Puluhan Keris Sepuh Unjuk Pesona di Kontes Pusaka Kulonan Cirebon

Puluhan Keris Sepuh Unjuk Pesona di Kontes Pusaka Kulonan Cirebon

Ony Syahroni - detikJabar
Sabtu, 26 Jul 2025 19:00 WIB
Keris-keris yang diikutsertakan dalam kontes Pusaka Kulonan di Keraton Kacirebonan
Keris-keris yang diikutsertakan dalam kontes Pusaka Kulonan di Keraton Kacirebonan. (Foto: Ony Syahroni)
Cirebon -

Puluhan pusaka berusia ratusan tahun berjajar rapi di salah satu bangunan Keraton Kacirebonan, Sabtu (26/7) sore. Dalam kontes Pusaka Kulonan itu, hanya keris-keris dari wilayah Jawa Barat yang ditampilkan.

Di antara deretan bilah pusaka yang dipajang, seorang pria tampak sibuk mondar-mandir. Sesekali ia berhenti, lalu mengamati bilah keris secara detail. Pamor, gagang hingga warangka tak luput dari pandangannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pria itu adalah Jimmy S Harianto. Ia merupakan salah satu juri yang ditunjuk untuk menilai kontes Pusaka Kulonan di Keraton Kacirebonan. Bagi Jimmy, puluhan keris yang berjajar itu bukan sekadar benda logam dengan ukiran indah. "Ini keris sepuh semua," ujar Jimmy.

Jimmy tidak bisa menyembunyikan rasa kagumnya. Matanya terus menelusuri satu per satu bilah keris seolah sedang menerawang jejak sejarah yang ada di dalamnya.

ADVERTISEMENT

"Rata-rata keris yang dilombakan ini dari abad ke-16," kata dia.

Menurutnya, keris-keris itu merupakan benda pusaka peninggalan dari masa kerajaan-kerajaan besar di Jawa Barat. Seperti Pajajaran, Galuh, Sumedang, Banten, hingga Cirebon itu sendiri.

Jimmy sendiri merasa berat hati dalam memberi penilaian. Karena menurutnya, setiap pusaka memiliki nilai sejarah dan makna tersendiri.

"Keris ini sepuh semua. Keris sepuh itu masing-masing punya kelebihan dan tidak bisa dibanding-bandingkan sebetulnya," kata dia.

"Tapi karena ini lomba dan pemiliknya membolehkan untuk dinilai, maka kita harus memilih" sambung dia.

Jimmy menjelaskan, ada beberapa aspek yang akan dinilai dalam kontes Pusaka Kulonan ini. Mulai dari keutuhan fisik, material, pamor, usia hingga warangka. Namun, dari beberapa aspek tersebut, Jimmy mengedepankan lokalitas dari setiap keris tersebut.

"Yang paling dipertimbangkan itu lokalitas. Karena ini kan di Cirebon dan tentang keris kulonan. Jadi unsur kulonannya itu harus kuat," kata dia.

"Baru setelah itu kita nilai secara fisik. Mulai dari pamor, besinya, eranya hingga keutuhannya," kata dia menambahkan.

Salah seorang panitia penyelenggara, Raden Sigit mengatakan ada sekitar 30 keris yang diikutsertakan dalam kontes Pusaka Kulonan di Keraton Kacirebonan.

Keris-keris itu merupakan milik para peserta yang berasal berbagai daerah. Seperti Jogja,Jakarta dan beberapa daerah lainnnya. Meski para pesertanya berasal dari berbagai daerah, namun keris-keris yang diikutsertakan adalah keris yang berasal dari Jawa Barat.

"Kurang lebih ada 30 keris. Tapi ini khusus kulonan. Kulonan itu Jawa Barat. Jadi yang dikonteskan keris-keris dari Jawa Barat. Contohnya, seperti dari era Kerajaan Pajajaran, Galuh, Sumedang, Cirebon dan Banten," kata dia.

Sigit menyebut keris-keris dari Jawa Barat memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri. Mulai dari bentuk hingga warangkanya.

"Jawa Barat itu nyentrik. Nyentriknya, karena berbagai dapur, bentuk, itu ada semua. Dari warangkanya sendiri, Jawa Barat itu memiliki banyak jenis," kata dia.

(sud/sud)


Hide Ads