12 Hadits Lemah hingga Palsu Tentang Bulan Rajab dan Cara Menyikapinya

12 Hadits Lemah hingga Palsu Tentang Bulan Rajab dan Cara Menyikapinya

Tya Eka Yulianti - detikJabar
Kamis, 18 Jan 2024 06:30 WIB
Ilustrasi buka puasa
Ilustrasi bulan Rajab (Foto: iStock)
Bandung -

Umat muslim kini sedang berada di bulan Rajab 1445H/2024, dimana di bulan ini Allah SWT memberikan keistimewaan. Barang siapa yang melakukan amalan baik akan dilipatgandakan pahalanya sebagaimana maksiat yang dilakukan juga akan dosanya lebih besar.

Bulan Rajab jatuh pada bulan ketujuh pada kalender Islam, dari salah satu empat bulan haram. "Rajab" sendiri memiliki arti "untuk menghormati," yang bermakna memiliki banyak amalan-amalan dalam Islam untuk umatnya.

Seperti diketahui, jelang bulan Rajab hingga saat ini, berbagai hadis terkait amalan Rajab banyak disebar. Ini dimaksudkan untuk mengajak umat muslim agar lebih semangat meningkatkan dan menjalankan ibadah selama bulan Rajab.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun dalam praktiknya seringkali ditemukan hadis-hadis yang lemah bahkan palsu. Berikut ini detikJabar merangkum sejumlah hadits yang lemah bahkan palsu tentang bulan Rajab.

Daftar Hadits Lemah dan Palsu Bulan Rajab

Hadits lemah atau Hadits Dha'if (Arab: حديث ضعيف) adalah hadits yang tidak memenuhi persyaratan hadits shahih dan hasan. Hadits dhaif memang dinisbahkan kepada Rasulullah, tetapi perawi haditsnya tidak kuat hafalan ataupun kredibilitasnya, atau ada silsilah sanad yang terputus.

ADVERTISEMENT

Hadits dhaif tidak sama dengan hadits maudhu', atau palsu. Sementara hadits maudhu' ialah informasi yang mengatasnamakan Rasulullah SAW, tetapi sebenarnya bukan perkataan Rasulullah SAW.

1. Hadis palsu/ lemah tentang Rajab #1

رَجَبٌ شَهْرُ اللهِ وَشَعْبَانُ شَهْرِيْ وَرَمَضَانُ شَهْرُ أُمَّتِيْ. "

Rajab bulan Allah, Sya'ban bulanku dan Ramadhan adalah bulan ummatku.

Kata Syaikh ash-Shaghani (wafat th. 650 H): "Hadits ini maudhu'." [Lihat Maudhu'atush Shaghani (I/61, no. 129)] Hadits tersebut mempunyai matan yang panjang, lanjutan hadits itu ada lafazh

لاَ تَغْفُلُوْا عَنْ أَوَّلِ جُمُعَةٍ مِنْ رَجَبٍ فَإِنَّهَا لَيْلَةٌ تُسَمِّيْهَا الْمَلاَئِكَةُ الرَّغَائِبَ... "

Janganlah kalian lalai dari (beribadah) pada malam Jum'at pertama di bulan Rajab, karena malam itu Malaikat menamakannya Raghaa-ib..."

Keterangan: Hadits Maudhu / Palsu

2. Hadis palsu/ lemah tentang Rajab #2

فَضْلُ شَهْرِ رَجَبٍ عَلَى الشُّهُوْرِ كَفَضْلِ الْقُرْآنِ عَلَى سَائِرِ الْكَلاَمِ وَفَضْلُ شَهْرِ شَعْبَانَ كَفَضْلِي عَلىَ سَائِرِ الأَنْبِيَاءِ، وَفَضْلُ شَهْرِ رَمَضَانَ عَلَى الشُّهُوْرِ كَفَضْلِ اللهِ عَلَى سَائِرِ العِبَادِ.

