Berjibaku Melawan Stunting di Majalengka

Berjibaku Melawan Stunting di Majalengka

Erick Disy Darmawan - detikJabar
Selasa, 15 Okt 2024 18:45 WIB
Upaya melawan stunting di Majalengka
Upaya melawan stunting di Majalengka (Foto: Erick Disy Darmawan/detikJabar)
Majalengka -

Kasus stunting di Kabupaten Majalengka terus mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Berbagai pihak turut serta untuk menekan angka stunting di Majalengka.

Sperti yang dilihat detikJabar dari web opendata.majalengkakab.go.id. Di 2020, prevalensi kasus stunting di Majalengka berada di angka 5,29 persen. Pada 2021, tren kasus stunting di 'Kota Angin' cukup menurun signifikan, yakni 3,52 persen. Namun di 2022, mengalami sedikit kenaikan menjadi 3,84 persen.

Akan tetapi, Pj Bupati Majalengka Dedi Supandi mengatakan, kasus stunting di Majalengka pada 2023 kembali menurun. Dari sebelumnya 3,84 persen, kini menjadi 3,21 persen.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Upaya penanganan kasus stunting itu kini menjadi atensi serius Pemkab Majalengka. Sejumlah langkah tengah dipersiapkan untuk menekan angka tersebut.

"Kami sudah membentuk Tim Updater Data untuk mengupdate balita-balita di desa yang ditentukan untuk memastikan ada di situ. Nantinya, akan dijadikan sampel saat Survei Status Gizi Indonesia 2024 dilaksanakan di Majalengka. Kami berharap, angka stunting tahun ini menurun," kata Dedi kepada wartawan, Selasa (15/10/2024).

ADVERTISEMENT

Setelah pelaksanaan survei itu, Dedi berharap angka stunting di Majalengka terus menunjukkan tren positif. Karenanya, pemerintah menyongsong Majalengka menuju zero stunting.

Ketua Tim Kerja Kesehatan Keluarga dan Gizi Dinkes Kabupaten Majalengka Asri Febriantini menyampaikan, sebanyak 21 anggota Tim Updater Data disiapkan untuk mengupdate data balita yang ada di desa-desa. Bahkan hingga 11 Oktober 2024, progres pelaporan dari Tim Updater Data telah mencapai 96,29 persen.

"Pencapaian ini menduduki peringkat ketiga tertinggi di Jawa Barat, dan Tim Updater Data Kabupaten Majalengka juga sejauh ini tidak ada kendala dalam menggunggah data ke sistem. Padahal, daerah lain rata-rata kesulitan saat mengunggah data tersebut atau ketika turun ke lapangan," ujar Asri.

Untuk memastikan balita yang menjadi sasaran dikunjungi, Pemkab Majalengka menurunkan Camat, Kepala Desa, hingga Puskesmas untuk mengawal Tim Updater Data. Dengan langkah tersebut, dia optimistis target nol persen kasus stunting d Majalengka bakal terwujud.

"Saat ini, kami menyasar remaja harus bebas anemia, dan jika ditemukan ada remaja yang anemia maka langsung diintervensi. Selanjutnya kami juga mendampingi ibu hamil untuk memastikan minimal diperiksa enam kali selama kehamilannya, dan bayi yang baru lahir diupayakan mendapat ASI eksklusif selama enam bulan," jelas Asri.

Di samping itu, dr Ratih Eka Pujasari mengatakan, deteksi dini merupakan kunci penting untuk mencegah kasus stunting. Dengan demikian, upaya itu dapat mencegah keterlambatan penanganan balita yang dinyatakan mengalami stunting.

"Pencegahannya itu yang jelas nutrisi ibu hamil harus terpenuhi, karena stunting pada dasarnya dari anak normal tapi kekurangan nutrisi secara kronik akhirnya kenaikan berat badan maupun tinggi badannya tidak sesuai target dari anak-anak seusianya," kata Ratih.

