Jembatan Wanayasa-Pagentan Banjarnegara Nyaris Ambruk, Akses Jalan Putus

Jembatan Wanayasa-Pagentan Banjarnegara Nyaris Ambruk, Akses Jalan Putus

Uje Hartono - detikJateng
Jumat, 29 Nov 2024 15:01 WIB
Jembatan penghubung Kecamatan Wanayasa dan Kecamatan Pagentan di Desa Karangtengah nyaris ambruk. Warga dilarang melintas, Jumat (29/11/2024).
Jembatan penghubung Kecamatan Wanayasa dan Kecamatan Pagentan di Desa Karangtengah nyaris ambruk. Warga dilarang melintas, Jumat (29/11/2024). Foto: Uje Hartono/detikJateng
Banjarnegara -

Jembatan penghubung Kecamatan Wanayasa dengan Kecamatan Pagentan di Desa Karangtengah, Kecamatan Wanayasa, Banjarnegara, nyaris ambruk. Saat ini akses jalan putus total.

Kondisi jembatan dengan panjang 20 meter dan lebar 7 meter ini nyaris ambruk setelah penyangga di sisi utara longsor. Di bagian tengah jembatan juga sudah renggang hingga 20 sentimeter.

Sekretaris Desa Karangtengah Anton Prasetyo mengatakan kondisi jembatan di atas Sungai Merawu ini semakin parah setiap turun hujan. Saat ini jembatan semakin miring dan penyangga di sisi utara sudah ambles.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sebenarnya rusaknya sudah agak lama, tapi masih bisa dilewati. Tetapi sekarang karena intensitas hujan cukup tinggi kondisinya sudah semakin parah," ungkapnya saat ditemui di lokasi, Jumat (29/11/2024).

Saat ini kendaraan baik roda 4 maupun roda 2 dilarang melintas. Hanya, sebagian pengendara roda 2 masih nekat melintas meskipun cukup bahaya.

ADVERTISEMENT

"Sekarang untuk roda 4 benar-benar tidak bisa melintas. Kalau roda 2 sebenarnya sudah kami larang, tetapi beberapa masih nekat lewat sini. Tetapi kalau pas hujan kami benar-benar melarang," kata dia.

Menurutnya, jembatan yang merupakan akses ekonomi dan pendidikan warga ini sangat penting. Sebab jika memutar melalui Kecamatan Karangkobar lebih jauh hingga 4 kali lipat.

"Kalau memutar lebih jauh. Ada anak yang sekolahnya di SMK Pagentan kalau lewat jembatan ini hanya 15 menit kalau memutar bisa satu jam lebih. Ini juga akses tercepat warga kami untuk ke pusat kota Banjarnegara," terangnya.

Ia mengaku sudah melaporkan kejadian ini ke pemerintah Kabupaten Banjarnegara. Mengingat status jalan tersebut merupakan jalan kabupaten.

"Kami sudah melapor, dan dari Dinas PUPR juga sudah melihat kondisi jembatan," imbuhnya.

Salah satu pelajar yang melintas di jembatan ini, Nawang, mengaku tidak punya pilihan lain selain tetap melewati jembatan ini. Pasalnya jika memutar membutuhkan waktu 1 jam lebih.

"Rasanya takut apalagi kalau hujan. Tetapi kalau memutar jauh. Bisa satu jam lebih. Jadi tetap lewat jembatan ini," kata dia.




(afn/dil)


Hide Ads