Bulan Safar atau bulan kedua di kalender Hijriah juga dikenal bagi warga di Kabupaten Indramayu sebagai bulan cimplo. Sebab, di bulan ini banyak warga yang membuat kue cimplo sebagai tradisi tolak bala.
Muslimat Ranting Tikungan, Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu misalnya. Hampir setiap tahun, mereka rutin membuat kue cimplo setiap memasuki bulan Safar.
"Ini biasa kita setiap tahun di bulan Safar itu bikin cimplo," ujar pembuat kue cimplo, Musyarofah kepada detikJabar, Minggu (11/8/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, rutinitas yang dilakukan kelompok Muslimat Ranting Tikungan ini dilakukan untuk sedekah sekaligus sebagai tolak bala. Sebab, dengan sedekah dipercaya bisa menghindari musibah.
"Setiap tahun Alhamdulillah mengadakan bikin kue cimplo untuk tolak bala intinya mah dan sedekah," ungkapnya.
Dalam prosesnya, setiap kader muslimat membayar iuran atau bahan. Termasuk tepung beras sebagai bahan utama pembuatan kue cimplo.
![]() |
Puluhan kilogram tepung beras yang terkumpul kemudian dicampur air hangat sebelum dilakukan ulen-ulen. Dengan tambahan sedikit ragi, satu adonan dalam ember besar diuleni agar mudah mengembang.
Setelah dirasakan cukup. Adonan tersebut kemudian dicetak dalam wajan kecil yang berbentuk bundar.
"Intinya itu dari masyarakat, dari Muslimat, oleh Muslimat untuk Muslimat nanti akan dibagikan ke seluruh masyarakat yang ada di Tikungan," ujarnya.
Selain kue cimplo, mereka juga menyiapkan gula merah cair untuk sajian pendamping saat menyantap cimplo. Cairan gula merah direbus dengan campuran parutan kelapa dan sedikit daun pandan untuk penyedap aroma.
"Karena sedekah itu kan untuk menghindari bala," ungkapnya.
(dir/dir)