Awan Mendung di Kampung Braga Bandung

Awan Mendung di Kampung Braga Bandung

Tim detikJabar - detikJabar
Selasa, 20 Des 2022 10:07 WIB
Kampung Braga Bandung.
Kampung Braga (Foto: Sudirman Wamad/detikJabar)
Bandung -

Braga, nama seruas jalan di pusat Kota Bandung. Sebuah kawasan ikonik yang menjadi primadona para pelancong ketika berada di Kota Kembang. Sejak era Hinda Belanda, Braga dikenal sebagai tempat nongkrong, saat ini pun kondisinya tak jauh berbeda.

Berderetnya bangunan peninggalan Hindia Belanda yang disulap menjadi rumah makan dan tempat nongkrong menjadi daya tarik untuk menghabiskan waktu di Jalan Braga. Belum lagi hadirnya hotel mewah serta mal membuat kawasan ini semakin ramai dikunjungi.

Di balik keindahan Jalan Braga, terdapat kampung yang warganya tetap bisa hidup di kota. Namanya Kampung Braga atau tepatnya di RW 08 Kelurahan Braga, Kecamatan Sumur Bandung. Kampung Wisata Braga ini berada di samping Jalan Braga. Akses jalannya bisa masuk melalui Teras Braga. Kawasan ini ditunjuk menjadi kampung wisata kreatif oleh Pemerintah Kota Bandung pada 2019. Tujuannya, agar semakin memikat wisatawan untuk berkunjung.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kampung Braga diubah menjadi cantik. Wisatawan disuguhkan mural di sepanjang jalan kampung. Di Kampung Wisata Braga juga terdapat co-working space pertama di Kota Bandung untuk mendukung kegiatan kreatif masyarakat. Seiring berjalannya waktu, pesona Kampung Braga memudar. Kini jarang terlihat pelancong berkunjung ke tempat ini.

Kampung wisata kreatif BragaKampung wisata kreatif Braga Foto: Sudirman Wamad/ detikJabar

Salah seorang pengurus RW 08 Kampung Braga Bidang Ekonomi dan Pembangunan Darmawan mengungkap penyebab Kampung Braga kurang diminati wisatawan. Konsep kampung wisata kreatif sepertinya tak begitu mengubah secara drastis kehidupan warga di Kampung Braga. Itu terlihat dengan jarangnya kegiatan kreatif yang dilakukan warga. Pemerintah Kota Bandung dianggap kurang aktif, itu terbukti kurangnya pembinaan untuk warga.

ADVERTISEMENT

"Disbudpar harus memberikan sokongan dan pendampingan yang berkesinambungan. Buktikan bahwa kita ini harus seperti apa, penginnya kita ini bagaimana. Disuruh kreatif, tapi tidak ada apa-apa," ucap Darmawan.

Ia juga menceritakan pengurus sempat mengadakan pelatihan jahit bagi ibu-ibu Braga. Program bantuan dari Pemkot Bandung itu hanya berjalan dua bulanan. Pengurus mendapatkan hibah mesin jahit dari pemerintah. "Kami bayar pelatih, waktu itu memang antusiasme masyarakat tinggi. Tapi, pelatihan terputus karena kami tak punya anggaran lagi. Ada pelatihan seni, mengaji, budaya dan lainnya. Tapi semua itu terhenti, karena tidak ada sokongan dana. Harusnya ada edukasi, fasilitasi," kata pria yang akrab disapa Kang Apuy itu.

"Sekarang kami bergerak sendiri, apa yang bisa kami lakukan, ya lakukan. Tapi, Kampung Braga menurut saya memang berkembang, ada perubahan, cuma ya nol sekian persen lah ya," kata Kang Apung menambahkan.

Meski begitu, warga Kampung Braga menolak menyerah. detikJabar pun merangkum ragam cerita tentang perjuangan Kampung Braga bangkit dari keterpurukan. Simak liputannya di sini.

1.

2.

3.

4.

5.

6.

(iqk/iqk)


Hide Ads