"Keutamaan bulan Rajab atas bulan-bulan lainnya seperti keutamaan al-Qur-an atas semua perkataan, keutamaan bulan Sya'ban seperti keutamaanku atas para Nabi, dan keutamaan bulan Ramadhan seperti keutamaan Allah atas semua hamba."

Keterangan: Hadits Maudhu / Palsu

Kata al Hafizh Ibnu Hajar al-'Asqalany: "Hadits ini palsu." Lihat al-Mashnu' fii Ma'rifatil Haditsil Maudhu' (no. 206, hal. 128), oleh Syaikh Ali al-Qary al-Makky (wafat th. 1014 H).

3. Hadis palsu/ lemah tentang Rajab #3

مَنْ صَلَّى الْمَغْرِبَ أَوَّلَ لَيْلَةٍ مِنْ رَجَبٍ ثُمَّ صَلَّى بَعْدَهَا عِشْرِيْنَ رَكْعَةٍ يَقْرَأُ فِيْ كُلِّ رَكْعَةٍ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ وَقُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدُ مَرَّةً، وَيُسَلِّمُ فِيْهِنَّ عَشْرَ تَسْلِيْمَاتٍ، أَتَدْرُوْنَ مَا ثَوَابُهُ ؟ فَإِنَّ الرُّوْحَ اْلأَمِيْنَ جِبْرِيْلُ عَلَّمَنِيْ ذَلِكَ. قُلْنَا: اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَعْلَمُ: حَفِظَهُ اللَّهُ فِيْ نَفْسِهِ وَمَالِهِ وَأَهْلِهِ وَوَلَدِهِ وَأُجِيْرَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَجَازَ عَلَى الصِّرَاطِ كَالْبَرْقِ بِغَيْرِ حِسَابٍ وَلاَ عَذَابٍ.

"Barangsiapa shalat Maghrib di malam pertama bulan Rajab, kemudian shalat sesudahnya dua puluh raka'at, setiap raka'at membaca al-Fatihah dan al-Ikhlash serta salam sepuluh kali. Kalian tahu ganjarannya? Sesungguhnya Jibril mengajarkan kepadaku demikian." Kami berkata: "Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui, dan berkata: 'Allah akan pelihara dirinya, hartanya, keluarga dan anaknya serta diselamatkan dari adzab Qubur dan ia akan melewati as-Shirath seperti kilat tanpa dihisab, dan tidak disiksa.'"

Keterangan: Hadits Maudhu / Palsu

4. Hadis palsu/ lemah tentang Rajab #4

مَنْ صَامَ يَوْماً مِنْ رَجَبٍٍ وَصَلَّى فِيْهِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ يَقْرَأُ فِيْ أَوَّلِ رَكْعَةٍ مِائَةَ مَرَّةٍِ آيَةَ الْكُرْسِيِّ وَ فِي الرَّكَعَةِ الثَّانِيَةِ مِائَةَ مَرَّةٍِ قُلْ هُوَ اللهُ أَحَد, لَمْ يَمُتْ حَتَّى يَرَى مَقْعَدَهُ مِنَ الْجَنَّةِ أَوْ يُرَى لَهُ.

"Barangsiapa puasa satu hari di bulan Rajab dan shalat empat raka'at, di raka'at pertama baca 'ayat Kursiy' seratus kali dan di raka'at kedua baca 'surat al-Ikhlas' seratus kali, maka dia tidak mati hingga melihat tempatnya di Surga atau diperlihatkan kepadanya (sebelum ia mati).

Keterangan: Hadits Maudhu / Palsu

Kata Ibnul Jauzy: "Hadits ini palsu, dan rawi-rawinya majhul serta seorang perawi yang bernama 'Utsman bin 'Atha' adalah perawi matruk menurut para Ahli Hadits." [Al-Maudhu'at (II/123-124)] Menurut al-Hafizh Ibnu Hajar al-'Asqalany, 'Utsman bin 'Atha' adalah rawi yang lemah. [Lihat Taqriibut Tahdziib (I/663 no. 4518)]

5. Hadis palsu/ lemah tentang Rajab #5

مَنْ صَامَ يَوْماً مِنْ رَجَبٍ عَدَلَ صِيَامَ شَهْرٍ

"Barangsiapa puasa satu hari di bulan Rajab (ganjarannya) sama dengan berpuasa satu bulan."

