6 Fakta Ikan Dewa Cibulan: Langka dan Terancam Punah

6 Fakta Ikan Dewa Cibulan: Langka dan Terancam Punah

Muhammad Fadhil Raihan - detikJabar
Kamis, 01 Sep 2022 17:00 WIB
Objek wisata ikan dewa di Kuningan.
Objek Wisata Cibulan (Foto: Bima Bagaskara)
Bandung -

Kematian mendadak belasan ikan Dewa di objek Wisata Cibulan pada Rabu (31/8/2022) mengundang reaksi heboh dari masyarakat. Ikan Dewa dipercaya sebagai hewan yang dikeramatkan dan memiliki berbagai cerita melegenda di masyarakat.

Meskipun begitu, informasi mengenai ikan Dewa Cibulan ini masih banyak yang belum diketahui. Berikut adalah beberapa informasi terkait ikan Dewa yang dikumpulkan oleh detikJabar.

1. Memiliki Banyak Nama

Dikutip dari situs resmi Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), ikan Dewa ini memiliki beragam nama berbeda dari setiap daerah. Di belahan Jabar lain, ikan ini dikenal dengan nama ikan Kancra atau Kancra Bodas. Sementara itu, di Jateng dan Jatim biasa dikenal dengan sebutan ikan Tombro.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemudian di Sumatera bagian selatan dan Kalimantan ikan keramat ini biasa dipanggil ikan Semah. Sementara itu, di belahan Indonesia lainnya ikan ini memiliki sebutan ikan Batak, ikan Curong, ikan Ihan, ikan Sepan, ikan Lempon, ikan Masheer, dan ikan Kelah.

Ikan yang dianggap keramat ini juga memiliki nama ikan Torsoro. Nama tersebut diambil dari relief Candi Borobudur tahun 1842 yang menampilan ikan ini untuk menggambarkan aktivitas nelayan dahulu.

ADVERTISEMENT

Ikan Dewa ini memiliki klasifikasi ilmiah dari genus Tor dengan nama spesies Tor Douronensis atau Labeobarbus douronensis.

Ikan ini juga merupakan kerabat dari spesies golongan Actinopterygii klasifikasi famili Cyprinidae dalam genur Tor. Di Indonesia, ditemukan empat spesies dari genus Tor, yaitu Tor tambroides, Tor douronensis, Tor tambra, dan Tor soro

2. Habitat dan Daerah Persebaran

Ikan Dewa senang hidup di perairan sungai daerah pegunungan yang beraliran deras. Ikan ini juga dapat ditemui di sungai yang memiliki dasar batu serta sungai dengan kandungan oksigen tinggi dan air yang bersih dan jernih.

Ikan Torsoro ini dapat ditemukan di berbagai wilayah Indonesia, seperti pulau Jawa, meliputi Jabar, Jateng, dan Jatim. Ikan ini juga tersebar di wilayah Kalimantan dan Sumatera sekitar Aceh dan Danau Toba.

Dikutip dari situs resmi Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC), ikan Dewa ini memiliki 20 jenis kerabat yang tersebar di belahan dunia Asia, seperti wilayah Trans Himalaya (Nepal, India, Pakistan, dan Myanmar) serta kawasan Asia Tenggara (Vietnam, Kamboja, Laos, Thailand, dan Malaysia).

3. Ciri Fisik

Sebagai jenis ikan yang masih berkerabat dengan ikan Mas, ikan Dewa memiliki bentuk kepala yang mirip. Sementara itu pada postur tubuhnya serupa dengan jenis ikan Arwana. Di habitat aslinya, ikan Dewa dapat tumbuh sepanjang sekitar satu meter dengan bobot lebih dari 30 kg.

Berdasarkan situs resmi TNGC, ikan Torsoro juga memiliki ciri fisik berupa jari-jari sirip punggung yang licin, bentuk kepala yang tidak berkerucut, dan terdapat tiga setengah baris sisik di antara garis rusuk dan sirip punggung.

Ciri khas lain ikan ini adalah memiliki pada ukuran cuping bagian bibir bawah yang berbeda dengan spesies dari Cyprinidae lainnya. Umumnya ikan Torsoro memiliki warna abu-abu kehitaman.

4. Tingkah Laku

Ikan Dewa ini memiliki tingkah laku yang senang dengan hidup bergerombol. Contohnya dapat dilihat pada ikan Dewa yang terdapat di Wisata Cibulan, Kabupaten Kuningan yang hidup bersama sekitar 20 ikan. Jumlah tersebut selalu tetap, tanpa bertambah atau berkurang.

Ikan Dewa ini juga memiliki tingkah unik yang kerap hilang secara bersamaan ketika kolam di Wisata Cibulan dikuras. Setelah air kembali terisi, maka gerombolan ikan Dewa pun akan kembali dengan sendirinya.

5. Pertumbuhan yang Lambat

Ikan Torsoro dikenal sebagai salah satu ikan yang memiliki pertumbuhan yang tergolong lambat. Untuk mencapai ukuran konsumsi, diperkirakan perlu waktu sekitar satu tahun lebih.

Kemudian, ikan yang dapat tumbuh sepanjang satu meter dengan bobot lebih dari 30 kg ini membutuhkan waktu sekitar belasan sampai puluhan tahun untuk mencapai ukuran tersebut.

6. Termasuk Hewan Langka

Ikan Dewa merupakan salah satu jenis ikan yang langka dan terancam punah. Status tersebut juga ditetapkan oleh International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN). Kelangkaan tersebut juga membuat ikan ini memiliki harga yang cukup tinggi.

Akibat kondisi tersebut, Pemerintah Kabupaten Kuningan membuat Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2009 tentang Pelestarian Satwa Burung dan Ikan, yang mana salah satu hewan di dalamnya adalah ikan Dewa.

Bahkan, Balai TNGC bekerja sama dengan Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar dan Penyuluhan Perikanan (BRPBATPP) untuk melestarikan ikan yang dikeramatkan ini.

(yum/yum)


Hide Ads