Pemkab Majalengka Bentuk Tim Updater Data untuk Tekan Angka Stunting

Pemkab Majalengka Bentuk Tim Updater Data untuk Tekan Angka Stunting

Erika Dyah - detikJabar
Rabu, 16 Okt 2024 10:33 WIB
Pemkab Majalengka Bentuk Tim Updater Data untuk Tekan Angka Stunting
Foto: Pemkab Majalengka
Jakarta -

Angka stunting di Kabupaten Majalengka diketahui mencapai 3,12 persen. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Majalengka melakukan berbagai upaya untuk menekan angka stunting dan mencegah munculnya kasus baru, salah satunya membentuk Tim Updater Data.

"Kami sudah membentuk Tim Updater Data untuk mengupdate balita-balita di desa yang ditentukan untuk memastikan ada di situ. Nantinya, akan dijadikan sampel saat Survey Status Gizi Indonesia 2024 dilaksanakan di Majalengka. Kami berharap, angka stunting tahun ini menurun," ungkap Pj Bupati Majalengka Dedi Supandi dalam keterangan tertulis, Rabu (16/10/2024).

Ia menerangkan pada 2023, kasus stunting di Kabupaten Majalengka menurun menjadi 3,12 persen atau 2.465 balita dari jumlah total yang diukur sebanyak 79.101 balita. Ia berharap angka tersebut menurun setelah Survey Status Gizi Indonesia dilaksanakan di Majalengka.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pemkab Majalengka pun menggelar kegiatan yang mengusung tema Menuju Majalengka Zero Stunting dalam Majalengka Berbicara (Mabar) volume ke-8' di Gedung Yudha Majalengka. Kegiatan ini menghadirkan Ketua Tim Kerja Kesehatan Keluarga dan Gizi Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Majalengka Asri Febriantini dan Dokter Spesialis Anak RSUD Majalengka dr Ratih Eka Pujasari sebagai narasumber.

Ketua Tim Kerja Kesehatan Keluarga dan Gizi Dinkes Kabupaten Majalengka Asri Febriantini menjabarkan ada 21 anggota Tim Updater Data yang mengupdate balita di desa-desa yang menjadi lokus untuk dilaporkan ke sistem yang telah disiapkan. Bahkan, hingga 11 Oktober 2024 progres pelaporan dari Tim Updater Data tersebut mencapai 96,29 persen.

ADVERTISEMENT

"Pencapaian ini menduduki peringkat ketiga tertinggi di Jawa Barat dan Tim Updater Data Kabupaten Majalengka juga sejauh ini tidak ada kendala dalam mengunggah data ke sistem. Padahal, daerah lain rata-rata kesulitan saat mengunggah data tersebut atau ketika turun ke lapangan," ungkapnya.

Ia merinci Pemkab Majalengka menerjunkan camat, kepala desa, hingga puskesmas untuk mengawal Tim Updater Data dalam memastikan balita yang menjadi sasaran tersebut dikunjungi. Pihaknya berharap hasil Survei Status Gizi Indonesia 2024 kasus stunting di Kabupaten Majalengka menurun.

Ia pun optimistis target nol persen kasus stunting di Kabupaten Majalengka bakal tercapai asalkan konvergensi penanganannya berjalan lancar. Saat ini, Pemkab Majalengka menargetkan zero new stunting atau tidak ada kasus baru dan menekan kasus stunting yang kini tersisa 3,12 persen.

"Saat ini, kami menyasar remaja harus bebas anemia, dan jika ditemukan ada remaja yang anemia maka langsung diintervensi. Selanjutnya kami juga mendampingi ibu hamil untuk memastikan minimal diperiksa enam kali selama kehamilannya, dan bayi yang baru lahir diupayakan mendapat ASI eksklusif selama enam bulan," tandasnya.

Sementara itu, Dokter Spesialis Anak RSUD Majalengka dr Ratih Eka Pujasari mengungkapkan kunci mencegah stunting adalah deteksi dini. Ia menyebut jika balita dinyatakan mengalami stunting, maka termasuk kategori terlambat dalam pencegahannya. Namun, pihaknya memastikan upaya penanganan tetap bisa dilakukan.

"Pencegahannya itu yang jelas nutrisi ibu hamil harus terpenuhi, karena stunting pada dasarnya dari anak normal tapi kekurangan nutrisi secara kronik akhirnya kenaikan berat badan maupun tinggi badannya tidak sesuai target dari anak-anak seusianya," ujarnya.

Ia menjelaskan orang tua biasanya belum mengetahui anaknya mengalami indikasi stunting akibat pertumbuhannya tidak sesuai target. Padahal, saat baru diketahui kenaikan berat badan anak tidak sesuai target, orang tua harus segera mengintervensi dengan memberi makanan tambahan agar kebutuhan nutrisinya tercukupi.

"Kemungkinannya bisa juga anak ini sakit, sehingga yang dimakannya tidak cukup untuk pertumbuhannya. Kalau tidak diintervensi berat badannya akan berkurang terus, kemudian tubuhnya ini menurunkan kenaikan tinggi badan untuk menjaga keseimbangan status gizi baik, dan akhirnya menjadi gizi buruk lalu stunting," paparnya.

Pihaknya mengingatkan masyarakat untuk segera berkonsultasi ke dokter apabila kenaikan berat badan anak tidak sesuai target. Apalagi, stunting berdampak buruk baik jangka pendek seperti penurunan daya tahan tubuh yang membuat mudah sakit, hingga jangka panjang berupa penurunan fungsi kecerdasan yang mengakibatkan poin Intelligence Quotient (IQ).

(akd/akd)


Hide Ads