Menyusuri Situs Makam Legendaris Ki Buyut Trusmi Cirebon

Menyusuri Situs Makam Legendaris Ki Buyut Trusmi Cirebon

Fahmi Labibinajib - detikJabar
Rabu, 01 Jan 2025 07:00 WIB
Area situs dan masjid keramat Ki Buyut Trusmi Cirebon
Area situs dan masjid keramat Ki Buyut Trusmi Cirebon. Foto: Fahmi Labibinajib/detikJabar
Cirebon -

Selain dikenal sebagai sentra batik di Cirebon, daerah Trusmi juga dikenal dengan situs bersejarahnya, yakni situs keramat Ki Buyut Trusmi, yang terletak di Desa Trusmi Wetan, Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon. Sebagai tempat yang menjadi makam tokoh penyebar agama Islam, situs Ki Buyut Trusmi memiliki keunikannya tersendiri.

Dengan dikelilingi oleh tembok batu bata merah, area situs Ki Buyut Trusmi memiliki luas sekitar 8.000 meter persegi. Di dalamnya, situs Ki Buyut Trusmi memiliki beberapa bagian. Dimulai dari bagian depan yang terdapat alun-alun, dan juga gapura candi bentar yang bertuliskan situs keramat Ki Buyut Trusmi. Setelah melewati gapura, pengunjung akan masuk lewat pintu situs yang diberi nama Gerbang Kori Agung, di bagian kanan dan kirinya, terdapat gentong berwarna merah.

Sebelum masuk, pengunjung diharuskan untuk melepaskan alas kaki terlebih dahulu. Masuk ke dalam, terlihat pendopo atau bale yang menjadi tempat menerima tamu, pendopo tersebut dibuat dengan atap yang menggunakan welit atau ilalang. Welit atau ilalang yang menjadi atap dari beberapa bangunan di Trusmi, akan diganti dalam tradisi yang disebut dengan Memayu Ki Buyut Trusmi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terlihat juga sebuah masjid keramat yang menyatu dengan area situs. Di bagian luar masjid, terdapat padasan berwarna merah yang terbuat dari tanah liat, padasan tersebut digunakan untuk pengunjung yang ingin berwudu. Tidak jauh dari padasan, terlihat sumur keramat yang dilindungi dengan bangunan berwarna putih. Konon, sumur keramat tersebut adalah mata air pertama di Trusmi.

Di area masjid, terdapat bedug, mimbar dan sokoguru yang memiliki motif daun dan bunga. Di bagian belakang masjid, ada bangsal Witana, yang menjadi tempat salat yang pertama kali dibuat oleh Ki Buyut Trusmi. Tepat di samping Witana, terdapat sebuah kolam dengan kedalaman mencapai 7 meter, yang disebut dengan Pakulahan. Kolam tersebut dikelilingi oleh bata merah dan diberi papan peringatan agar berhati-hati.

ADVERTISEMENT

Karena merupakan situs makam, ada banyak makam kuno di dalam area situs, makam-makam kuno tersebut merupakan makam dari pengikut Ki Buyut Trusmi. Sedangkan, untuk makam Ki Buyut Trusmi letaknya ada di bagian tengah situs, sebelum masuk ke makam, harus melewati pintu kecil dan susunan batu bata merah yang disebut dengan huta hijab, yang berfungsi sebagai pembagi antara ruangan satu dengan ruangan lain.

Pegiat sejarah dan naskah kuno, Farihin, memaparkan, situs Ki Buyut Trusmi sendiri dahulu merupakan wilayah perdikan atau wilayah yang dibebaskan dari membayar pajak oleh Kerajaan Cirebon. Alasan dibebaskannya pajak di wilayah Trusmi, adalah, karena Trusmi merupakan wilayah yang dihormati oleh kalangan elit Kerajaan Cirebon.

Area situs dan masjid keramat Ki Buyut Trusmi CirebonArea situs dan masjid keramat Ki Buyut Trusmi Cirebon Foto: Fahmi Labibinajib/detikJabar

"Keberadaannya sangat dihormati oleh kalangan elite Istana Pakungwati karena wilayah itu terafiliasi dengan keturunan Pangeran Cakrabuana. Selain itu, salah satu anak Sunan Gunung Jati yang pertama juga mendiami Trusmi, yang disebut Pangeran Mangkurat Sari Trusmi, yang kelak menurunkan keluarga Syekh Tolhah Kalisapu," tutur Farihin, belum lama ini.

Sedangkan untuk sosok Ki Buyut Trusmi sendiri, menurut Farihin, dalam Naskah Purwaka Caruban Nagari yang ditulis oleh Pangeran Arya Cirebon pada tahun 1720. Ki Buyut Trusmi merupakan mertua dari Pangeran Cirebon bin Pangeran Cakrabuana. Kala itu, lanjut Farihin, Ki Buyut Trusmi memiliki seorang putri yang bernama Nyai Cupluk yang menikah dengan Pangeran Cirebon, dari pernikahan keduanya memiliki seorang putra yang bernama Bung Cikal yang memiliki nama lain Manggana Jati.

Menurut Farihin, Bung Cikal Inilah yang sempat meminta hak waris dari Istana Pakungwati, setelah wafatnya Sunan Gunung Jati. "Dalam cerita masyarakat lokal, sosok Bung Cikal inilah yang sempat meminta hak waris saat Istana Pakungwati ditinggal wafat oleh Sunan Gunung Jati. Bung Cikal merasa punya hak untuk menduduki tahta Cirebon," pungkas Farihin.

Biasanya, situs keramat Ki Buyut Trusmi akan ramai dikunjungi saat malam Jumat Kliwon, saat itu, para peziarah akan datang untuk berdoa dan membaca tahlil di makam Ki Buyut Trusmi.

(sud/sud)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads