Imbas Kekeringan, Jembatan Apung di KBB Menapak ke Tanah

Imbas Kekeringan, Jembatan Apung di KBB Menapak ke Tanah

Whisnu Pradana - detikJabar
Senin, 16 Okt 2023 23:30 WIB
Jembatan Apung di KBB Terdampar di Tanah Karena Sungai Mengering
Jembatan Apung di KBB Terdampar di Tanah Karena Sungai Mengering (Foto: Whisnu Pradana/detikJabar)
Bandung Barat -

Jembatan Alfian yang biasa mengapung di atas aliran Sungai Citarum, Batujajar, Kabupaten Bandung Barat (KBB) kini menapak di atas permukaan sungai.

Kemarau panjang sejak tiga bulan belakangan, membuat air tak mengaliri lagi sungai. Permukaan sungai berupa tanah yang mengering dan retak-retak dengan sampah dan eceng gondok berserakan terlihat dengan jelas.

Jembatan penghubung antara Kecamatan Batujajar dengan Cihampelas, itu untungnya tetap bisa digunakan. Jembatan sepanjang 540 meter itu sangat efektif memangkas jarak dan waktu tempuh warga Cililin yang hendak ke Cimahi maupun Bandung atau sebaliknya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Masih bisa lewat, sekarang nggak terlalu degdegan kalau lewat jembatan itu soalnya kering sungainya. Beda kalau pas air sungainya pasang, ya lebih degdegan soalnya di bawahnya kan air," kata Cepi (35) warga Cihampelas kepada detikJabar, Senin (16/10/2023).

Sekali tempuh, pemotor yang hendak menggunakan Jembatan Alfian dipatok tarif Rp4 ribu rupiah. Dalam sehari tak kurang dari 500 motor bolak-balik di atas jembatan.

ADVERTISEMENT

"Soalnya kalau lewat jalan itu lebih lama, karena kan mutar jalannya. Jadi kalau lewat sini istilahnya motong jalan jadi lebih cepat dan nggak macet juga," kata Cecep.

Keringnya permukaan sungai yang membuat konstruksi jembatan akhirnya tak lagi mengapung, diakui pengelola ada plus dan minusnya. Minusnya ada bagian jembatan yang rusak.

"Biasanya kan mengapung, dan sekarang menapak di tanah. Itu drum-drum di bawah konstruksi jembatan jadi penyok, karena menahan bobot jembatan terus motor yang lewat setiap hari," kata pengelola Jembatan Alfian, Gaston Barus saat dihubungi.

Kalaupun harus melakukan penggantian, baru bisa dilaksanakan saat jembatan sudah mengapung lagi. Jika dipaksakan saat ini, maka penggantian dianggapnya sia-sia.

"Ya harus nanti, tunggu mengapung. Kalau sekarang percuma, nanti penyok lagi. Kalau diganti juga nggak murah, satu drum itu Rp200 ribu. Nah panjang jembatan ini 540 meter, kiri kanan setidaknya butuh 600 drum," kata Gaston.

Namun sisi baiknya, saat jembatan menapak ia bisa melakukan perawatan konstruksi jembatan. Misalnya penggantian kayu permukaan jembatan agar aman dilintasi kendaraan setiap hari.

"Nah kalau seperti ini lebih gampang perawatannya, nggak perlu melepas dulu fleksibel jembatannya. Soalnya waktu dulu pembuatan jembatan juga, kondisinya sedang surut seperti ini," tutur Gaston.




(dir/dir)


Hide Ads