Mimpi Warga Kampung Braga Bandung, Berdikari dan Punya Rumah Sendiri

Mimpi Warga Kampung Braga Bandung, Berdikari dan Punya Rumah Sendiri

Sudirman Wamad - detikJabar
Senin, 19 Des 2022 09:30 WIB
Kampung wisata kreatif Braga
Kampung wisata kreatif Braga (Foto: Sudirman Wamad/ detikJabar)
Bandung -

Wajah Kampung Braga adalah sisi lain dari ramainya Jalan Braga Kota Bandung. Warga Kampung Braga agar tak tenggelam dari ramainya kawasan Braga. Mereka ingin bisa muncul sebagai pelaku dalam kemajuan kota.

Pengurus Bidang Ekonomi dan Pembangunan RW 08 Kampung Braga Darmawan menceritakan warga sempat mengusulkan adanya kegiatan culinary night di Jalan Braga. Agenda yang digagas oleh warga Kampung Braga. Namun, itu tak berlangsung lama. Sebab pro dan kontra muncul.

"Satu bulan dua kali digelar zaman dulu. Tapi, timbul kendala. Soal perizinan sangat sulit sekali direalisasikan," ucap Darmawan saat berbincang dengan detikJabar, Minggu (18/12/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengurus RW 08 Kampung Braga yang akrab disapa Kang Apuy itu mengaku selama ini warga berjuang bisa terlibat untuk menikmati hasil dari ramainya Braga. Ada yang berjualan hingga parkiran. Selain itu, Kang Apuy mengaku pihaknya saat ini tengah mengelola Teras Braga. Pusat kuliner yang merupakan hibah dari Pemkot Bandung.

"Ada 14 tenan yang di Teras Braga. Mereka semua warga Kampung Braga. Bisa dibilang ini adalah jajan murahnya Braga, Rp 100 ribu bisa buat makan tiga sampai empat orang lah di sini," kata Kang Apuy.

ADVERTISEMENT

Teras Braga merupakan satu-satunya kebanggan warga Kampung Braga. Kang Apuy punya mimpi agar Teras Braga bisa berkembang, bisa lebih luas dibandingkan saat ini. Dan, mampu menampung warga Kampung Braga lainnya yang ingin berjualan.

"Kita ingin itu terjadi. Tapi, sekarang sulit. Saat ini, warga di Kampung Braga jualan lukisan, dan lainnya," kata Kang Apuy.

Ia juga menceritakan warga Braga sejatinya membutuhkan pembinaan yang berkesinambungan untuk bisa berjuang. Ia mendorong pemkot untuk menerbitkan pelatihan seni, budaya, dan pendanaan lainnya. Saat ii, lanjut dia, warga menggelar acara live musik.

"Kita coba hibur masyarakat yang datang. Yang main musik dari warga Braga. Kita juga inginnya mural-mural ini diperindah lagi, catnya jangan yang sembarang. Tapi, semua itu terbentur dengan anggaran," kata Kang Apuy.

Sementara itu, mimpi anak-anak Kampung Braga tercurahkan dalam karya seni rupa bernama Monumen Imagi Kampung Kota, karya seni yang dibuat oleh Gerbong Bawah Tanah dan anak-anak Kampung Braga. Seni rupa yang menampilkan susunan kayu menyerupai rumah. Karya seni ini berbahan kayu dan warna-warni.

Seni rupa yang menampilkan susunan kayu menyerupai rumah. Karya seni ini berbahan kayu dan warna-warni dalam ArtBraga:Urban CultureSeni rupa yang menampilkan susunan kayu menyerupai rumah. Karya seni ini berbahan kayu dan warna-warni dalam ArtBraga:Urban Culture Foto: Sudirman Wamad/ detikJabar

Dalam data pameran ArtBraga:Urban Culture, komunitas Gerbong Bawah Tanah berkolaborasi dengan anak-anak mengusung konsep persoalan hunian yang pernah ada di RW 08 Kampung Braga.

Karya seni berupa monumen itu sebagai bentuk konstruksi imaji kolektif, dan harapan mewakili warga Kota Bandung yang juga nasibnya sama dengan warga Braga. Warga yang tidak punya tempat hunian, akibatpersoalan agraria.

Problem kewargaan tersebut, tidak lain karena dampak dari dinamisasinya kawasan Jalan Braga, sebagai ruang publik yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi secara pragmatis terus berkembang.

Manajer Program ArtBraga Tata selama ini masih banyak persoalan yang dialami warga Kampung Braga, seperti masalah lingkungan dan sosial. Ia menjelaskan Gerbong Bawa Tanah dan anak-anak Kampung Braga melalui karyanya ingin menunjukkan tentang keresahan.

"Monumen karya anak Braga dan komunitas Gerbong Bawah Tanah itu adalah soal pembongkaran rumah. Mereka melalui karyanya berharap bisa punya rumah sendiri," kata Tata saat berbincang dengan detikJabar di Jalan Braga, Minggu (18/12/2022).

(sud/yum)


Hide Ads