Situs Lingga Yoni: Minim Akses Jalan hingga Nyaris Terlupakan

Kota Tasikmalaya

Situs Lingga Yoni: Minim Akses Jalan hingga Nyaris Terlupakan

Faizal Amiruddin - detikJabar
Jumat, 17 Jun 2022 07:01 WIB
Tasikmalaya -

Situs cagar budaya Lingga Yoni di Kelurahan Sukamaju Kidul, Kecamatan Indihiang, Kota Tasikmalaya butuh bantuan pemerintah. Situs yang jadi penanda adanya peradaban manusia di Tasikmalaya pada kisaran abad 13 itu lokasinya terisolir.

Bahkan tidak ada akses jalan memadai untuk menuju ke lokasi cagar budaya tersebut. Para pengunjung terpaksa harus melewati tanah milik warga agar bisa memasuki lokasi cagar budaya Lingga Yoni.

Maka tak heran jika banyak pengunjung yang kebingungan mengakses situs ini. Tak heran pula jika situs ini kurang banyak dikenal, bahkan di mata masyarakat Kota Tasikmalaya sendiri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Juru pelihara situs Lingga Yoni Tasikmalaya Rusliyana mengutarakan harapan agar pemerintah bisa membebaskan lahan untuk jalan akses menuju situs.

"Beberapa waktu lalu sempat muncul rencana untuk membebaskan lahan untuk jalan. Yang punya lahan sudah bersedia menjual tanahnya untuk akses jalan, tapi tak kunjung ada realisasinya," kata Rusli, Kamis (16/6/2022).

ADVERTISEMENT

Dengan adanya akaes jalan, menurut Rusli situs Lingga Yoni Tasikmalaya tidak akan terisolir lagi. Sehingga eksistensinya diharapkan akan tetap terjaga.

Jika tak segera dibuatkan akses jalan, dia khawatir ke depan situs Lingga Yoni akan terkepung seiring dengan perkembangan zaman dan pembangunan. Apalagi kawasan kaki bukit Kabuyutan itu dikelilingi oleh aktivitas pertambangan pasir milik swasta.

Bahkan bukit Kabuyutan itu sendiri ternyata merupakan milik pribadi atau perorangan. Hanya situs yang sudah dipagari saja yang statusnya milik pemerintah, itu pun merupakan hibah dari pemilik bukit Kabuyutan.

Selain itu Rusli juga berharap perhatian Pemerintah Kota Tasikmalaya untuk menunjang fasilitas di lokasi situs. Salah satunya perbaikan tangga yang sudah mengalami kerusakan. "Perbaikan tangga dan fasilitas lainnya. Kami sudah mengajukan tapi belum ada respons," kata Rusli.

Di sisi lain Rusli mengakui bahwa sejauh ini tingkat kunjungan wisatawa ke situs Lingga Yoni Tasikmalaya relatif minim. Dalam satu bulan tak lebih dari 15 orang.

"Kebanyakan mahasiswa yang melakukan penelitian atau masyarakat yang melakukan ritual tertentu. Jadi kalau lagi waktu-waktu menyusun skripsi baru ramai. Kalau hari-hari biasa sepi," kata Rusli.

Sementara untuk yang melakukan ritual biasanya ramai di bulan Mulud atau di bulan Syuro.

"Harapan kami tentu adanya dukungan dari pemerintah dan masyarakat, sehingga situs ini tetap lestari dan menjadi situs bersejarah masyarakat Tasikmalaya," kata Rusli.

(mso/mso)


Hide Ads