Selepas azan asar, warga di Desa Krasak, Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Indramayu berduyun-duyun turun ke Jalan. Mereka tampak bersiap mengikuti tradisi halal bihalal.
Tidak hanya itu, puluhan kreasi ogoh-ogoh pun mulai berbaris rapi di sepanjang jalan. Suara jedag-jedug musik dari sistem tata suara meriahkan jalannya persiapan arak-arakan.
Kekompakan semakin terlihat tatkala para pengiring mengenakan kaus seragam. Masing-masing warga di setiap RT (rukun tetangga) punya ciri dan desain tersendiri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aksi itu sontak menarik perhatian warga lainnya. Bahkan, tidak sedikit pengendara yang melintas turut merekam tradisi yang rutin digelar setiap tahunnya itu.
Warga Desa Krasak rupanya mempersiapkan tradisi ini sejak awal bulan Ramadan. Mereka secara swadaya membuat aneka kreasi ogoh-ogoh sesuai tema yang ditentukan panitia.
"Ini tampilan Batara Kala dan Dewa Kumara. Ceritanya anak Dewa Siwa yang ingin memakan adiknya Dewa Kumara, karena dia lahir di Hari Sabtu Kliwon jadi harus dimakan," kata salah seorang pemuda Desa Krasak, Heri Sandi (30), Sabtu (5/4/2025).
Proses pembuatannya lanjut Heri, berlangsung sejak awal bulan Ramadan kemarin. Dibantu seorang seniman lokal, warga menentukan tokoh pewayangan, cerita, desain hingga pembentukan dilakukan secara bersama.
Heri menakar, total biaya yang dikeluarkan selama pembuatan ogoh-ogoh mencapai hampir Rp5 juta. Biaya itu mereka kumpulkan secara swadaya.
"Sudah ada sejak tahun 2000-an lah. Semakin ke sini semakin berkembang," katanya.
Saking mengakarnya, tidak sediki perantau yang rela cuti demi memeriahkan acara yang sudah berlangsung sejak 51 tahun lalu. "Banyak yang pulang, ada juga yang di Jepang rela cuti," ucapnya.
Tidak banyak harapan, kemeriahan ini diharapkan menjadi bahan untuk mempererat silaturahmi. Mempersatukan pemuda dan memajukan desa.
Di tahun ke 51 ini, acara karnaval dalam rangka halalbihalal dibalut dengan tema Sahitya Raksa. Yaitu menampilkan kisah epik dari Mahabarata.
Sedikitnya terdapat 22 kreasi yang tampil dalam karnaval tersebut. Mulai dari tokoh tokoh Pendawa, Hanoman, hingga Punakawan.
"Seperti apa yang ada dalam kisha epik tersebut. Yakni Mahabarata, jadi ada yang bikin pewayangan, Rama Sinta dan lainnya," kata Kuwu Desa Krasak, Khairul Isma Arif.
Namun, Arif menegaskan tradisi halal bihalal di Desa Krasak yang sudah berjalan sejak 51 tahun lalu ini tidak hanya identik dengan karnaval.
Melainkan, rangkaian kegiatan sudah digelar sebelumnya. Mulai dari kegiatan keagamaan, aneka perlombaan hingga sunatan massal.
(sud/sud)