Tidak jauh dari Vihara Dewi Welas Asih, Jalan Panjunan, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon terdapat stand yang menyediakan sensasi berwisata dengan menggunakan becak khas Jepang yang disebut dengan Rickshaw. Berbeda dengan becak pada umumnya, Rickshaw memiliki dua roda dengan ditarik menggunakan tenaga manusia.
"Namanya Rickshaw atau bahasa Jepangnya Jinrikisha yang artinya ditarik manusia, setiap hari buka di sini, " tutur Eka, penjaga stand wisata Rickshaw, Rabu (12/2/2024).
Untuk bentuknya, becak Rickshaw memiliki kerangka yang terbuat dari kayu dan logam, dengan dua roda di bagian belakang. Tempat duduknya berwarna merah dengan atap becak di bagian atasnya. Becak Rickshaw juga memiliki bentuk yang ramping untuk memudahkan pengemudi bergerak dan memiliki warna hitam yang cerah.
Sedangkan penarik becak Rickshaw sendiri disebut dengan Shafu, setiap menarik becak, Shafu menggunakan hakama merah, dengan bentuknya lebih sederhana, yang diberi nama Happi.
Eka memaparkan, meski berasal dari Jepang, namun, becak Rickshaw yang digunakan merupakan becak asli buatan Indonesia, yang dibuat semirip mungkin seperti becak aslinya.
"Becaknya dapat pesan, tapi pesannya kita benar-benar mengikuti seperti becak aslinya," tutur Eka.
Baca juga: Ada 'Satpam' Jagain Orang Selfie di Jepang! |
Menurut Eka, Rickshaw sendiri merupakan becak tradisional Jepang yang usianya sudah ratusan tahun, jauh sebelum adanya becak roda tiga.
"Rickshaw juga itu kendaraan tradisional dari Jepang, kendaraan yang memang ditarik oleh tenaga manusia, sudah ada dari lama. Untuk di Asia itu, hanya ada di Jepang, Cina dan Korea, tapi lebih menonjolnya mah dari Jepang," tutur Eka.
Ide untuk membuat wisata Rickshaw sendiri bermula ketika sang owner yang bernama Cisinta, hobi menonton film drama Korea dan Jepang. Di tambah, saat itu, di Cirebon akan dibangun kampung wisata Pecinan yang lokasinya dekat dengan vihara.
"Ini usaha personal owner, awalnya karena melihat drakor gitu ditambah ownernya juga senang kebudayaan Jepang, akhirnya mutusin untuk menyediakan becak tarik yang dari Jepang itu, apalagi saat itu di Cirebon sedang menggalakkan tentang wisata Pecinan kan," tutur Eka.
Karena ditarik dengan menggunakan tenaga manusia, becak Rickshaw memiliki jarak tempuh sekitar 3 kilometer dengan waktu tempuh maksimal 30 menit. Biasanya, becak Rickshaw akan berkeliling di gedung tua di sekitar Vihara Welas Asih Cirebon.
"Kalau untuk perjalanannya itu 30 menit, dari Vihara terus ke Pedati Gede, Lapangan Kebumen lalu kembali lagi ke sini, untuk kapasitasnya bisa 2 orang dengan maksimal bobotnya itu 115 kilogram,karena kita kan ditarik manusia," tutur Eka.
Tak hanya becak Rickshaw, Eka juga menyediakan berbagai macam kostum khas Jepang, Korea, Cina dan Eropa. Menurut Eka, wisata becak Rickshaw yang memadukan dengan sewa kostum khas Jepang merupakan pertama kali ada di Indonesia
"Ada Kimono dari Jepang, Hanfu dari Cina, Hanbok dari Korea dan juga ada kostum dari Eropa,di sini juga bisa buat photoshoot. Untuk di Indonesia pertama kali di Cirebon, mulai dari awal tahun 2024 kemarin," tutur Eka.
Untuk sekali naik Rickshaw sendiri biayanya Rp 50.000 sedangkan untuk sewa kostumnya dari mulai harga Rp 75.000 sampai Rp 125.000 Meskipun tergolong baru, namun, antusiasme untuk naik becak Rickshaw sangat tinggi di Cirebon. Ini dibuktikan dengan banyaknya orang yang sudah keliling Cirebon dengan menggunakan becak Rickshaw.
"Ini juga sudah kerjasama dengan travel yang mengadakan one day trip di Cirebon, itu sudah ada dari Semarang dari Jakarta datang ke sini. Alhamdulillah belum setahun berjalan responnya positif, walaupun ini wisata baru, kemarin saja itu ada 60 orang datang ke sini," pungkas Eka.
(yum/yum)