Momen hari raya jadi hari special bagi Ato (48). Sudah puluhan tahun, pria tersebut menjual bunga selasih setiap hari raya baik Idul Fitri maupun Idul Adha.
Setiap H-2 hari raya, Ato sudah berjualan di Kawasan Cirebon. Ato tak sendiri, dia dibantu oleh anaknya untuk menjajakan bunga yang konon disebut juga 'bunga surga' itu.
"Tiap tahun jualan, ada dua puluh tahunan mah, tapi jualan nya tiap mau hari raya saja," tutur Ato saat berbincang dengan detikJabar di Pasar Perumnas, Kecamatan Harjamukti, Cirebon belum lama ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bunga yang dijual Ato punya keistimewaan. Sekilas, bunganya mirip dengan kemani. Namun jika diperhatikan lebih jauh, bunga selasih memiliki perbedaan dengan bunga kemangi.
"Bentuknya sama tapi kalau kemangi tuh bijinya nggak dipakai, karena kalau mekar yang dimanfaatkan cuman daunya saja ," tutur Ato.
Karena manfaatnya, sambung Ato, bunga selasih sering dikenal juga sebagai bunga surga. Sebab, bunga tersebut dipercaya dapat meringankan siksa orang yang sudah meninggal. Menurut Ato, bunga tersebut kebanyakan dipakai di wilayah Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan.
"Banyak dipakai khususnya di wilayah tiga Cirebon itu bunga selasih. Kayak udah jadi ciri khasnya lah. Kalau di arab itu namanya bunga surga, karena banyak manfaatnya," tutur Ato.
![]() |
Menurut Ato, salah satu alasan kenapa bunga selasih dipilih sebagai bunga untuk berziarah adalah karena wanginya yang tahan lama. Selain itu juga, bunga selasih dipercaya sebagai bunga kesukaan Sunan Gunung Jati.
"Karena wangi, tidak mudah kering. Meski kalau dilihat mah biasa aja, tapi wanginya tahan lama, sama nggak mudah layu juga. Seminggu setelah ditaruh di kuburan juga masih ada wanginya," tutur Ato.
Selain sebagai bunga yang memiliki wangi tahan lama, kata Ato, biji bunga selasih juga memiliki manfaat lain, yakni dapat meringankan panas dalam.
"Kalau sudah tua dan kering itu kan keluar bijinya. Nah bijinya dikasih air hangat nantikan mengembang bijinya, warnanya agak putih kecil gitu. Itu sudah bisa jadi obat panas dalam," tutur Ato.
Menurut Ato, masa tumbuh dari bunga selasih sendiri terbilang cepat, yakni hanya memerlukan waktu tiga bulan. "Cepat tumbuhnya, misal buat idulfitri, itu sebelum bulan ramadan ditanam dulu, nanti dipanen nya pas hari menjelang idul fitri," tutur Ato.
Ato tidak menanam sendiri bunga selasihnya. Tapi ia dapatkan dari petani yang ada di sekitar Cirebon.
"Bunga selasih di Cirebon banyak yang menanam, kan tumbuhnya cepat, biasanya kita ambil dari petani di daerah Sumber," tutur Ato.
Jika menjelang hari raya Idul Adha seperti sekarang, dalam sehari, Ato bisa menjual ratusan ikat bunga selasih dengan omzet ratusan ribu rupiah.
"Bisa sampai seratus iket yang terjual, satu ikatnya itu dijual Rp 2.000. Tapi ada juga yang harga Rp 25.000 itu mah khusus yang sudah dihias kaya buket gitu," pungkas Ato.
(dir/dir)