Perjalanan Manan Puluhan Tahun Jualan Es Cuwing Khas Cirebon

Perjalanan Manan Puluhan Tahun Jualan Es Cuwing Khas Cirebon

Fahmi Labibinajib - detikJabar
Kamis, 23 Mei 2024 13:00 WIB
Manan penjual es cuwing
Es cuwing (Foto: Fahmi Labibinajib/detikJabar)
Cirebon - Hari itu cuaca Cirebon cukup panas. Tetapi tepat di bawah plang yang bertuliskan jalan Satria, terdapat lelaki yang menjual es cuwing khas Cirebon menggunakan gerobak pikul. Namanya Manan, meski sudah berusia 66 tahun, tetapi masih tetap semangat untuk mencari rezeki.

Menurut Manan, dirinya sengaja masih menggunakan gerobak pikul, karena hal ini yang menjadi ciri khas dari es cuwing khas Cirebon. Selain pikulan, yang menjadi ciri khas dari Cuwing khas Cirebon adalah bubur lemu.

"Emang ciri khas, es cuwing khas Cirebon itu pakai pikulan, sama bubur lemunya nih yang warna hijau," tutur Manan saat berbincang dengan detikJabar, Selasa (21/4/2024).

Manan menuturkan, dalam satu mangkok es cuwing terdapat berbagai macam isian dari mulai daun cuwing yang sudah diolah menjadi agar-agar, es serut, bubur lemu, gula merah, santan, daun pandan dan juga parutan kelapa.

"Aslinya nggak ada kelapa, cuman banyak minta dikasih kelapa, akhirnya ditambahkan sedikit kelapa," tutur Manan.

Perpaduan es serut, santan, parutan kelapa, dan kenyalnya cuwing yang diguyur oleh gula merah cair, menciptakan sensasi rasa segar manis di mulut. Cocok untuk disantap saat musim panas seperti sekarang.

Manan penjual es cuwingManan penjual es cuwing Foto: Fahmi Labibinajib/detikJabar

Manan sendiri sudah puluhan tahun berjualan es cuwing, dimulai pada tahun 1980. Ilmu dalam membuat es cuwing, Maman dapatkan dari ayahnya yang sudah berjualan es cuwing terlebih dahulu.

"Bapak itu jualan dari tahun 1960 an itu udah jualan es cuwing, saya diajak untuk ikut, pas dulu itu belum ada banyak jajanan kaya sekarang. Anak juga sekarang ada yang lanjutin jualan cuwing," tutur Manan.

Manan mengenang, dahulu saat pertama kali berjualan, satu mangkok es cuwing ia hargai 20 perak. "Dulu mah zaman segitu nggak pakai duit kertas, harganya dimulai 10 perak sampai 20 perak paling besar 50 perak sekarang udah Rp 5.000," tutur Manan.

Dalam sehari, Manan bisa menghasilkan omzet sekitar Rp 400.000 - 500.000 per hari, buka dari jam 09:00 - 15:00 WIB. Selama 44 tahun berjualan es cuwing, banyak suka-duka yang Manan alami.

"Dukanya kalau lagi musim hujan, sepi banget. Pernah dari rumah terang sampai sini malah hujan, itu langsung sepi, udah jauh-jauh datang ke sini, capek pegel musimnya malah nggak nentu," tutur Manan.

Manan sendiri berasal dari Desa Astapada, Tengah Tani, Kabupaten Cirebon. Dengan menggunakan sepeda becak, setiap hari Manan mangkal di Jalan Satria, Kesambi, Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon.

Menurut Manan, bahan-bahan yang digunakan untuk membuat es cuwing merupakan bahan alami tanpa pengawet. Sehingga jika sedang sepi, bahan-bahan tersebut langsung ia buang.

"Cuwing, santan itu kan cepet asam. Kalau dimasukin kulkas nggak enak, akhirnya dibuang, walaupun rugi cuman mau gimana lagi, akhirnya kalau musim hujan seringnya nggak jualan," tutur Manan.

Manan sendiri memiliki 3 orang anak, dari hasil berjualan Cuwing khas Cirebon, menurut Manan cukup untuk menghidupi keluarganya sehari-hari. "Anaknya tiga, cukup buat makan sehari-hari mah," pungkas Manan.

(yum/yum)



Hide Ads