.webp)
Siswa SMA Negeri 7 Cirebon mengungkapkan adanya pemotongan uang Program Indonesia Pintar (PIP) yang terjadi di sekolah tersebut. Kejadian ini pun menyita perhatian banyak pihak.
Saat ini, dugaan adanya pemotongan program PIP itu pun mulai disorot oleh Kejaksaan Negeri (Kejari) Kota Cirebon. Kejaksaan menyatakan akan menyelidiki persoalan tersebut.
Kasie Intel Kejari Kota Cirebon, Slamet Haryadi mengatakan, sejauh ini pihaknya belum menerima adanya laporan soal dugaan pemotongan program PIP di SMA Negeri 7 Cirebon.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"(Pengaduan soal pemotongan PIP) belum ada," kata Slamet Haryadi di Kota Cirebon, Rabu (12/2/2025).
Kendati demikian, Slamet menyatakan pihaknya akan tetap menyelidiki adanya dugaan pemotongan program PIP di SMA Negeri 7 Cirebon. Saat ini, kata dia, Kejari Kota Cirebon sedang dalam proses pengumpulan data dan keterangan terkait persoalan tersebut.
"Kami di Kejaksaan Negeri Kota Cirebon saat ini sedang mengumpulkan data dan bahan keterangan," ucap dia.
"Sejauh ini kami masih monitor serta melakukan pengumpulan data dan bahan keterangan," kata Slamet menambahkan.
Pengaduan Siswa
Sebelumnya, soal adanya pemotongan program PIP di SMA Negeri 7 Cirebon ini diungkap oleh salah seorang siswa dari sekolah tersebut, H. Menurutnya, hal itu seharusnya tidak terjadi di sekolah.
Pasalnya, ia menilai PIP itu merupakan program dari pemerintah yang memang diperuntukkan bagi para pelajar sekolah. Oleh karenanya, dia sendiri merasa keberatan atas adanya pemotongan program PIP di sekolahnya.
"Sebelumnya kita itu dapat PIP. PIP itu kan bantuan dari pemerintah melalui bank. Kalau yang saya tahu, waktu kita ke sana itu, sekolah lain yang ngambil siswanya aja. Jadi ATM sama tabungannya dipegang sama siswa. Tapi kalau kita itu diambil Rp250 (ribu) sama pihak sekolah," kata H.
"Kenapa harus diambil Rp250 (ribu), sedangkan sekolah lain itu dikasih langsung ke siswanya, semuanya," kata dia menambahkan.
Tanggapan Pihak Sekolah
Staf Kesiswaan SMA Negeri 7 Cirebon, Rahmasari sebelumnya telah memberikan keterangan terkait adanya pemotongan program PIP di sekolah tersebut. Rahmasari mengakui jika memang ada pemotongan program PIP terhadap para siswa. Ia pun memberi penjelasan terkait hal tersebut.
"Iya. Jadi memang penawaran kerjasamanya itu dari partai. Jadi kan ya kami juga akhirnya bernegosiasi dulu dengan kepala sekolah dan wakasek yang lain. Akhirnya setuju, yaudah. (Potongannya) Rp200 (ribu) per siswa," ucap Rahma.
Rahma pun mengungkap penggunaan uang yang didapat dari hasil pemotongan PIP dari para siswa. "Untuk kelas XI untuk study tour, kalau kelas XII itu untuk buku tahunan dan graduation," ucap Rahma.
(dir/dir)
