Keinginan kuat warga untuk memiliki bangunan madrasah yang representatif mendorong mereka bahu membahu mewujudkannya. Tak hanya pria, namun ibu-ibu dan anak-anak juga ikut terlibat.
Tak ayal suasana di lokasi bangunan madrasah jadi ramai. Masing-masing warga mengambil peran, dari sekedar mengangkut bahan material sampai menyiapkan makanan.
Suasana terasa hangat dalam kegiatan gotong royong itu. Suasana yang belakangan ini jarang ditemui apalagi di daerah perkotaan.
"Ya Alhamdulillah di lingkungan kami budaya gotong royong masih terjaga. Warga kompak membangun madrasah, tentu ini menjadi kebanggaan kami," ucap Ketua RW 06 Yuyud (55), Jumat (2/6/2023).
Yuyud memaparkan pembangunan madrasah Nurul Barkah yang sedang dilakukan ini merupakan pembangunan tahap kedua dengan kebutuhan anggaran sekitar Rp 100 juta.
"Ini pembangunan tahap kedua, membangun lantai duanya. Sebelumnya tahap satu sudah selesai," kata Yuyud.
Sumber dana pembangunan madrasah ini juga mengandalkan swadaya masyarakat dan sumbangan donatur. "Ada sumbangan donatur dari H. Mamat Rahmat anggota DPRD dan sisanya urunan masyarakat," kata Yuyud.
Mamat sendiri mengaku bangga dengan kekompakan masyarakat Sukagalih, sehingga pembangunan-pembangunan sarana publik bisa berjalan dengan efektif.
"Semangat gotong royong ini yang harus kita jaga. Semua terlibat, karena partisipasi masyarakat adalah modal penting dalam pembangunan," kata Mamat. (mso/mso)