Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat alias Brigadir J ditembak rekannya Bharada Richard Eliezer atau Bharada E atas perintah Irjen Ferdy Sambo. Yoshua ditembak dalam posisi berlutut.
Hal ini terungkap sebagaimana investigasi yang dilakukan tim detikX. Peristiwa penembakan di rumah dinas Ferdy Sambo di Duren Tiga, Jakarta Selatan 8 Juli 2022 lalu ini bermula dari rangkaian peristiwa di Magelang.
Peristiwa penembakan ini juga selaras dengan rekaman CCTV yang beredar. Setibanya di kediaman rumah Sambo di Saguling, Putri Candrawathi melakukan tes PCR.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam rekaman CCTV yang diterima Komnas HAM juga terlihat Sambo dan Putri terlibat percakapan yang sangat mempengaruhi tindakan keji untuk membunuh Yosua.
"Dalam rekaman yang kami dapatkan dari kurang lebih satu jam, yang kita juga tadi tanyakan apa yang terjadi dalam peristiwa itu. Dan ternyata memang ada komunikasi antara Sambo dan Ibu Sambo, sehingga memang mempengaruhi, sangat mempengaruhi, peristiwa yang ada di TKP (rumah dinas Duren Tiga)," kata komisioner Komnas HAM Choirul Anam pekan lalu sebagaimana dilansir detikX pada Selasa (16/8/2022).
Pada pukul 15.49 WIB, dalam rekaman CCTV, terlihat Yoshua menurunkan tas yang bermuatan pakaian dari mobil menuju ke dalam rumah. Setelahnya, CCTV juga masih memperlihatkan Yoshua dan Richard melakukan tes PCR di lantai satu hingga keduanya keluar dari dalam rumah Sambo.
Pada sela waktu ini, Sambo memanggil Bripka Ricky Rizal. Sambo memintanya mengeksekusi Yoshua, tapi Ricky tak bersedia.
Sambo kemudian memanggil Richard. Berbeda dengan Ricky, tanpa menanyakan kesediaan Richard, eks Kadiv Propam Polri ini langsung memerintahkan membunuh Yoshua, kawan dekatnya sendiri.
"Waktu pemanggilan itu, klien kami memang orang terakhir yang dipanggil (oleh Sambo)," kata Ronny Talapessy, pengacara Richard yang baru.
Yoshua sendiri saat itu tengah terlibat perbincangan dengan kekasihnya Vera Hutabarat lewat telepon WhatsApp. Namun Yoshua mengakhiri telepon tersebut dan berjanji akan menelepon lagi.
Dalam panggilan telepon itu, menurut Vera, terdengar Yoshua sedang bersenda gurau dengan ajudan lainnya. Ini senada dengan temuan Ketua Komnas HAM Taufan Damanik, ketika itu para ajudan memang sedang bersantai di depan rumah pribadi Sambo.
30 menit kemudian, rombongan Putri meninggalkan rumah pribadi di Jalan Saguling menuju ke rumah dinas di Duren Tiga. Dari rekaman CCTV mereka tiba di rumah dinas pukul 17.09 WIB.
Sumber detikX yang mengetahui BAP terbaru Richard menuturkan Yoshua kala itu berada di pekarangan. Ini juga sesuai dengan keterangan Kabareskrim Komjen Agus Andrianto.
"Semua saksi kejadian menyatakan Brigadir Yoshua (almarhum) tidak berada di dalam rumah, tapi di taman pekarangan depan rumah. Almarhum J masuk saat dipanggil ke dalam oleh FS," kata Agus.
Ketika Yoshua memasuki rumah, terlihat Sambo sudah bersama Kuat, Ricky, dan Richard. Sedangkan Putri berada di kamar rumah dinas Sambo tersebut.
Sambo kemudian memerintahkan Yoshua berlutut dan melipatkan kedua tangannya di belakang kepala. Sambo kemudian berteriak, memberi komando Richard untuk menembak, "Tembak, tembak, tembak!"
Dari jarak sekitar 2 meter, Richard melepaskan tembakan dari pistol Glock 17 miliknya. Tubuh Yoshua kemudian tersungkur. Kaus putih yang dikenakannya bersimbah darah. Setelah mengeksekusi Yoshua, menurut keterangan Richard ke eks tim pengacaranya, Sambo, yang mengenakan sarung tangan berwarna hitam, menembaki tembok menggunakan pistol HS-9 milik Yosua. Temuan ini senada dengan keterangan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
"Untuk membuat seolah-olah telah menjadi tembak-menembak, Saudara FS melakukan penembakan dengan senjata milik Saudara J ke dinding berkali-kali," kata Listyo.
(dir/dir)