hsa/hsa)











































