Banyak pesepakbola asal Garut, yang menjadi legenda di klub Persib Bandung. Dari banyaknya bintang yang bersinar, ada satu nama yang tak mungkin terlupakan. Dia adalah Uut Kuswendi.
Jauh sebelum Zaenal Arief hingga Yandi Sofyan dielu-elukan namanya oleh Bobotoh, ada banyak sosok pemuda Garut yang menjadi legenda klub berjuluk Maung Bandung sebelumnya. Salah satunya, adalah Uut Kuswendi.
Tak seperti kedua nama tersebut, atau suksesornya Adeng Hudaya, nama Uut Kuswendi tak begitu familiar. Khususnya, di telinga kawula muda masa kini. Di internet, bahkan tak banyak juga ditemukan referensi mengenai Uut. Tapi konon katanya, nama Uut Kuswendi kerap dielu-elukan para Bobotoh di masanya dahulu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lantas, siapa sebenarnya Uut Kuswendi?
Uut adalah mantan pemain Persib Bandung, yang berkiprah di akhir tahun 1980-an. Uut merupakan seorang anak kampung, yang lahir di Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut. Sebuah kecamatan di kawasan selatan Kota Dodol, yang dari dulu terkenal kerap melahirkan bakat pesepakbola mahir.
Cikajang, merupakan daerah yang berada di dataran tinggi. Karenanya, Cikajang juga dikenal dengan hasil produksi perkebunan dan peternakan macam kentang dan susu sapi, yang kini merambah seantero negeri.
Maka dari itu, bagi para pemuda lelaki dari Cikajang, bekerja di ladang dan menggarap kebun adalah sebuah hal yang lazim dilakukan. Tapi bermimpi menjadi pesepakbola, adalah sebuah kebanggaan yang harus diwujudkan.
Hal itu juga berlaku bagi Uut Kuswendi. Pria kelahiran Garut, 28 Agustus 1965 ini, mulai merintis karir sebagai pemain sepak bola, kala bermain untuk Persigar Garut, di awal tahun 1980-an.
Baginya, bermain sepak bola merupakan hobi, sekaligus rutinitas yang wajib dilaksanakan. Di sisi lain, Uut juga harus bekerja sebagai buruh di perkebunan teh, untuk bisa menyambung kehidupan. Jauh sebelum terkenal sebagai pemain Persib dan Timnas, Uut bahkan harus kerja lembur di perkebunan.
"Untuk biaya sekolah adik-adik, banyak kerja malam," ungkap Uut, dalam perbincangannya dengan detikJabar, belum lama ini.
Sambil bekerja sebagai pegawai perkebunan teh, Uut Kuswendi terus giat berlatih, mematangkan skill olah bolanya bersama Persigar. Nasib, memang sejalan dengan keinginannya untuk menjadi pemain bola.
Pada tahun 1983, Persigar mendapat kesempatan untuk beruji coba dengan PS UNI, sebuah klub lokal legendaris asal Bandung. Uji coba itu, dilangsungkan di lapangan Cibuluh. Hasilnya, Persigar menang. Dua gol di antaranya dicetak Uut Kuswendi. Pertandingan itu, membuat pelatih UNI Marzukih meliriknya.
"Waktu itu ada ajakan dari Pak Marzukih, untuk main di Bandung masuk klub UNI," ucap Uut.
Meski kemudian bermain untuk UNI, namun Uut Kuswendi tetap menjalankan rutinitasnya bekerja di perkebunan. Dua tahun berselang, tepatnya pada tahun 1985, rekan sekaligus mentornya, Adeng Hudaya mengajaknya untuk gabung ke Persib Bandung.
"Kebetulan tahun 85, beres saya kerja di perkebunan, Adeng jemput minta saya bergabung dengan Persib. Di situlah kemudian saya bergabung mewakili UNI di Persib," katanya.
Uut Kuswendi merupakan pemain yang berposisi sebagai sayap kanan. Kecepatan dan keeping bola menjadi ciri khasnya kala bermain di atas lapangan hijau. Jauh sebelum Febri Hariyadi dikenal sebagai raja dribble Persib di era modern, Uut adalah salah satu yang terbaik pada masanya.
Dari beberapa informasi yang dihimpun detikJabar, Uut Kuswendi juga dikenal produktif mencetak gol. Misalnya, di musim kompetisi tahun 1987, Uut diketahui mencetak 5 gol bagi Persib Bandung. Jumlah tersebut hanya kalah dari Ajat Sudrajat, yang mampu mencetak 8 gol.
Uut juga diketahui menjadi bagian dari skuad Pangeran Biru, kala berhasil menjuarai kompetisi Perserikatan di tahun 1986, juga saat Persib meraih gelar turnamen internasional pertamanya di ajang Hassanal Bolkiah Cup di Brunei Darussalam pada tahun yang sama.
Usai beberapa tahun membela Persib Bandung, Uut kemudian hijrah menuju ke beberapa klub. Di antaranya adalah Petrokimia Putra, dan rival sekota Persib Bandung zaman dahulu, Bandung Raya. Tapi sayang, karirnya harus berakhir gegara cedera. Uut akhirnya gantung sepatu, di usianya yang menginjak 35 tahun.
"Pensiun tahun 2000 karena cedera lutut," ujar Uut.
(mso/mso)