Jalan Pangeran Cakrabuana merupakan salah satu jalur sibuk di Kabupaten Cirebon. Jalan yang dikenal dengan penjual nangkanya ini selalu membetot perhatian pengendara.
Setiap lapak penjual buah nangka tersebut berdiri di atas gerobak sedehana dengan tenda kecil yang ada di bawah rindangnya pohon mahoni yang ada di ruas jalan Pangeran Cakrabuana. Dapat dipastikan, setiap melintas dijalan itu para pengendara disajikan dengan aroma khas buah nangka yang menggugah selera.
Saat melintas di jalan tersebut, detikJabar bertemu dengan seorang pria paruh baya dengan senyum ramah dan tangannya yang menyimbolkan kerja keras berdiri di depan gerobak sederhananya, Senin (19/8/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia adalah Slamet (52) seorang penjual buah nangka yang telah menjadi bagian dari kehidupan jalanan ini selama lebih dari satu dekade. Dari diri Slamet, ternyata bukan hanya sekadar penjual buah melainkan sebagai simbol ketekunan, keramahan dan kehangatan yang selalu hadir di tengah ramainya arus lalu lintas.
Setiap hari, sejak fajar menyingsing ia sudah siap dengan gerobak kayu sederhananya memajang buah-buah nangka yang didapatkannya langsung dari kebun miliknya, yang ada di pinggiran kota. Aroma khas buah nangka matang yang dijajakannya menyebar di udara dan menarik siapa saja yang melintas.
Akan tetapi, di balik senyum ramah dan sikap optimisnya, Slamet menyimpan cerita yang penuh suka maupun duka selama berjualan buah nangka. Dengan berbagai macam tantangan yang hadir selama berjualan buah nangka, terutama soal persaingan yang ketat dengan pedagang lain dan biaya transportasi yang tidak sedikit.
Dengan ketekunan dan semangat pantang menyerah, Slamet mampu mengubah keadaan. Kini, buah nangka miliknya dikenal luas bukan hanya karena kualitasnya yang baik, tetapi juga karena kejujuran dan kehangatan dalam setiap transaksinya.
Slamet juga selalu menyempatkan diri untuk berbicara dengan pelanggannya, menanyakan kabar mereka, dan berbagi cerita. Bagi sebagian besar pembeli, membeli nangka dari lapaknua bukan hanya tentang mendapatkan buah yang segar, tetapi juga tentang mendapatkan pengalaman berbelanja yang penuh keakraban dan kehangatan.
Tidak jarang, pelanggan setianya adalah orang-orang yang telah mengenalnya selama bertahun-tahun. Mereka datang bukan hanya untuk membeli nangka, tetapi juga untuk mendengarkan cerita-cerita Slamet yang penuh inspirasi.
Terutama soal kisahnya tentang panen yang melimpah hingga perjuangannya melewati masa-masa sulit, semua itu menjadi pelajaran hidup yang berharga.
Di tengah hiruk-pikuk Jalan Pangeran Cakrabuana, keberadaan Slamet dan gerobak nangkanya menjadi oase kehangatan dan kebaikan. Sebuah kisah yang mengingatkan kita bahwa di balik setiap pekerjaan sederhana, terdapat perjuangan yang besar dan inspirasi yang luar biasa.
Dengan semerbak manis buah nangkanya, menjadi bukti bahwa dalam setiap detik kerja keras, tersimpan harapan dan kebahagiaan. Ayah dari tiga anak juga mengaku dari setiap potongan buah nangka yang dijualnya. Ternyata mampu memberikan pendidikan yang layak bagi anak-anaknya.
"Dari nangka saya juga nggak nyangka bisa kuliahin anak kedua dan anak ketiga saya," jelasnya.
Dua anak Slamet sudah menyandang gelar sarjana berkat nangka. Sementara anak ketiganya masih berjuang untuk bisa memakai toga.
Meskipun dengan pendapatan yang tidak menentu selama berjualan buah nangka. Ia tidak pernah menyerah untuk terus berjualan buah nangka yang telah membawa keberkahan bagi keluarganya.
"Bersyukur juga dari nangka saya bisa betulin rumah bisa membawa keberkahan buat keluarga juga," bebernya.
(sud/sud)