Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Cirebon telah memulai proses sortir dan lipat (sorlip) surat suara Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Gubernur dan Wakil Gubernur serta Wali Kota dan Wakil Wali Kota. Proses sorlip ini membawa berkah sendiri bagi warga Cirebon.
Tampak sejumlah ibu-ibu, bapak-bapak hingga anak muda sangat antusias melakukan proses sorlip surat suara. Setidaknya, ada sekitar 160 petugas sorlip surat suara. Mereka akan bekerja selama 4 hari di gudang penyimpanan surat suara, Jalan Pronggol, Kelurahan Pegambiran, Kota Cirebon.
Salah satu yang cukup antusias dalam melakukan proses sorlip adalah Rina (58), bersama teman satu kelompoknya, Rina tampak sudah lihai dalam melipat surat suara. Meski terlihat sederhana, menurut Rina, diperlukan kesabaran dan ketelitian dalam melakukan aktivitas sorlip. Dalam sehari, Rina bisa melipat sekitar 700 surat suara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rina memaparkan, tak hanya sekali, hampir setiap pemilu diadakan, ia selalu terlibat dalam proses sorlip surat suara. Menurut Rina, pemilu selalu membawa berkah tersendiri baginya, karena bisa menambah penghasilan dengan menjadi petugas sortir surat suara.
"Sering ikutan kegiatan sortir seperti ini mah, ada sekitar lima kali ikutan melipat surat suara, sejak zaman Jokowi mencalonkan presiden itu saya sudah ikut dalam melipat surat suara," tutur Rina, Selasa (5/10/2024).
Rina sendiri diajak oleh temannya untuk ikut bekerja menjadi tukang sorlip surat suara. Rina memaparkan, dibandingkan dahulu, perekrutan untuk kegiatan sorlip surat suara sekarang lebih tertata rapi. Sedangkan dahulu, Rina harus rela berdesak-desakan hanya untuk ikut kegiatan sorlip surat suara.
"Dulu mah sorlip itu di gudang yang kabupaten, untuk ikut sorlip harus rebutan terlebih dahulu sampai ada yang jatuh cuman mau ikut sorlip. Tapi alhamdulillah sekarang mah lebih tertata rekrutnya," tutur Rina.
Menurut Rina, setiap ada pemilu, nominal upah yang diterima sebagai petugas sorlip juga selalu naik. Rina mengingat, saat pertama kali menjadi petugas sorlip 2014 yang lalu, Rina dibayar Rp 100 perak per satu surat suara. Namun, untuk kegiatan sorlip surat suara sekarang, Rina dibayar Rp 300 per surat suara.
Jika tidak ada kegiatan sorlip surat suara, Rina sendiri bekerja sebagai guru les privat dan menernak ayam di rumah. Menurut Rina, salah satu upah yang cukup besar yang pernah ia terima sebagai petugas sorlip surat suara adalah ketika menjadi petugas sorlip Pemilu 2024 yang lalu. Kala itu, Rina mendapatkan upah mencapai jutaan rupiah dari melipat suara.
"Kemarin yang pas pemilihan presiden itu dapat Rp 3.500.000 itu segitu kerjanya cuma sepuluh hari, setiap hari kerja dari pukul delapan pagi sampai pukul empat sore. Tapi untuk sekarang kurang tahu dapatnya berapa, soalnya kan masih berlangsung," tutur Rina.
Biasanya, Rina akan menggunakan upah hasil menjadi petugas sorlip untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Menurut Rina, meski lelah, dirinya merasa senang saat bisa berpartisipasi menjadi petugas sorlip surat suara.
"Senang sekali, selagi masih sehat mah. Selain bisa mendapatkan uang, juga bisa mendapatkan teman baru, di sini jadi kenal banyak orang. Biasanya, uangnya digunakan untuk menuhin kebutuhan sehari-hari, seperti buat beli bahan makanan untuk dimasak," pungkas Rina.
Sementara itu Komisioner KPU Kota Cirebon Divisi Teknis Penyelenggaraan, Sanubi mengatakan, pihaknya memperkerjakan sekitar 160 orang untuk proses sorlip surat suara di Pilkada serentak 2024. Menurut Sanubi, kebanyakan pekerja berasal dari warga sekitar lokasi gudang. Sedangkan untuk total surat suara yang dikerjakan, baik untuk gubernur dan wali kota jumlahnya sama yakni, 262.343 lembar surat suara.
(sud/sud)