Keterangan: Hadits Lemah

ini diriwayatkan oleh al-Hafizh dari Abu zarr secara marfu. Dalam sanad hadits ini ada perawi yang bernama al-Furaat bin as-Saa-ib, dia adala seorang rawi yang matruk(ditinggalkan riwayatnya) Lihat al-Fawaa-id al-Majmu'ah (no. 290)

6. Hadis palsu/ lemah tentang Rajab #6

نَّ فِي الْجَنَّةِ نَهْراً يُقَالُ لَهُ رَجَبٌ مَاؤُهُ أَشَدُّ بَيَاضاً مِنَ اللَّبَنِ، وَأَحْلَى مِنَ العَسَلِ، مَنْ صَامَ مِنْ رَجَبٍ يَوْماً وَاحِداً سَقَاهُ اللهُ مِنْ ذَلِكَ النَّهْرِ

Sesungguhnya di Surga ada sungai yang dinamakan 'Rajab' airnya lebih putih dari susu dan lebih manis dari madu, barangsiapa yang puasa satu hari pada bulan Rajab maka Alloh akan memberikan minum kepadanya dari sungai tersebut.

Keterangan: Hadits Bathil

Hadits ini diriwayatkan oleh ad-Dailamy (I/2/281) dan al-Ashbahany di dalam kitab at-Targhib (I-II/224) dari jalan Mansyur bin Yazid al-Asadiy telah menceritakan kepada kami Musa bin 'Imran, ia berkata:

"Aku mendengar Anas bin Malik berkata, ..." Imam adz-Dzahaby berkata: "Mansyur bin Yazid al-Asadiy meriwayatkan darinya, Muhammad al-Mughirah tentang keutamaan bulan Rajab. Mansyur bin Yazid adalah rawi yang tidak dikenal dan khabar (hadits) ini adalah bathil." [Lihat Mizaanul I'tidal (IV/ 189)] Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albany berkata: "Musa bin 'Imraan adalah majhul dan aku tidak mengenalnya." Lihat Silsilah Ahaadits adh-Dha'ifah wal Maudhu'ah (no. 1898).

7. Hadis palsu/ lemah tentang Rajab #7

مَنْ صَامَ ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ مِنْ رَجَبَ كُتِبَ لَهُ صِيَامُ شَهْرٍ وَمَنْ صَامَ سَبْعَةَ أَيَّامٍ مِنْ رَجَبَ أَغْلَقَ اللهُ عَنْهُ سَبْعَةَ أَبْوَابٍ مِنَ النَّارِ وَمَنْ صَامَ ثَمَانِيَةَ أَيَّامٍ مِنْ رَجَبٍ فَتَحَ اللهُ ثَمَانِيَةَ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ، وَمَنْ صَامَ نِصْفَ رَجَبَ حَاسَبَهُ اللهُ حِسَاباً يَسِيْراً

"Barangsiapa berpuasa tiga hari pada bulan Rajab, dituliskan baginya (ganjaran) puasa satu bulan, barangsiapa berpuasa tujuh hari pada bulan Rajab, maka Allah tutupkan baginya tujuh buah pintu api Neraka, barangsiapa yang berpuasa delapan hari pada bulan Rajab, maka Allah membukakan baginya delapan buah pintu dari pintu-pintu Surga. Dan barangsiapa puasa nishfu (setengah bulan) Rajab, maka Allah akan menghisabnya dengan hisab yang mudah."

