Wisata tebing air terjun buatan di kawasan Bojongsari, Kabupaten Indramayu belakangan ramai diperbincangkan usai mantan Kadisbudpar Indramayu dan seorang pihak swasta resmi jadi tersangka kasus korupsi. Harapan Indramayu memiliki wisata bak air terjun indoor seperti Gardens By The Bay di tepian Marina Bay, Singapura pun tertunda.
Objek wisata yang digadang-gadang bakal menjadi lokomotif ekonomi di Kabupaten itu sempat beroperasi pada tahun 2020 silam. Dilansir dari laman diskominfo.indramayukab.go.id, tebing air terjun buatan itu sempat diresmikan pemerintah Kabupaten Indramayu pada Selasa (29/12/2020).
Saat diresmikan, wisata yang kini terdapat kasus korupsi itu diharapkan bakal menjadi lokomotif untuk menumbuh-kembangkan sektor ekonomi lainnya. Dari jasa transportasi, hotel, kuliner hingga UMKM dapat berkembang jika wisata yang menelan anggaran miliar rupiah itu dikelola dengan baik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Makanya seperti yang tadi saya sampaikan dengan investasi yang cukup besar ini maka kita harus ada inovasi dalam rangka untuk membangkitkan pariwisata untuk menumbuhkan lokomotif ekonomi yang lain," kata Asisten Ekonomi Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat (Asda II) Kabupaten Indramayu yang saat itu dijabat Maman Kostaman.
Penelusuran detikJabar pada Selasa (23/7/2024) pukul 12.00 WIB, rencana pembangunan wisata tebing air terjun buatan itu dimulai sejak tahun 2016 silam. Total anggaran yang digelontorkan selama pembangunan mencapai Rp142,4 miliar lebih, anggaran itu bersumber dari APBD Kabupaten Indramayu.
Dilihat dari laman lpse.indramayukab.go.id, biaya proses pembangunan itu dimulai sejak tahap perencanaan hingga pembuatan pada tahap kelima di tahun 2019. Nilai kontrak proyek tersebut bervariasi dari Rp105,6 juta hingga tertinggi mencapai Rp14,8 miliar sesuai kebutuhan kontrak pengerjaan.
Sementara, kontruksi tebing air terjun yang terletak berdekatan dengan sejumlah tempat wisata lain seperti Gedung IPTEK Mutiara Bangsa, kolam renang, hingga waduk Bojong itu terdiri dari 4 lantai.
Seperti dijelaskan pada laman diskominfo.indramayukab.go.id, lantai pertama pada tebing tersebut dijadikan sebagai pusat kuliner, untuk lantai kedua menjadi tempat bermain anak. Kemudian di lantai ketiga terdapat ruang karaoke untuk bersantai bersama keluarga, dan di lantai keempat sebagai ruang spa.
Di sekitar lokasi tebing, masih terlihat sejumlah objek wisata dan wahana bermain lainnya, seperti kereta mini monorel, roller coster, kapal ayun colombus, dan taman-taman.
Sebelum ditetapkan sebagai tersangka korupsi pembangunan tebing air terjun buatan tahap kelima, Carsim saat menjabat Kadisbudpar Indramayu menyebut pengoperasian wisata air terjun buatan masih dalam tahap uji coba dan belum berlaku untuk umum. Hal itu seiring adanya pandemi COVID19. Namun, masyarakat Indramayu khususnya dapat memasuki wisata secara gratis pada Sabtu dan Minggu selama masa promosi ketika itu.
"Dalam satu tahun ini kita akan melihat perkembangannya. Tadi saya juga lapor ke Asisten Daerah. Kita sulit menghitung potensi targetnya, makanya dalam satu tahun ini akan melakukan uji coba dahulu, kita promosi dulu ke masyarakat," kata Carsim yang dimuat oleh dikominfo Indramayu.
Tidak berselang lama, jam operasional wisata itu dihentikan hingga terlihat terbengkalai seperti saat ini.
Objek wisata itu masih menjadi perhatian pemerintah Kabupaten Indramayu. Bupati Indramayu Nina Agustina yang sempat terkesima ketika meninjau lokasi wisata itu pada 12 Mei 2023 lalu. Namun minat untuk kembali mengeoperasionalkan wisata itu terhalang oleh regulasi dan perbaikan pada sejumlah wahana.
"Kemarin sempat kita hidupkan kembali untuk acara festival mangga. Tetapi memang belum terkelola dengan baik karena regulasi dan lainnya yang perlu kita perbaiki," kata Nina Agustina yang dimuat oleh dikominfo Indramayu.
(sud/sud)