Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti singgung prinsip JK 3SHIP di penutupan Konsolidasi Nasional Pendidikan Dasar dan Menengah (Konsolnas Dikdasmen) Tahun 2025. Apa itu?
Konsolnas Dikdasmen 2025 digelar selama tiga hari pada 27-30 April 2025. Forum ini merupakan wadah yang disiapkan Kemendikdasmen untuk membahas sejumlah isu strategis bersama para stakeholder di dunia pendidikan.
Menteri Mu'ti menilai upaya ini berlandaskan prinsip gotong royong. Mengutip buku New Power dari Jeremy Heimans, ia mengatakan kebersamaan individu super team yang hadir dan gotong-royong di antaranya memicu timbulnya kekuatan baru yang dijuluki "kekuatan masa depan."
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gotong Royong Tangani Isu Pendidikan
Lebih lanjut, ia meminta tiap pemangku kepentingan bertugas sebaik-baiknya guna merespons isu strategis pendidikan dengan prinsip pengembangan gotong royong yang dijuluki JK 3SHIP. Berikut pilarnya.
1. Jaringan
Ia menekankan jejaring tidak hanya soal jumlah, tetapi juga nilai dan ikatan yang terbentuk dengan tiap individu bersangkutan.
2. Kolaborasi
Kolaborasi memungkinkan seseorang untuk saling mendukung dan melengkapi antara satu dengan yang lainnya. Ia meminta kolaborasi lintas lembaga dan pihak untuk memenuhi kekurangan.
3. Partnership
Ia mengatakan kemitraan yang terbentuk perlu setara. Mu'ti menegaskan kemitraan tidak seharusnya memandang besar-kecil lembaga.
"Tetapi bahwa kita ini bisa maju kalau kita menempatkan posisi kita pada posisi yang setara, sehingga semua mereka itu besar atau kecil adalah partner kita, adalah mitra kita," ungkap Guru Besar UIN Jakarta itu.
4. Friendship
Kedekatan psikologis lewat pertemanan menurutnya memungkinkan tiap pihak saling dengar dan berbagi. Hal ini memungkinkan kebaruan dan mengantisipasi dominasi salah satu pihak dalam menangani isu strategis pendidikan.
5. Kepemipinan
Ia berharap pihaknya dapat memimpin dan mengonsolidasikan gerakan dalam merespons isu pendidikan dengan baik.
"Dalam leadership itu memang harus ada yang memimpin, yang menjadi eksekutor dan berani mengambil risiko ketika sebuah keputusan itu telah diambil. Dalam konteks kita, bersama-sama mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan dan mengangkat harkat dan martabat bangsa dengan pendidikan yang berkualitas," ucapnya.
(det/twu)