Keterangan: Hadits Maudhu / Palsu

Sumber : https://sdwahdah.sch.id/tujuh-hadis-palsu-ini-beredar-di-bulan-rajab/

8. Hadis palsu/ lemah tentang Rajab #9

Hadis berikut tak kalah populernya dengan Hadis di atas. Banyak Ustadz atau dai yang menyampaikan Hadis ini, baik dalam tausyiah ataupun ceramah. Bahkan banyak orang yang beranggapan kesunnahan puasa Rajab berlandaskan Hadis berikut, Rasulullah Saw bersabda:

إن شهر رجب شهر عظيم، من صام منه يوما كتب الله له صوم ألف سنة، ومن صام منه يومين كتب له صوم ألفى سنة، ومن صام منه ثلاثة أيام، كتب الله له صوم ثلاثة آلاف سنة، ومن صام منه سبعة أيام غلقت عنه أبواب جهنم، ومن صام منه ثمانية أيام فتحت له أبواب الجنة الثمانية، فيدخل من أيها شاء، ومن صام خمسة عشر بدلت سيئاته حسنات ونادى مناد من السماء قد غفر لك، فاستأنف العمل، ومن زاد زاده الله.

"Sesungguhnya bulan Rajab adalah bulan yang agung, barangsiapa berpuasa satu hari di dalamnya, Allah mencatat baginya puasa seribu tahun. Siapa berpuasa dua hari, Allah mencatat baginya puasa 2000 tahun. Siapa berpuasa tiga hari, Allah mencatat baginya puasa 3000 tahun. Siapa berpuasa tujuh hari, ditutup pintu neraka jahannam baginya. Siapa berpuasa 8 hari, dibukakan pintu 8 pintu surga baginya, dan ia bebas masuk dari pintu mana saja. Siapa berpuasa 15 hari, keburukan-keburukannya diganti dengan kebaikan-kebaikan, dan Allah mengampuni dosamu yang telah berlalu. Maka mulailah mengerjakannya. Siapa yang menambahnya, Allah juga akan menambahkannya.

Hadis ini diriwayatkan oleh Ibnu Syahin dan kemudian disampaikan oleh al-Syaukani dalam al-Fawa'id al-Majmu'ah dan Ibn 'Arraq al-Kannani dalam Tanzih al-Syari'ah. Berikutnya, Hadis tersebut berkembang luas di masyarakat.

Keterangan: Hadits Maudhu / Palsu

Ibn Hajar al-Asqalani dalam Tabyin al-'Ajan Bima Warada fi Syahr Rajab berkata huwa hadits maudhu' la syakka fihi (Hadis palsu, tidak perlu diragukan lagi). Menurut Ibn Hajar, kepalsuan Hadis tersebut disebabkan seorang rawi bernama Ishaq bin Ibrahim al-Khuttali yang ternyata muttaham (dituduh berdusta). Jauh sebelum itu, Ibn al-Jauzi dalam al-Maudhu'at menyatakan, Hadis tersebut bukan sabda Rasulullah Saw (hadza hadits la yashih an Rasulillah Saw). Menurut Ibn al-Jauzi, kepalsuan Hadis tersebut disebabkan seorang rawi bernama Harun bin 'Antarah. Berpedoman kepada pendapat Ibn Hibban, Ibn al-Jauzi berkata; Harun tidak bisa dijadikan pijakan, sebab Harun meriwayatkan banyak Hadis munkar (la yajuz al-ihtijaj, yarwi manakir).

Maka dari itu, berpijak pada penjelasan ini, Ibn 'Arraq al-Kannani dalam Tanzih al-Syari'ah secara tegas menyatakan Hadis tersebut palsu. Begitu pula al-Syaukani dalam al-Fawa'id al-Majmu'ah dan al-Suyuthi dalam al-La'ali al-Mashnu'ah yang dengan tegas juga menyatakan demikian. Untuk itu, tidak perlu diragukan lagi, berdasarkan pernyataan dan penjelasan ulama tadi, Hadis tersebut adalah palsu.

9. Hadis palsu/ lemah tentang Rajab #9

Disebutkan dalam sebuah riwayat tentang keutamaan bulan Rajab, bahwa Rasulullah Saw bersabda:

فضل شهر رجب على الشهور كفضل القرآن على سائر الكلام وفضل شهر شعبان على الشهور كفضلي على سائر الأنبياء وفضل شهر رمضان كفضل الله على سائر العباد.

