Di tengah ramainya pasar Balong Indah Plaza (BIP), Kota Cirebon. Terdapat situs makam yang dikeramatkan oleh masyarakat sekitar. Petilasan atau situs tersebut terletak tepat di belakang gedung Pasar Balong Indah Plaza.
Untuk sampai ke lokasi makam, pengunjung harus melewati Pasar Balong terlebih dahulu. Masuk ke bagian belakang, melewati tempat parkir. Lalu dilanjut jalan kaki melewati musala Pasar Balong, tepat di sampingnya ada jalan tangga setapak yang menjadi penghubung antara Pasar Balong dan situs makam.
Dari depan situs, tampak sebuah gerbang dengan ukiran Macan Ali di atasnya. Di samping bawahnya, terdapat pula ukiran berwarna hijau yang bertuliskan Ki Gede Pekiringan dan Pangeran Penggung. Tepat di sebelahnya, ada sebuah ruangan berwarna putih yang menjadi petilasan Ki Gede Pekiringan. Orang sekitar menyebutnya sebagai makam Ki Gede Pekiringan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut juru Kunci makam Arbai Kusuma (66), karena lokasinya di belakang pasar, membuat situs makam Ki Gede Pekiringan tersembunyi. "Pemerintah juga tahunya di sini ada situs makam tuh pada tahun 2015. Sebelumnya mah nggak pada tahu, cuman orang sini saja yang pada tahu," tutur Senin (1/7/2024).
Arbai memaparkan, untuk makam paling besar merupakan makam dari Ki Gede Pekiringan. Sedangkan di sekitarnya adalah makam dari leluhur orang Pekiringan. "Kalau Ki Gede Pekiringan itu masanya sebelum para wali sekitar tahun 1403. Ki Gede Pekiringan itu uwaknya Sunan Gunung Jati," tutur Arbai.
![]() |
Menurut Arbai, Ki Gede Pekiringan merupakan nama lain dari Ki Gede Pekalangan atau Pangeran Cakrabuana. Menurutnya, Pangeran Cakrabuana memang memiliki beberapa nama yang berbeda-beda.
"Namanya emang beda-beda, tapi orangnya cuman satu. Kayak Ki Gede Pekalangan karena beliau punya pedati yang dikendarai oleh kerbau. Ibaratnya, pedatinya di Pekalangan tapi tinggalnya mah di Pekiringan," tutur Arbai.
Arbai sendiri sudah puluhan tahun menjadi juru kunci makam Ki Gede Pekiringan. "Saya sendiri jadi juru kunci dari tahun 1987, turunan dari orang tua juga, jadi sejak kecil sudah tinggal di sini," tutur Arbai.
Menurut Arbai, Ki Gede Pekiringan dikenal juga sebagai Kiai Faqir, yang menyebarkan agama Islam dengan cara membuka banyak pengajian untuk masyarakat sekitar.
"Lama-kelamaan pengajianya ramai, sampai setiap Kiai Faqir pergi, selalu diiringi oleh santri dan pengikutnya. Sehingga dijuluki Ki Gede Pekiringan yang berasal dari kata iring yang artinya mengikuti atau mengiringi," tutur Arbai.
Selain makam Ki Gede Pekiringan, ada juga makam Pangeran Panggung yang masih menjadi bagian leluhur orang Pekiringan. Menurut Arbai, meski lokasinya di belakang pasar, masih ada pengunjung yang datang untuk berziarah.
"Pengunjung mah ada yang datang. Cuma saya tekankan apapun tujuannya, tetap mintanya kepada Allah SWT, jangan sampai salah kaprah," pungkas Arbai.
Situs makam Ki Gede Pekiringan beralamat di Pekalangan, Kecamatan Pekalipan, Kota Cirebon.
(sud/sud)