Ikan asin merupakan salah satu makanan khas Cirebon yang disukai banyak orang. Namun, siapa sangka di balik nikmatnya setiap gigitan ikan asin yang renyah, tersimpan kisah perjuangan seorang pria yang tak kenal lelah. Ajid namanya.
Warga Samadikun Selatan, Kelurahan Kesenden, Kecamatan Kejaksan, Kota Cirebon ini telah bertahun-tahun menggantungkan hidupnya pada usaha produksi ikan asin. Ajid menekuni usaha tersebut di sebuah bangunan sederhana yang tak jauh dari rumahnya.
Tak hanya sekadar mencari nafkah untuk keluarga, melalui bisnisnya ini, pria 58 tahun itu mampu menyekolahkan kedua anaknya ke tingkat perguruan tinggi hingga berhasil menyandang gelar sarjana.
"(Usaha produksi ikan asin) berawal dari nenek saya," ujar Diman Ariwijaya, anak sulung Ajid yang kini turut mengelola usaha keluarga.
detikJabar berkesempatan berbincang-bincang langsung dengan Diman di Cirebon, baru-baru ini. Pria 28 tahun itu pun banyak bercerita tentang usaha produksi ikan asin yang ditekuni oleh keluarganya.
Ia mengatakan usaha produksi ikan asin ini merupakan usaha keluarga yang sudah berjalan selama bertahun-tahun. Ayah Diman, yakni Ajid merupakan generasi kedua. Sepeninggal sang ibu, Ajid yang meneruskan usaha tersebut.
"Setelah dari nenek, usaha ini diteruskan bapak. Bapak mulai meneruskan usaha produksi ikan asin ini sejak tahun 2014," kata Diman.
Diman sendiri mulai ikut mengelola usaha ikan asin sejak beberapa tahun lalu. Sebelumnya, Diman sempat bekerja di sebuah perusahaan. Namun, karena diminta untuk membantu sang ayah, Diman lalu memutuskan keluar dari tempat kerjanya dan fokus di usaha produksi ikan asin milik keluarga.
Usaha produksi ikan asin ini tidak hanya memberikan manfaat ekonomi bagi keluarga, tetapi juga untuk masyarakat sekitar. Setidaknya ada 13 orang warga sekitar yang bekerja di tempat produksi ikan asin ini.
"Kebanyakan yang kerja ibu-ibu rumah tangga. Dengan bekerja di sini, mereka bisa mendapatkan penghasilan tambahan untuk keluarga," ujar Diman.
Dalam sehari, tempat produksi ini bisa mengolah sebanyak 1-2 Kwintal ikan segar untuk dijadikan produk ikan asin. "Kita dapat ikan-ikannya dari daerah Cirebon dan ada juga yang dari luar daerah. Sehari itu biasanya 1 Kwintal. Tapi kalau lagi banyak bisa 2 Kwintal," kata Diman.
Memasuki proses pembuatan, ada beberapa tahapan yang perlu dilakukan. Setiap hari, Ajid dan Diman bersama para pekerja lainnya sibuk membersihkan, merendam, dan menjemur berbagai jenis ikan, seperti ikan bilis dan ikan tiga wajah.
Proses pembuatan ikan asin dimulai dengan pemilihan ikan segar berkualitas. Ikan-ikan ini kemudian dibersihkan dan difilet dengan hati-hati. Tahap selanjutnya, ikan-ikan tersebut direndam dalam air garam yang telah disiapkan. "Direndamnya cukup satu malam," kata Diman.
Setelah semalaman direndam, ikan-ikan tersebut kemudian dicuci bersih dan dijemur di bawah sinar matahari. Lamanya waktu penjemuran sangat bergantung pada kondisi cuaca. "Kalau cuaca panas, ikan asin bisa kering dalam waktu tiga hari. Tapi kalau musim hujan, bisa lebih lama," tambah Diman.
Dipasarkan hingga ke Bandung
Selain ikan bilis dan ikan tiga wajah, tempat usaha ini juga memproduksi berbagai jenis ikan asin lainnya. Diman menawarkan dua pilihan kemasan untuk produk ikan asin, yakni curah dan kemasan plastik.
"Untuk yang curah, harganya lebih terjangkau. Tapi kalau ingin praktis, bisa memilih kemasan plastik," jelasnya.
Untuk ikan asin bilis curah, harga yang dipatok yaitu Rp100 ribu/Kg. Sedangkan yang sudah dikemas, harganya menjadi Rp110 ribu/Kg. Begitu pun dengan ikan asin tiga wajah. Untuk ikan asin tiga wajah curah, harganya Rp90 ribu/Kg. Sementara yang sudah dikemas harganya menjadi Rp100 ribu/Kg.
"Ikan asin yang curah dengan yang kemasan harganya beda Rp10.000," terang Diman.
Ikan asin yang dihasilkan dari tempat usaha ini telah dipasarkan hingga ke berbagai daerah di Jawa Barat, terutama Cirebon dan Bandung. Keuntungan dari usaha ini pun tidak hanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, melainkan juga untuk membiayai pendidikan anak-anak.
"Dari usaha ini bapak bisa menyekolahkan anak-anaknya sampai sarjana. Bapak kan anaknya dua, saya dan adik saya. Sekarang sudah lulus (kuliah) semua," kata Diman.
Simak Video "Video Kata BRIN soal Titik Koordinat Meteor yang Jatuh di Laut Jawa"
(dir/dir)