"Keutamaan bulan Rajab atas bulan-bulan lain seperti keutamaan al-Qur'an atas semua perkataan yang ada. Keutamaan bulan Sya'ban atas bulan-bulan lain seperti keutamaanku atas semua para Nabi, dan keutamaan bulan Ramadhan atas bulan-bulan lain seperti keutamaan Allah atas seluruh hambaNya."

Hadis ini diriwayatkan oleh al-Dailami dalam Musnad al-Firdaus, bersumber dari Anas bin Malik. Hanya dalam Musnad al-Firdaus saja Hadis tersebut diriwayatkan. Selebihnya Hadis tersebut dinukil banyak ulama dalam kitab-kitabnya, seperti al-Sakhawi dalam al-Maqashid al-Hasanah, al-'Ijluni dalam Kasyf al-Khafa' wa Muzil al-Ilbas, dan lainnya.

Tidak ada yang meragukan kepalsuan Hadis tersebut. Inilah yang kemudian membuat banyak ulama mencantumkan Hadis tersebut ke dalam kitab-kitab mereka yang khusus memuat Hadis palsu.

Keterangan: Hadits Maudhu / Palsu

Sumber: https://sditattaubahbatuajibatam.sch.id/read/7/hadis-hadis-palsu-tentang-bulan-rajab-dan-puasa-rajab

10. Hadis palsu/ lemah tentang Rajab #10

Sebagian orang membaca doa khusus ketika masuk bulan Rajab dengan do'a :

اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبٍ وَشَعْبَانَ وَبَلغنا رَمَضَانَ

"Ya Allah berikan keberkahan di bulan Rajab dan Sya'ban serta sampaikanlah kepada bulan Ramadhan".

Mereka beralasan dengan hadits :

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا دَخَلَ رَجَبٌ قَالَ: «اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبٍ وَشَعْبَانَ، وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ»

Dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu bahwasanya Rasulullah shalallahu alaihi wasallam apabila memasuki bulan Rajab beliau membaca doa, "Ya Allah berikan keberkahan di bulan Rajab dan Sya'ban serta sampaikanlah kepada bulan Ramadhan".

HR Thabrani didalam kitab Ad Du'a 2/911, Al Baihaqi dalam kitab Fadhaail al Auqat, hal. 14, dll

Keterangan: Hadits tidak shahih

Syaikh Bakar Abu Zaid rahimahullah mengatakan, "Doa atau dzikir masuk bulan Rajab tidak ada yang shahih satupun hadits adapaun yang banyak dilakukan manusia yang mereka menamakannya dengan doa rajab adalah perkara baru yang diada adakan yang tidak ada asal usulnya dalam agama" (Tashhihud Du'a, hal. 111)

Al Hafidz Ibnu hajar mengatakan, "hadits tentang doa rajab tidak kuat"

Tabyinul 'Ajab, Ibnu hajar, hal. 8-9

Banyak dalil dalil dari hadits tentang pengkhususan puasa dibulan Rajab ini namun semuanya bathil tidak ada yang shahih bahkan sebagianya palsu.

Al-Hafizh Ibnu Hajar Asy-Syafi'i rahimahullah berkata :

لم يرد فِي فضل شهر رَجَب وَلَا فِي صِيَامه وَلَا فِي صِيَام شَيْء مِنْهُ معِين، وَلَا فِي قيام لَيْلَة مَخْصُوصَة فِيهِ حَدِيث صَحِيح يصلح للحجة

"Tidak ada satu hadits shahih pun yang yang dapat dijadikan hujjah tentang keutamaan bulan Rajab, tidak puasanya, tidak pula puasa khusus di hari tertentu dan tidak pula sholat malam di malam yang khusus."

