Sebanyak 923 orang bintara resmi dilantik menjadi perwira pertama Polri. Usai dilantik para perwira tersebut dihadapkan dengan tugas pengamanan Pilkada Serentak 2024.
Pelantikan ini dilakukan pada upacara penutupan pendidikan dan pelantikan lulusan Pendidikan Alih Golongan (PAG) dari bintara ke perwira Polri Gelombang I tahun 2024 yang dilaksanakan di lapangan Soetadi Ronodipuro Setukpa Lemdiklat Polri, Selasa (5/11/2024).
Dalam momen upacara tersebut, dua orang lulusan berprestasi mendapatkan penghargaan. Lulusan terbaik akademik (Cendikia) diberikan kepada Ipda Tukul Puji Puriyono asal Polda Jawa Tengah. Kemudian lulusan terbaik nilai mental kepribadian (Tertabah) dan teladan diberikan kepada Ipda Rizal asal Polda Sulawesi Selatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kalemdiklat Polri Komjen Pol Purwadi Arianto dalam amanatnya mengatakan, pendidikan tersebut bukan hanya bentuk peningkatan pengetahuan, tetapi juga pembentukan sikap, mental, dan keterampilan yang lebih baik untuk menjadi perwira Polri yang profesional. Menurutnya, tanggungjawab dan tantangan Perwira akan semakin besar ke depan.
"Terutama saat ini kita sedang berada dalam momentum penting bagi bangsa kita, yaitu akan di laksanakan Pilkada serentak. Pulkada merupakan ujian penting bagi kedewasaan berdemokrasi di negeri yang kita cintai ini, dan Polri memiliki peran yang sangat penting untuk memastikan jalannya pesta demokrasi tersebut berlangsung dengan aman, tertib, dan lancar," kata Purwadi.
Purwadi mengatakan, pengamanan Pilkada menjadi tugas pertama yang harus dilaksanakan para Perwira. Dia juga memberikan beberapa catatan penting yang harus dilaksanakan selama pengamanan Pilkada mendatang.
"Menjaga netralitas dan integritas dalam pilkada, netralitas adalah prinsip yang tidak bisa ditawar-tawar lagi sebagai perwira Polri. Kalian harus mampu menjaga sikap netral dan tidak berpihak kepada salah satu pasangan calon atau partai politik," tegasnya.
Selanjutnya, para Perwira juga mendapatkan tugas untuk mengutamakan keamanan dan ketertiban. Para siswa yang baru saja menyelesaikan pendidikan ini, diingatkan bahwa tugas utamanya melindungi masyarakat dan menciptakan suasana yang aman dan damai selama proses Pilkada berlangsung.
"Laksanakan tugas pengamanan dengan pendekatan yang humanis, dan hindari segala bentuk tindakan represif yang tidak perlu," kata dia.
"Dinamika politik dan sosial selama Pilkada sering kali menghadirkan tantangan yang tidak terduga. Gangguan berupa provokasi, penyebaran berita hoaks, dan ujaran kebencian menjadi ancaman nyata yang dapat merusak stabilitas keamanan," sambungnya.
Baca juga: Heboh Sadbor yang Berakhir Jadi Sadboy |
Sebagai seorang perwira Polri, mereka harus siap secara fisik dan mental untuk mengantisipasi serta menindak segala bentuk gangguan yang dapat mengganggu kelancaran Pilkada tersebut. Oleh sebab itu, sinergitas dengan masyarakat dan stakeholder harus tetap terjalin.
"Pengamanan Pilkada bukan hanya tugas Polri, tetapi tugas kita bersama sebagai rakyat bangsa Indonesia. Sebagai perwira Polri, kalian harus mampu menjadi penghubung yang baik antara institusi dan masyarakat, termasuk berkoordinasi dengan pihak TNI, penyelenggara Pemilu, tokoh masyarakat, dan berbagai elemen lainnya," jelasnya.
Dia berharap, ratusan perwira Polri yang baru saja dilantik ini dapat mengaplikasikan ilmu yang sudah dijalani selama menempuh pendidikan di Setukpa Lemdiklat Polri. "Teruslah belajar, tingkatkan kompetensi diri, dan pegang teguh prinsip Tri Brata dan Catur Prasetya dalam setiap langkah pengabdian kalian," tutupnya.
(dir/dir)