Tradisi yang dikenal dengan Bintra (Pembinaan Tradisi) ini melibatkan berbagai prosesi simbolis, mulai dari siraman hingga sujud di atas rumput, bertujuan mempersiapkan mental, spiritual, dan emosional para peserta sebelum menjalani pelatihan intensif selama satu bulan.
Kasetukpa Lemdiklat Polri, Brigjen Pol Dirin, menjelaskan bahwa tradisi ini bertujuan mengenalkan peserta pada lingkungan Setukpa sekaligus menanamkan nilai-nilai integritas.
"Kami ingin menciptakan calon perwira yang tidak hanya kompeten, tetapi juga berkarakter. Salah satunya melalui tradisi upacara pembukaan tradisi, sujud di atas rumput, masuk ke Kolam Rajawali, simbol penyucian agar menjadi pemimpin yang bersih dan berintegritas," kata Dirin kepada detikJabar di Lapang Soetadi Ronodipuro Setukpa Lemdiklat Polri, Rabu (20/11/2024).
Dalam tradisi ini, peserta juga mendapatkan siraman bunga sebagai bentuk doa keselamatan. Kegiatan diawali dengan doa bersama pada malam hari sebelumnya di tempat ibadah lima agama yang ada di dalam kawasan Setukpa Polri. Doa bersama itu dilakukan dengan harapan agar seluruh peserta dapat menyelesaikan pendidikan dengan selamat.
"Kami berharap, sebanyak 1.031 peserta yang masuk, jumlah yang sama pula akan keluar dengan selamat dan siap menjadi perwira andal," ujarnya.
Tradisi ini tak hanya menjadi momen penting bagi para peserta, tetapi juga menegaskan sinergi antara kearifan lokal dan pembentukan karakter calon perwira Polri. Dengan waktu pendidikan yang singkat, peserta diharapkan mampu menyerap nilai-nilai luhur ini untuk diterapkan dalam pengabdian kepada masyarakat dan negara.
Sementara itu, dalam amanatnya, Dirin mengatakan bahwa pendidikan ini merupakan bagian proses untuk mempersiapkan Perwira Polri yang akan mengemban tugas dan tanggungjawab yang lebih besar.
"Para peserta didik sekalian adalah bintara-bintara yang terpilih, yang sudah melalui proses seleksi yang cukup panjang dan ketat serta transparan. Jangan menyia-nyiakan kesempatan yang baik ini," kata dia.
"Proses pendidikan yang hanya satu bulan adalah waktu yang sangat singkat untuk mengubah mental dan perilaku seorang bintara menjadi mental dan perilaku seorang perwira. Untuk itu tanamkan tekad dan komitmen yang kuat dari dalam diri peserta didik, agar dapat memperoleh bekal pengetahuan maupun keterampilan yang memadai dan bermanfaat dalam pelaksanaan tugas di lapangan nantinya, karena kalian yang akan mewarnai jajaran kepolisian ini sebagai first line supervisor (penyelia garis depan)," sambung Dirin.
Pada kesempatan tersebut, Dirin juga mengingatkan tentang program Presiden Prabowo Subianto yang dikenal dengan asta cita. Menurutnya, ada beberapa hal yang dapat dilakukan Polri untuk mewujudkan program tersebut sesuai dengan tugas pokok, fungsi dan peranannya.
Dia mengatakan, cita-cita kedua yaitu Polri bertugas memantapkan sistem pertahanan keamanan negara dan mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada pangan, energi, air, ekonomi kreatif, ekonomi hijau, dan ekonomi biru. Kemudian cita-cita keempat memperkuat pembangunan sumber daya manusia (SDM), sains, teknologi, pendidikan, kesehatan, prestasi olahraga, kesetaraan gender, serta penguatan peran perempuan, pemuda (generasi milenial dan generasi z), dan penyandang disabilitas
"Cita-cita ketujuh memperkuat reformasi politik, hukum, dan birokrasi, serta memperkuat pencegahan dan pemberantasan korupsi dan narkoba. Hal ini tentu membutuhkan profesionalisme setiap anggota Polri dalam menghadapi tantangan tugas ke depannya untuk menghadapi kompleksitas tantangan keamanan serta mendapatkan kepercayaan masyarakat tidak ada pilihan lain, Polri harus terus bertransformasi," tutupnya.
(dir/dir)