Sepekan setelah kecelakaan bus pariwisata City Trans Utama di Jalan Raya Rajapolah Kabupaten Tasikmalaya, pihak kepolisian telah merampungkan proses penyelidikan. Hasilnya menguatkan dugaan awal yakni kecelakaan disebabkan sopir bus mengantuk.
"Seperti dugaan sementara, hasil penyelidikan kasus kecelakaan bus pariwisata di Rajapolah diakibatkan oleh human error, sopirnya mengantuk," kata Kasatlantas Polres Tasikmalaya Kota AKP Anaga Budiharso, Sabtu (2/7/2022).
Dari hasil penyelidikan itu terungkap fakta-fakta mencengangkan seputar kecelakaan yang memakan empat korban jiwa tersebut. Di antaranya tidak ditemukan tanda bekas pengereman di jalan, ini menunjukan sopir tidak berusaha menghentikan laju kendaraan karena mengalami micro sleep.
"Di jalan tak ada bekas rem. Kemudian perseneling bus pun dalam posisi gigi lima, itu menunjukan bus sebelum kejadian sedang lari (ngebut)," kata Anaga.
Sehingga tak heran jika bus itu menerabas dan menumbangkan sebatang pohon mahoni yang diameternya cukup besar, sebelum terjun ke jurang.
Anaga mengatakan penyelidikan melibatkan sejumlah unsur, termasuk saksi ahli. Mulai dari tim analisa kecelakaan dari Polda Jabar, Dinas Perhubungan, agen pemegang merek (APM), hingga mekanik bus.
"Sudah dilakukan penyelidikan dengan melibatkan sejumlah unsur, termasuk APM, mekanik dan lainnya. Kesimpulan bahwa sebelum kecelakaan bus dalam kondisi laik jalan. Rem berfungsi normal dan instrumen-instrumen lainnya juga laik jalan," kata Anaga.
(ors/ors)