Tabyinul 'Ajab, hal. 11

11. Hadis palsu/ lemah tentang Rajab #11

مَنْ صَامَ ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ مِنْ رَجَبَ كُتِبَ لَهُ صِيَامُ شَهْرٍ وَمَنْ صَامَ سَبْعَةَ أَيَّامٍ مِنْ رَجَبَ أَغْلَقَ اللهُ عَنْهُ سَبْعَةَ أَبْوَابٍ مِنَ النَّارِ وَمَنْ صَامَ ثَمَانِيَةَ أَيَّامٍ مِنْ رَجَبٍ فَتَحَ اللهُ ثَمَانِيَةَ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ، وَمَنْ صَامَ نِصْفَ رَجَبَ حَاسَبَهُ اللهُ حِسَاباً يَسِيْراً

"Barangsiapa berpuasa tiga hari pada bulan Rajab, dituliskan baginya (ganjaran) puasa satu bulan, barangsiapa berpuasa tujuh hari pada bulan Rajab, maka Allah tutupkan baginya tujuh buah pintu api Neraka, barangsiapa yang berpuasa delapan hari pada bulan Rajab, maka Allah membukakan baginya delapan buah pintu dari pintu-pintu Surga. Dan barangsiapa puasa nishfu (setengah bulan) Rajab, maka Allah akan menghisabnya dengan hisab yang mudah."

lihat kitab al-Fawaa-idul Majmu'ah fil Ahaadits al-Maudhu'ah no. Hadits : 288

Keterangan: Hadits Maudhu / Palsu

12. Hadis palsu/ lemah tentang Rajab #12

إِنَّ فِي الْجَنَّةِ نَهْراً يُقَالُ لَهُ رَجَبٌ مَاؤُهُ أَشَدُّ بَيَاضاً مِنَ اللَّبَنِ، وَأَحْلَى مِنَ العَسَلِ، مَنْ صَامَ مِنْ رَجَبٍ يَوْماً وَاحِداً سَقَاهُ اللهُ مِنْ ذَلِكَ النَّهْرِ

"Sesungguhnya di Surga ada sungai yang dinamakan 'Rajab' airnya lebih putih dari susu dan lebih manis dari madu, barangsiapa yang puasa satu hari pada bulan Rajab maka Allah akan memberikan minum kepadanya dari air sungai itu."

HR ad-Dailamy dan al-Ashbahany di dalam kitab at-Targhib

Keterangan: Hadits Maudhu / Palsu

Itu dia 13 hadis-hadis palsu, tidak shahih dan lemah

Sumber: Faidah Ilmiyyah dari Ustadz Abu Ghozie As Sundawie hafidzahullah di forum kajian Bandung Selatan.

Bagaimana Menyikapi Hadits Palsu dan Lemah Tentang Bulan Rajab?

Lalu bagaimana umat muslim menyikapi adanya hadist-hadist seperti di atas?

Ustaz Adi Hidayat dalam video berjudul "Wajib Simak!!! Amalan dan Keutamaan Bulan Rajab" yang diunggah di akun youtube resminya Adi Hidayat Official menjelaskan bagaimana menyikapi hadis-hadis yang lemah bahkan palsu.

"Memang ditemukan beberapa hadits-hadits yang kualitasnya sangat lemah bahkan palsu terkait keutamaan Rajab, tetapi bukan berarti amalan-amalan yang bisa kita kerjakan itu terlarang. Sepanjang ada hadits-hadits yang shahih-nya, sepanjang ada ayat-ayat yang mendorong untuk beramal," ujar Ustaz Adi.

Ia mengatakan bukan berarti karena ada hadits-hadits yang bermasalah membuat kita tidak mengerjakan amalan-amalan yang baik dilakukan.

"Jangan lantas malamnya kita tidak sholat. Silakan bangkit, tunaikan tahajud, malam ini istimewa, Rajab dilipatgandakan pahala. Silakan siangnya puasa, karena ada keutamaan puasa di bulan hurum (haram)," tuturnya.

Ustaz yang terkenal dengan hapalan Al-Qur'annya ini pun menyatakan, semoga di bulan Rajab, Allah SWT memberikan keutamaan pada umat muslim yang bersungguh-sungguh.

Itu dia penjelasan tentang hadits-hadits palsu dan lemah serta bagaimana sebaiknya sikap umat muslim menghadapinya. Semoga membantu.




(tya/tey)


Hide Ads