Ratih juga mengingatkan masyarakat segera konsultasi dengan dokter apabila berat badan anak mengalami kenaikan yang tidak sesuai target. Stunting juga berdampak buruk baik jangka pendek, maupun jangka panjang. Misalnya mudah sakit karena penurunan daya tahan tubuh, dan penurunan fungsi kecerdasan yang mengakibatkan poin Intelligence Quotient (IQ) terganggu.

"Kemungkinannya bisa juga anak ini sakit, sehingga yang dimakannya tidak cukup untuk pertumbuhannya. Kalau tidak diintervensi berat badannya akan berkurang terus, kemudian tubuhnya ini menurunkan kenaikan tinggi badan untuk menjaga keseimbangan status gizi baik, dan akhirnya menjadi gizi buruk lalu stunting," paparnya.

Andil Polisi 'Perangi' Stunting

Tak hanya Pemkab Majalengka, polisi juga bahu-membahu dengan pemerintah untuk menekan angka kasus stunting di Majalengka. Kini, Polres Majalengka mulai menerapkan program orang tua asuh untuk cegah stunting.

Kapolres Majalengka AKBP Indra Novianto mengatakan, program ini sebagai langkah inovatif untuk membantu pemerintah daerah dalam menekan kasus stunting di Majalengka. Melalui program ini, lanjut dia, diharapkan bisa meningkatkan kesehatan anak-anak serta mengedukasi masyarakat tentang pentingnya melakukan upaya pencegahan terhadap stunting.

"Kami bekerja sama dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Majalengka, sudah meluncurkan program orang tua asuh anak stunting agar menjadi pintar dan tangkas (Otak Smart) untuk menekan angka stunting," kata Indra.

Dalam praktiknya, kata Indra, pihaknya berkolaborasi dengan forum komunikasi pimpinan daerah (Forkopimda) untuk memperluas jangkauan program ini. Tak hanya itu, seluruh personel dari Polres Majalengka juga dilibatkan untuk menjadi orang tua asuh bagi anak-anak terdampak stunting. Dengan demikian, semua anak yang terkena atau berisiko stunting dapat menerima pendampingan.

"Tidak hanya anggota polisi, tetapi juga istri-istri mereka, termasuk pejabat polres seperti kepala bagian, kepala satuan, dan kapolsek bersama istri ikut serta dalam program ini," ujarnya.

Di samping itu, berdasarkan pendataan terakhir, tercatat sekitar 2.465 kasus stunting ditemukan di Majalengka. Kecamatan Sumberjaya adalah salah satu wilayah yang memiliki 461 kasus stunting. Kecamatan tersebut juga dipilih menjadi lokasi uji coba program tersebut.

Polisi ikut berperan melawan stunting di MajalengkaPolisi ikut berperan melawan stunting di Majalengka Foto: Erick Disy Darmawan/detikJabar

Indra mengatakan, program ini tak hanya menyasar para orang tua. Namun kalangan remaja hingga calon pengantin pun diberikan edukasi agar mereka dapat mencegah stunting sejak dini.

"Pendampingan intensif akan diberikan sejak masa kehamilan hingga anak berusia dua tahun. Ini mencakup pemeriksaan kehamilan sekitar enam kali, dan setelah bayi berusia enam bulan, diberikan tambahan makanan yang kaya protein," ucapnya.

Sementara itu Ketua IDI Majalengka dr Nina Nur Ainy Syarief menyatakan kesiapan pihaknya untuk mendukung program orang tua asuh yang dijalankan oleh Polres Majalengka. Program ini, kata dia, merupakan inisiatif yang harus ditindaklanjuti dengan langkah-langkah konkret seperti pemetaan kasus, pemberian makanan tambahan, vitamin, serta edukasi perilaku hidup bersih dan aehat (PHBS).

"Sebanyak 70 dokter dari IDI Majalengka akan berpartisipasi, dengan 30 di antaranya telah mendaftar sebagai calon orang tua asuh," ujarnya.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "100 Hari Bupati & Hari Jadi Majalengka"
[Gambas:Video 20detik]
(dir/dir)


Hide Ads