Buah Ketekunan Masrudin Kejar Cita-cita Antar Anak Jadi Sarjana

Kabupaten Pangandaran

Buah Ketekunan Masrudin Kejar Cita-cita Antar Anak Jadi Sarjana

Aldi Nur Fadillah - detikJabar
Selasa, 13 Agu 2024 06:00 WIB
Toko buku milik Masrudin di Pangandaran
Toko buku milik Masrudin di Pangandaran. (Foto: Istimewa)
Pangandaran -

Memiliki anak yang berpendidikan tinggi merupakan cita-cita setiap orang tua. Apalagi dengan keterbatasan ekonomi, mimpi itu terasa tinggi.

Itulah yang dialami oleh Masrudin. Pria 57 tahun asal Pangandaran ini sukses mewujudkan cita-citanya. Ekonomi pas-pasan tak membuat Masrudin pantang menyerah untuk menyekolahkan anaknya tinggi.

Keteguhan Masrudin yang hanya seorang penjual buku ini berbuah manis. Kedua anaknya kini menyandang status sarjana.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain berprofesi sebagai penjual buku, Masrudin juga acapkali menggeluti bidang pariwisata. Selama 30 tahun, dirinya juga nyambi sebagai pemandu wisata.

Perjalanan hidup Masrudin bermula dari berjualan buku dengan toko yang diberi nama MM Book. Lokasi tokonya berada di Jalan Pasanggrahan, Kawasan Wisata Pantai Pangandaran.

ADVERTISEMENT

Sekitar tahun 1990an tempat itu cukup berjaya dan menjadi lokasi favorit bagi wisatawan asing yang literat.

"Dulu periode berjaya pada tahun 1990 hingga 1999-an. Alhamdulillah laku keras sih tidak. Cuma karena dulu toko buku saya itu berada tak jauh dari pantai, seakan menjadi tourism information center," kata Masrudin, belum lama ini.

Toko buku milik Masrudin di PangandaranToko buku milik Masrudin di Pangandaran Foto: Istimewa

Ragam buku dijual Masrudin. Dari mulai buku pengetahuan hingga novel. Dari buku, Masrudin kemudian berkiprah menjadi pemandu wisata.

"Dulu kan belum ada gadget secanggih sekarang. Kalo menanyakan lokasi tempat wisata selain pantai sering meminta antar hingga berujung memberikan jasa pemandu," tuturnya.

Pahit dan manis dirasakan Masrudin selama melakoni profesinya itu. Jika mengandalkan dari buku saja, Masrudin keteteran. Sehingga, saat ada peluang menjadi pemandu wisata, Masrudin tak melewatkan.

"Karena kalau dari jualan buku tidak seberapa sebetulnya, tapi yang lumayan kalo dari jasa memandu turis," katanya.

Menjadi pemandu wisata tentu harus memiliki modal salah satunya bahasa. Awalnya, Masrudin sempat terkendala bahasa namun dengan ketekunannya belajar, pelan-pelan kendala itu bisa teratasi.

"Belajar sedikit-sedikit bahasa Inggris, kalo sering jadi kebiasaan paham apa yang mereka sampaikan," ucapnya.

Sama seperti berjualan buku, Masrudin pun serius menekuni jasa pemandu wisata. Hal ini semata-mata dia lakukan untuk menambah penghasilan.

"Dulu kan masih langka yang menjadi pemandu wisata, maka waktu itu saya inisiatif aja setiap kali wisatawan berkunjung ke toko saya langsung ditawarkan beberapa destinasi, seperti cagar alam hingga Green Canyon," ucapnya.

Ia mengatakan penghasilan yang didapatkan sebagai pemandu wisata saat cukup lumayan. "Ya uang Rp 50 ribu sampai Rp 100 ribu tahun 1990an kan gede ya. Sekitar segitu sekali libur bisa dapat," ucapnya.

Masrudin mengaku bersyukur dari jerih payahnya sebagai penjual toko buku dan pemandu wisata dapat membawa kedua anaknya mandiri dan tumbuh besar.

Masrudin antar anak wisuda sarjanaMasrudin antar anak wisuda sarjana Foto: Istimewa

"Puteri saya yang ke satu sudah lulus P.si atau sarjana psikologi, alhamdulillah sudah kerja saat ini. Sementara puteri kedua masih kuliah semester 3," katanya.

Selain uang yang didapatkan, kata Masrudin, hingga saat ini sahabat-sahabat turis yang pernah ke Pangandaran masih menjalin hubungan dengan baik.

"Sebetulnya esensinya tidak hanya uang, tapi banyak teman dan juga ilmu ketika bertemu turis dari berbagai negara," ucapnya.




(dir/dir)


Hide Ads